More Links

Saturday, September 18, 2010

10 alasan Aceh mendukung Malaysia

10 alasan Aceh mendukung Malaysia

Jika terjadi perang antara RI dan FM

1. Ada sekitar 300.000 (+) warga aceh di Malaysia (legal/illegal). Ada yang masih mengandalkan kad tsunami. Jika mereka pulang ke aceh, bertambah pula pengangguran di aceh, padahal selama ini mereka banyak mengirimkan ringgit ke aceh.

2. Kedekatan territorial dengan Malaysia. Ini bisa menjadi pertimbangan bila aceh bergabung menjadi salah satu Negara Federal ke Malaysia. Tinggal bikin terusan di perbatasan Sumut.

3. Kedekatan emosional aceh dengan Malaysia. Dekat secara kewilayahan tentu saja berimplikasi dalam budaya, sesama rumpun melayu yang memiliki hubungan historis tentu lebih mudah berintegrasi.

4. Faktanya penduduk negeri ipin dan upin lebih suka dengan TKI asal aceh, dibanding TKI asal jawa. Ini terbukti dengan sikap mereka yang lebih kasar kepada TKI asal jawa, indon mereka menyebutnya, sedang aceh tidak disebut sebagai indon.

5. Banyak warga aceh yang menikah dan beranak pinak dengan warga Malaysia, dari zaman kerajaan, P. Ramlee, hingga sekarang masih ada kampong aceh di Malaysia.

6. Aceh sudah sering ditipu dan dikerjai oleh RI. Begitu menderitanya bangsa aceh semenjak bergabung ke RI. Apa orang aceh mau jatuh kelubang yang sama berkali-kali.

7. Hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air sebagian daripada iman. Itu maksudnya tanah air islam. RI yang mayoritas islam tidak bisa memperjuangkan nasib kaum muslim yang selalu tertindas dan termarjinalkan sementara di malay 40 persen warga melayu islam mampu diproteksi oleh negeri dengan hak istimewanya menjalankan syariat islam.

8. Indonesia tidak akan pernah maju kalau kondisinya terus begini. Ilmuwan indonesia yang materialistis lebih memilih malaysia karena selain fasilitas juga digaji layak. Atlit indonesia juga banyak yg pindah ke malaysia. Kini kebanyakan orang aceh lebih memilih melajutkan study di malaysia.

9. Meskipun ada orang aceh yg dihukum mati, itu wajar, karena terlibat narkoba. Kan di indonesia juga dihukum mati, tanpa pengadilan lagi. Artinya malaysia juga tak bisa disalahkan.

10. Diplomasi malaysia lebih baik dari indonesia, orang aceh mudah dirayu oleh orang yang pandai berdiplomasi. GAM banyak mendapat suaka politik di malaysia.

338 comments:

  1. faktanya memang bener

    ReplyDelete
  2. Jangan samakan Jawa Indon dan Jawa Malaysia.

    ReplyDelete
  3. AH..WAH..WAH..MALAY APARTHEID..MERASA LEBIH BAIK DARIPADA JAWA YANG DIA BENCI...BUT..READ & BEWARE THIS....AKIBAT HOBI ANGKAT ISSUE SODOMI TERHADAP MR ANWAR..ORANG2 PONDAN SEMAKIN BERANI KE MALASYA....DASAR BODOH!!!


    Senin, 06 September 2010, 00:17 WIB


    Al Arabiya
    Komunitas Gay Malaysia Diam-diam Dirikan Gereja Khusus Homoseksual
    Pendeta Ouyang Wen Feng

    REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR--Entah apa yang sedang terjadi di Malaysia. Kabar tak sedap ini sudah barang tentu bisa sangat mencemari negeri jiran itu.

    Tanpa sepengetahuan otoritas setempat, kalangan homoseksual alias gay setempat telah mendirikan sebuah gereja untuk kalangan mereka selama tiga tahun terakhir di pinggiran Kuala Lumpur. Gereja itu didirikan oleh pendeta Ouyang Wen Feng yang juga seorang gay.

    ReplyDelete
  4. Selama beroperasi secara diam-diam, geraja itu menggelar kebaktian dan memberikan pelajaran mengenai alkitab bagi sekelompok gay beragama Kristen setiap hari Minggu. Namun setelah tiga tahun berdiri, pendeta Ouyang akhirnya mengumumkan kepada publik perihal gereja yang dipimpinnya itu. Dia ingin gereja itu bisa beroperasi secara legal.



    Kontan, keinginan Ouyang itu menuai kritikan dan amarah dari kalangan pemuka agama setempat. Apalagi, homoseksual masih dikategorikan kejahatan yang bisa dikenakan hukuman 20 tahun penjara. Pemuka agama di sana pun khawatir pendirian gereja bagi kalangan gay itu hanya akan mendorong perilaku homoseksualitas.

    Keinginan Ouyang itu tampaknya tak lepas dari misi komunitas gay di Malaysia yang memperjuangkan hak-haknya. ''Kami bekerja untuk menarik lebih banyak orang agar mau bergabung dengan gereja, untuk orang-orang Kristen agar keluar dan menjalani kehidupan yang sesungguhnya,'' ujar pendeta Ouyang yang telah menikah selama sembilan tahun sampai ia mempublikasikannya pada publik pada 2006.

    ReplyDelete
  5. ''Apakah seseorang gay atau normal atau biseksual, mereka memiliki orientasi seksual, itu bukan sesuatu yang membuat kita menjadi gay.''

    Ouyang mengatakan, gereja juga melayani kalangan biseksual, waria, serta heteroseksual. Dia ingin menunjukkan bahwa komunitas ini tidak sendirian. ''Ketika saya masih muda, saya mengharapkan ada seseorang yang baik, yang sangat dikagumi dan dihormati di masyarakat, mau berterus terang dan mengatakan bahwa saya juga seorang gay,'' ujar pria berusia 40 tahun ini.



    Tokoh agama Malaysia menentang keras kalangan orientasi seks menyimpang itu. Otoritas keagamaan setempat pada 2008 pernah mengeluarkan fatwa larangan terhadap homoseksual atau lesbian. ''Homoseksualitas akan menghancurkan dunia kita, dan tidak mensyukuri ciptaan Tuhan,'' kata seorang ulama, Harussani Zakaria. ''Homoseksualitas adalah hal yang sangat buruk. Allah telah menciptakan pria dan wanita, bagaimana bisa pria berpasangan dengan pria, dan wanita dengan wanita?''

    ====> DASAR MALAY RASIS GOBLOK!!!! KAMU ORANG BUKA KOTAK PANDORA DENGAN MENYEBUT2 ISSUE SODOMI... BENER2 NAJIS...SUDAH MUNCUL BENERAN TUH...MEMALUKAN...

    ReplyDelete
  6. HAHAHAHA....ACCUSE SOMEBODY BUT KAMU REGIM APARTHEID MALAYSIA TIDAK DAPAT BUKTI...MAKA SESAMA MELAYU (KATANYA) TANPA BELAS KASIHAN KAMU TUDUH MELAKUKAN SODOMI????????? WHAT THE HELL....SUDAH TAHU ISUE HOMOSEKSUAL TERLARANG DALAM ISLAM KAMU BAWA2 TUDUH MR ANWAR??? GOBLOK!!! TAHU AKIBATNYA?? MAKIN BANYAK ORANG PONDAN YANG INGIN MASUK MALASYIA....


    Sabtu, 4 Mei 2002


    Pada Hari Kebebasan Pers, Malaysia Bekukan Media

    KUALA LUMPUR -- Sehari sebelum peringatan kebebasan pers dunia, pemerintah Malaysia pada Kamis lalu membekukan untuk sementara izin penerbitan sebuah tabloid. Penyebabnya, media itu menurunkan berita tentang perilaku seks menyimpang ketua organisasi pemudi UMNO.

    Wakil Deputi Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi mengatakan bahwa tabloid Perdana Sari telah melanggar Undang-Undang Media Cetak dan Publikasi. Menurut Badawi, yang juga Menteri Dalam Negeri, tabloid itu melansir berita sensasional yang dapat menghancurkan nilai moralitas.

    "Pejabat kementerian telah menganalisis laporan di tabloid itu dan saya setuju untuk membekukan izin penerbitannya selama tiga bulan," kata Badawi sebagaimana dikutip koran The Star.

    ReplyDelete
  7. Perdana Sari yang baru berusia dua bulan itu beberapa kali menurunkan berita utama tentang perilaku seksual Azalina Othman, ketua organisasi pemudi UMNO. Menurut Khalid Jafri, penerbit tabloid itu, Azalina adalah seorang lesbian. Hal ini tentu ditolak Azalina dan menuduh laporan Khalid sebagai kebohongan.

    Khalid Jafri yang menerbitkan Perdana Sari sudah lama dikenal dengan tulisan-tulisan kontroversial. Pada 1998, ia pernah menulis buku berjudul 50 Alasan Anwar Tak Boleh Menjadi Perdana Menteri. Buku itu mengguncang pertemuan tahunan UMNO di kala Anwar masih menjabat wakil presiden partai berkuasa itu. Pada September 1998, Mahathir menggunakan tuduhan di buku itu untuk menjatuhkan Anwar.

    Ketua partai oposisi Democratic Action Party (DAP) Lim Kit Siang mengkritik keras keputusan itu. Dalam pernyataan pada peringatan Hari Kebebasan Pers, Lim mengatakan bahwa pelanggaran hak kebebasan berbicara di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir sudah amat mengkhawatirkan.

    ReplyDelete
  8. Ia juga meminta Komisi HAM Malaysia (Suhakam) untuk memonitor pelanggaran kebebasan pers di sana. "Tanpa menyelidiki benar tidaknya tuduhan Perdana Sari, Kementerian Dalam Negeri telah membekukan izinnya selama tiga bulan. Ini hal yang memprihatinkan, bukan hanya bagi para jurnalis, tapi juga bagi masyarakat sipil seluruhnya," kata Lim.



    Ketua Suhakam Profesor Hamdan Adnan kemarin mengatakan, pihaknya akan membahas masalah Akta Penerbitan dan Mesin Cetak 1984 dalam sidang mendatang. Selain itu, menurut dia, sebetulnya ada sekitar 50 undang-undang yang membatasi komunikasi dan media. "Yang lebih menyedihkan, ada undang-undang yang memberi kekuasaan kepada menteri untuk menutup koran tanpa alasan apa pun, serta tidak perlu ke pengadilan," tutur Hamdan.

    Menurut dia, batasan terhadap media sebenarnya merugikan negara sendiri karena rakyat tidak mendapat informasi yang semestinya. Ini menyebabkan negara kurang berdaya menghadapi arus globalisasi.

    ReplyDelete
  9. Sementara itu, Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Informasi Zainuddin Maidin mencemaskan sikap pemerintah yang selalu menganggap setiap kritik sebagai usaha neokolonialisme. "Pengelola media massa harus membebaskan diri dari mental penjajahan dan menjadi anjing imperialisme media asing," katanya. ap/afp/malaysiakini/qaris

    =============> SO WHAT???? FREEDOM OF SPEECH??? IN THE BAD COUNTRY MALASYIA?? HAHAHA...VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! FREE MALAYA PENINSULA-SABAH-SARAWAK FROM MALAYA APARTHEID CANCER

    ReplyDelete
  10. Malaysia Masuk Daftar Hitam Perbudakan Modern

    Menteri Malaysia: Penilaian AS Tidak Adil
    Perdagangan manusia tidak bisa diatasi dalam waktu satu malam

    Kamis, 18 Juni 2009, 10:48 WIB


    VIVAnews - Malaysia akan meminta penjelasan dari kedutaan besar Amerika Serikat (AS) terkait laporan Departeman Luar Negeri AS yang menempatkan Malaysia dalam daftar hitam perbudakan modern. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Hussein, kemarin mengatakan bahwa justifikasi di luar kontrol pemerintah Malaysia adalah tidak adil.

    "Saya perlu tahu apa yang menjadi isu di sini. Jika ini berada dalam kontrol kami, kami akan melakukan apapun untuk mengatasinya, tetapi tentu saja ada batasan-batasan," kata Hishammuddin, seperti dikutip dari laman harian The New Straits Times, Kamis 18 Juni 2009. "Perbatasan dan batas pantai kami tidak sangat tertutup dan mereka harus realistis tentang ini dan menganggap kondisi ini sebagai pertimbangan."

    Dia mengatakan, masalah perdagangan manusia tidak bisa diatasi dalam waktu satu malam. "Kami akan mendapat perhitungan yang benar dan akuran dari kedutaan AS. Seperti yang kami lakukan pada 2007, ini bukan sesuatu yang baru," tandas Hishammuddin.

    Malaysia kembali masuk daftar hitam (Tier 3 Watch List) dalam Laporan Perdagangan Manusia (Trafficking in Persons Report) 2009 versi Departemen Luar Negeri AS. Dua tahun lalu Malaysia berada dalam daftar yang sama. Namun, setahun kemudian Malaysia berhasil naik peringkat ke "Tier 2 Watch List" karena dianggap telah melakukan upaya signifikan untuk memenuhi standar. Tahun ini, Malaysia kembali turun peringkat.

    Menurut Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, perdagangan manusia sama saja dengan bentuk perbudakan modern.

    Hishammuddin mengaku tidak terkejut dengan laporan itu, tetapi pemerintah tidak akan mengeluarkan nota protes. Sanksi yang bisa dihadapi adalah tidak menerima bantuan non-kemanusiaan dan non-perdagangan dari AS.

    ReplyDelete
  11. "Apa dampaknya? Jika sanksi ekonomi yang diberlakukan, itu tidak akan mempengaruhi posisi kami dalam kondisi ekonomi lemah saat ini. Perdagangan manusia adalah isu internasional dan mereka tidak punya keberanian selain memasukkan Malaysia ke level itu. Namun ini bukan berarti Malaysia tidak memiliki tanggung jawab atas komunitas global," terang Hishammuddin.

    Hishammuddin juga mengatakan, komite kabinet urusan pekerja asing dan komite urusan pekerja legal telah bergabung menjadi satu dan akan diketuai Deputi Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin. "Mereka akan mendiskusikan soal pengungsi, pekerja ilegal, anak jalanan, dan soal lain," kata Hishammuddin.

    "Kami sadar sepenuhnya akan tanggung jawab kami dalam isu-isu ini. Saya akan melakukannya tanpa tekanan dari siapapun karena ini adalah tanggung jawab kami," pungkas Hishammuddin.

    HMMMM.....WANNA BE FRIEND OF APARTHEID MALAY?? IT IS OKE...UP TO YOU...

    ReplyDelete
  12. Orang Acheh dan Minang hidup damai merantau cari rezeki bukan mau ikut perang politikus begok atas nama nasionalis rekaan kafir baik dari Malaysia dan Indonesia. Sibuk berperang harta kalian semuanya dinikmati Cina Singapura.

    ReplyDelete
  13. Wahhhhh.....jangan stress donzzz.......nanti kena kanker hati....hehehehe.....

    ReplyDelete
  14. Anonymous said...
    hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    Liat sendiri bagaimana tentera kopassus kebanggaan jawa itu membunuh anak2 kecil yg tidak berdosa, wanita2 lemah dan menanam mereka hidup2 dalam satu kuburan besar!!

    Nampak persamaannya di antara pengganas Serbs, Israel dan Jawa?

    hmmmmm... Al-Fatihah untuk mujahid2 aceh!!

    ReplyDelete
  15. Anonymous said...
    hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    panduan: tukar hxxp ke http dan buang space sebelum PPDi.

    Lihat foto2 itu, ingat nasionalisme rekasaya BABI KAFIR JAWA yang menjadi anutan mereka sekarang ini. Dan jangan lupa beginilah mereka MEMBANTAI orang SUNDA dulu. Ingat juga, ini cuma sebahagian kecil bukti berfoto. Yang tidak ada fotonya macamana? Dimana mayat orang Acheh yang lain?

    Maaf, nama "Babi KAFIR JAWA" saya ambil daripada situs itu sendiri.

    hmmmm...

    ReplyDelete
  16. Genocide in Acheh
    Drop dan ba u Mahkamah International !
    Wiranto Cs


    Drop dan ba u Mahkamah International !
    SBY Cs


    A family returns to its burned-out house
    by Indonesian military

    A mass grave has been unearthed
    "The darkest chapter in Indonesia's history" Grim evidence of the army's
    campaign against separatism in Aceh is only now being uncovered. Only now can
    the real grieving begin. The BBC's Jonathan Head:

    One of the sixty burned-alive Achehnese
    civilians by Indonesian army in the village of Lancok, Syamtalira Bayu, North
    Acheh, on 19/03/2002

    Investigators have found a number of mass graves in Acheh committed by the
    Indonesian regime

    Indonesian troops shot dead up to 60 peopleand wounded 10 last Friday in two
    villagesin Beutong Ateuh of West Aceh. And the bodies were thrown into an
    abandoned wel

    ''Name any human rights violations, Aceh has it. If anybody wants to research
    human rights violation, Aceh would be a perfect place to go.'' Debra Yatim, The
    Nation, Bangkok, October 14, 1999

    2-7 Achehnese killed everyday by
    Indonesian Colonialism Regime

    ReplyDelete
  17. WARGA ACEH DIBANTAI TNI GAN...

    [http://www.acehkita.com/berit a/syahruddin-dipukul-dengan-be nda-tumpul-koalisi-ham/]
    RAPAT SPASI

    Syahruddin Dipukul dengan Benda Tumpul: Koalisi HAM
    Oleh: Zulkarnaini - 24/06/2010 - 20:03 WIB

    BANDA ACEH | ACEHKITA .COM — Koalisi NGO HAM Aceh melansir data hasil visum Rumah Sakit Umum Sabang terhadap Syahruddin, warga yang diduga dianiaya sejumlah prajurit TNI Angkatan Laut, dalam eksekusi sengketa tanah di Desa Aneuk Laot Sabang. Hasil visum menyebutkan, korban diduga dipukul menggunakan benda tumpul.

    Menurut Kepala Divisi Investigasi dan Pendampingan Koalisi NGO HAM Aceh Muhammad Isa, hasil visum memperlihatkan korban mengalami luka memar di bagian kepala sekitar 3 sentimeter. Selain itu, korban juga mengalami luka gores di lengan kiri.

    Luka tersebut ada setelah pasukan TNI AL Sabang menjemput Syahruddin dengan tiga mobil reo, kata Isa kepada acehkita .com, Kamis.

    Koalisi mengaku sudah mengantongi salinan hasil visum yang ditandatangani Edi Suharto pada 18 Juni lalu.

    Sebelumnya, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Sabang Kolonel Yanuar Hadwiono membantah keras tudingan korban dan lembaga yang mengadvokasinya.“Tidak ada pemukulan terhadap warga. Yang ada hanya diamankan sementara dan kemudian dilepas lagi,” kata Yanuar saat dihubungi melalui sambungan telepon selular, Rabu (23/6).

    Yanuar menyebutkan, pengamanan terhadap Syahruddin dilakukan karena yang bersangkutan mengambil parang di dapur dan mengancam anggota TNI AL.Sehingga terpaksa dibawa sementara oleh anggota ke markas, untuk memudahkan penertiban, kata Yanuar.[]

    ReplyDelete
  18. [http://www.acehkita.com/berit a/ifj-rsf-desak-indonesia-huku m-penganiaya-wartawan-aceh/]

    IFJ & RSF Desak Indonesia Hukum Penganiaya Wartawan Aceh
    Oleh: Ucok Parta - 10/06/2010 - 01:35 WIB

    BANDA ACEH | ACEHKITA .COM — Dua organisasi wartawan di dunia mendesak pemerintah Indonesia untuk menindak tegas oknum anggota Komando Distrik Militer 0115 Simeulue yang telah menganiaya dan mengancam wartawan Harian Aceh. Kedua lembaga yang mengadvokasi kasus pemukulan ini di ranah internasional yaitu International Federation ofJournalist dan Reporters sans Frontiers/Reporters Without Borders atau Wartawan Lintas Batas.

    “Pemukulan atau intimidasi terhadap jurnalis yang melakukan tugas jurnalistik oleh aparat pemerintah adalah pelanggaran, pelakukanya harus diadili” kata IFJ Asia-Pasifik Jacqueline Park Direktur melalui rilisnya yang dikirim Rabu (9/7) ke berbagai media di berbagai belahan dunia.

    Ahmadi merupakan jurnalis media lokal yang dipukuli dan diancam tembak oleh Pasie Intel Kodim Simeulue Lettu Faisal Amin, ketika menulis praktek illegal logging yang diduga melibatkan militer. Ancaman juga dituai keluarga Ahmadi.

    Menurut direktur lembaga yang membawahi lebih dari 600.000 wartawan di 125 negara di seluruh dunia tersebut, walau pihak Kodam Iskandar Muda telah menahan Lettu Faisal Amin, Jacqueline Park mendesak kasus tersebut tetap harus diproses sampai ke peradilan.

    “Jurnalis dalam menjalankan hak-hak jurnalis dilindingi hukum, IFJ dan Aliansi Jurnalis independen meminta Pemerintah Indonesia untuk melakukan tinjauan langsung terhadap proses hukum di peradilan personel militer yang bertanggung secara cepat dan efektif,” harapnya.

    Organisasi wartawan lintas batas yang bermarkas di Perancis, Reporters Without Borders, juga mengecam tindakan oknum anggota TNI itu.

    “Sangat tidak bisa diterima, sehari setelah hari lingkungan hidup sedunia diperingati seorang kurnalia diancam karena menulis aksi penggundulan hutan,” tulis petinggi lembaga ini dalam press statement.

    Reporters Without Borders mendesak Indonesia mengajukan pelaku ke pengadilan.“Menteri Pertahanan harus bereaksi dengan menghukum tentara ini,” lanjut RSF.

    ReplyDelete
  19. hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    Liat sendiri bagaimana tentera kopassus kebanggaan jawa itu membunuh anak2 kecil yg tidak berdosa, wanita2 lemah dan menanam mereka hidup2 dalam satu kuburan besar!!

    Nampak persamaannya di antara pengganas Serbs, Israel dan Jawa?

    hmmmmm... Al-Fatihah untuk mujahid2 aceh!!
    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    aku sedih melihat satu gambar kanak2 yg bahagian mukanya berkecai akibat bedilan tentera jawa..
    apa dosa mereka sedang mereka tidak pernah faham apa itu perjuangan mencari kemerdekaan..

    apakah suatu hari nanti apabila anak2 dan masyarakat jawa d bedil sama..perempuan2nya d cabul..orang tuanya d tembak..apakah baru timbul keinsafan d hati mereka bahawa mereka pernah melakukan kesilapan..
    dan adakah mereka akan menuntut bela d atas kematian saudara2 mereka..

    jadi apa perasaan mangsa yang terlibat..?
    memang nya kamu bangsa yang teruk..muga laknat tuhan d hantar kepada mereka yang terlibat agar d beri pengajaran..

    ReplyDelete
  20. Hehehehehe... siapa yang percaya saat jawa berlakon jadi pembela agama (kononnya)?

    Jawa tidak pernah ikhlas dalam membantu rakyat di luar Pulau jawa. Jawa lebih banyak berlakon dan bermain wayang untuk objektif peribadi dan rasnya daripada ikhlas memberi.

    Saat krisis Tsunami Acheh saja, jawa2 di jakarta bersorak gembira dan bikin parti makan2 sedang tetangga lainnya (singapore, Malaysia, Brunei dan Australia) sibuk membantu mangsa tsunami Acheh! Alasan jawa jakarta, mereka tidak mampu membantu warga Acheh!

    Sekarang Jawa mau membantu Palestina? Gahahahahaaha! Minum nih air kencing gua! Gahahahaha!

    ReplyDelete
  21. Tidak percaya yang jawa2 itu cuma main wayang sama rakyat Palestina? hheheheh :D

    Senjata Barang Filipina Produk Israel

    Pesawat pengintai tanpa awak (UAV) ternyata tak hanya masuk dalam daftar belanjaan Haji Subandi cs, tersangka kasus pembelian senjata ilegal yang tertangkap di Amerika Serikat. Pihak Mabes TNI dan Departemen Pertahanan sebenarnya juga sudah lama mengincar pesawat yang mampu melakukan operasi mata-mata hingga ke wilayah dalam musuh itu. Tak tanggung-tanggung, Indonesia berencana membeli sekaligus empat unit UAV buatan Israel seharga US$ 6 juta atau Rp 55,2 milyar.
    Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertahanan (Dephan) Nomor 723/M/IX/2006 tertanggal 21 September 2006 diketahui, proses pembelian pesawat itu telah memasuki proses pengadaan. Dalam surat yang didapat Gatra tersebut, Dephan menunjuk Kital Philippines Corp sebagai pemenang lelang pengadaan UAV. Perusahaan yang beralamat di Ave, Ortigas Center, Pasig City, Manila, itu diageni sebuah perusahaan lokal, yaitu PT Bina Putera Sejati, yang beralamat di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Dephan akhirnya tidak bisa mengelak. Direktur Jenderal Sarana Pertahanan (Ranahan) Dephan, Marsekal Muda Slamet Prihatino, Kital menang lelang, menyingkirkan 17 perusahaan. Proses lelang itu berlangsung sejak lima bulan lalu. Rencananya, pembelian dibiayai lewat mekanisme kredit ekspor. "Spektek (spesifikasi teknik) memenuhi kebutuhan TNI," ujar Slamet kepada Gatra.
    Spektek yang dimaksud yaitu kemampuan terbang UAV made in Israel itu bisa mencapai ketinggian 20.000 kaki. Selain itu, UAV ini juga dibeli dalam paket komplet, termasuk sistem operasional, kelengkapan (inframerah, penjejak panas, kamera, dan sebagainya), serta ketahanan (endurance) terbang yang mencapai empat jam. Slamet mengaku, hingga saat ini, pihaknya masih mengadakan negosiasi untuk masalah teknis, seperti local content, pelatihan, dan ketersediaan suku cadang. "Fasilitas yang dituntut sebanyak mungkin," kata Slamet.

    Direktur Jenderal Rencana Pertahanan (Renahan), Laksamana Muda Yuwendi, mengakui UAV itu asal Israel. Maklum, Filipina bukanlah produsen pesawat yang dikembangkan pertama kali oleh Israel pada 1982 tersebut. "Beli dari Filipina, tetapi produknya Israel," ujar Yuwendi.
    Nah, rencana pembelian dari Israel itulah yang kemudian memicu protes. Front Pembela Islam (FPI) langsung meluruk ke kantor Dephan, Senin lalu. Mereka mempertanyakan kesungguhan pemerintah membela Palestina yang dijajah Israel. FPI juga menilai pemerintah menetapkan standar ganda dalam hubungannya dengan Israel yang hingga kini belum diakui Indonesia.

    Tapi, bila merentang sejarah ke masa dulu, pembelian alat utama sistem kesenjataan (alutsista) made in Israel kali ini memang sebuah rendevouz. Meski tak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Indonesia secara diam-diam selalu menikmati manisnya madu hubungan "gelap" tersebut. Tak kurang dari pesawat tempur pernah dibeli Indonesia dari negara Yahudi di Timur Tengah itu.

    Kisah pembelian pesawat jenis A-4 Skyhawk ini diutarakan secara rinci oleh Marsekal Muda (purnawirawan) Djoko Poerwoko. Dalam otobiografinya berjudul Fit Via Vi, mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional yang juga rekan seangkatan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, ini menguraikan secara rinci bagaimana putra-putri Indonesia berhasil membawa pulang 32 pesawat A-4 Skyhawk dari Israel. "Operasi pengadaan itu merupakan operasi clandestein terbesar yang pernah dilakukan TNI-AU," ujar Djoko.

    Alexander Wibisono
    [Nasional, Gatra Nomor 48 Beredar Kamis, 12 Oktober 2006]
    hxxp://www gatra com/artikel.php?id=98712

    Nilai sendirilah keikhlasan orang2 jawa dalam membantu penduduk Palestina.:

    ReplyDelete
  22. Pembantaian Poso, Mei 98 dan yang di Aceh itu jauhh lebih parah daripada pembantaian di Shabra dan Shatilla.

    Heran deh gua, bikin apa Jawa sok2an nunjukin solidaritas sama rakyat Palestina, kalau dalam negeri Jawa lebih HEBAT dari YAHUDI?

    ReplyDelete
  23. Aceh adlh Aceh.Bukan INDONsial.

    Bangsa Aceh.Bukan bangsa INDONsial.

    Dgn nama negara - Nangroe Aceh Darussalam.

    Lihatlah dari sejarah apa & manapun,Aceh Darussalam itu langsung tiada kaitan dgn negara INDONsial sehinggalah negara INDOsial anjing keparat menceroboh Aceh Darussalam secara haram utk memasukkan Aceh Darussalam itu ke dlm NKRInDOGsial!

    Lalu,sehingga kini org/bangsa Aceh Darussalam terus memberontak utk melepaskan diri mereka daripada cengkama NKRInDOGsial!

    ReplyDelete
  24. MENGAPA 25000 PENduduk acheh yang mendapat perlindungan sementara selama 3 bulan tidak ingin pulang? sedah berapa tahun mereka di malaysia?

    apabila di tanya... mereka malu mereka berbangsa indon.. pemerintah tidak mesra rakyat, ramai mederita... lihat pembangunan di Acheh.. siapa yang usahakan? pemerintah indon atau pemerintah asing? mereka sedar setelah berlaku bencana... pemerintah mengemis simpati kerana tidak mampu menjaga rakyatnya sendiri, sedangkan indon sejuta kali lebih kaya dari malaysia.. dan singapore.

    mereka sudah buka mata.. daripada ada pemerintah yang bodoh dan saban hari mengemis simpati sahaja.. lebih baik mereka merdeka!! mentadbir negara sendiri. benar kan?

    Penduduk yang keluar dari acheh untuk berlindung di negara luar sudah mula buka mata!!! so mau salahkan siapa?

    ReplyDelete
  25. Bangsa Acheh dalam keadaan sangat miskin sanggup mengkat perut sendiri dan menghadiahkan dua kapal perang untuk sahabat di Jakarta.

    Mereka menindas bangsa Acheh dan amat keterlaluan apabila bangsa Acheh yang menuntut hak di bumi sendiri digelar dengan pengganas. Mereka tidak tahu Achehlah yang telah berjasa melepaskan mereka daripada cengkraman kolonialis barat. Tetapi kenapa semua ini dinafikan. Bukan setakat itu sahaja malah pembunuhan demi pembunuhan , bermacam-macam operasi dikuatkuasakan tambahan dengan ugutan-ugutan yang menakutkan, seperti yang berlaku di Beuntong , Acheh Barat . Mereka mengugut akan menembak siapa-siapa yang memberi perlindungan kepada para pejuang Acheh. Dengan ugutan-ugutan tersebut 135.000 orang awam dari berbagai daerah telah melarikan diri kerana mereka takut peristiwa di Beuntong berulang lagi. Memang penjajah itu tidak pernah perihatin dengan penderitaan rakyat Acheh walaupun telah bergantian keturunan

    ReplyDelete
  26. Bangsa Acheh dalam kondisi sangat miskin , setelah menghadapi peperangan yang cukup berpanjangan dengan Belanda dan dalam keadaan yang cukup melelahkan sanggup bekorban, mengikat perut sendiri dan menghadiahkan dua kapal perang untuk sahabat di Jakarta, konon kepulauan Melayu akan selamat daripada kolonialis. Tetapi apa yang terjadi ketika mereka sudah kuat dan terselamat dari penjajah, mereka mengalihkan taringnya terhadap bangsa Acheh yang memang sudah terlalu penat dan lelah setelah bertungkus lumus mengusir penjajah dari pulau Sumatra. Kesempatan ini diambil oleh pengkhianat Jakarta untuk menipu dan menindas bangsa tuan ( Bangsa Acheh ) dengan melakukan agresor tanah Acheh yang sudah berdaulat ke dalam negara palsu iaitu penjajah baru sambungan kolonialis Belanda yang berpusat di Jakarta. Penjajah Jakarta selepas mengambil kesempatan ke atas Acheh ketika berada dalah kondisi serba lemah terus dijadikan sasaran dan dijadikan sapi perah mereka yang berkuasa. Atas nama bangsa palsu dan negara palsu bangsa Acheh terus ditindas dan dihisab darah sampai ke tulang sumsumnya.

    Bayangkan kekayaan alam Acheh daripada kilang gas alam Arun sejak beroperasi pada tahun 1977 sehingga sekarang setiap tahun mengeluarkan hasil sebanyak Rp.31 triluyun. Kesemua ini disamun dan dibawa ke Jakarta untuk anak cucu keparat mereka hanya yang tinggal di Acheh 0.35 % daripada kekayaan alamnya. Tidak sampai setengan persen (½%).

    ReplyDelete
  27. Anonymous said...
    Sementara itu, Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Informasi Zainuddin Maidin mencemaskan sikap pemerintah yang selalu menganggap setiap kritik sebagai usaha neokolonialisme. "Pengelola media massa harus membebaskan diri dari mental penjajahan dan menjadi anjing imperialisme media asing," katanya. ap/afp/malaysiakini/qaris

    =============> SO WHAT???? FREEDOM OF SPEECH??? IN THE BAD COUNTRY MALASYIA?? HAHAHA...VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! VIVA REGIM APARTHEID OF MALAYA..!!! FREE MALAYA PENINSULA-SABAH-SARAWAK FROM MALAYA APARTHEID CANCER


    =========================================================

    Chit...Kata malaysia bad country kunun....hehehe....indon taik sekor ni memang typical indon.....indon is always indon.....if you state one bad thing about malaysia, we malaysian can sate 1000 bad things about indonajis easily....jangan stress ya donz....hahahaha.....

    ReplyDelete
  28. Anonymous said...
    hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    Liat sendiri bagaimana tentera kopassus kebanggaan jawa itu membunuh anak2 kecil yg tidak berdosa, wanita2 lemah dan menanam mereka hidup2 dalam satu kuburan besar!!

    Nampak persamaannya di antara pengganas Serbs, Israel dan Jawa?

    hmmmmm... Al-Fatihah untuk mujahid2 aceh!!

    ___________________________________________________________________

    Astaga!! Kenapa begitu SADIS sekali Jawa mensweeping orang2 Aceh?

    ReplyDelete
  29. hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    Liat sendiri bagaimana tentera kopassus kebanggaan jawa itu membunuh anak2 kecil yg tidak berdosa, wanita2 lemah dan menanam mereka hidup2 dalam satu kuburan besar!!

    Nampak persamaannya di antara pengganas Serbs, Israel dan Jawa?

    hmmmmm... Al-Fatihah untuk mujahid2 aceh!!

    ___________________________________________________________________

    Heran deh, inikah NASIONALISME MILITER yang diagung-agungkan oleh Indonesia? Bukankah ini nasionalismenya yang MEMBANTAI hampir setiap daerah, suku dan etnis di Indonesia sendiri?

    hmmmm...

    ReplyDelete
  30. VIVAnews- Tiga anggota polisi tewas saat melakukan penggerebekan teroris di Nanggroe Aceh Darussalam. Kapolri membantah peralatan dan perlengkapan tim yang mengepung sarang teroris itu tidak memadai.
    "Semua sudah mencukupi, tapi kembali ke masalah medan," kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Senin 8 Maret 2010.
    Dalam penggerebekan ini, tiga anggota polisi tewas. Dari tiga anggota polisi yang tewas, dua diantaranya yaitu Bripda Darmansyah dan Bripda Henri Kusumo, merupakan anggota Brimob Polda Aceh.
    Satu korban tewas lainnya yaitu Briptu Boas Waosir berasal dari Densus 88. Ketiga polisi itu tewas saat penggerebekan di Lamkabeu, Aceh Besar pada Kamis 4 Maret malam.
    Bambang Hendarso mengatakan, Polri telah mengirimkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk membantu operasi penggerebekan ini. Polri juga tidak meminta bantuan TNI dalam operasi penggerebekan ini.
    "Ini sepenuhnya akan ditangani kepolisian. Karena ini penegakkan hukum," kata dia.
    Jawaban Kapolri itu membantah isu yang beredar bahwa tidak semua anggota polisi yang melakukan penggerebekan menggunakan perlatan yang standar. Selain itu, informasi juga menyebut persediaan amunisi di lapangan sangat terbatas.

    ReplyDelete
  31. Kerana Penjajahan Jawa atas Sumatera membuat rakyat Sumatera miskin. Semua kekayaan Sumatera di maling Jawa.

    ReplyDelete
  32. AL_FATIHAH untuk sekalian umat Islam yg menjadi mangsa kekejaman rejim jawa indon;

    Pembunuhan kejam Rejim Jawa Indonesia

    1. Peristiwa pembantaian terhadap lebih dari 500 orang (Sultan-sultan Melayu dan ahli warisnya di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan) oleh TNI dalam
    dekade Desember 1945-1947, yang Sukarno sebut sebagai Revolusi sosial;

    2. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Sunda oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1950-1958;

    3. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Acheh oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1953-1961;

    4. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Minangkabau, Riau dan Jambi oleh TNI semasa meletusnya PRRI antara 1957-1959;

    5. Pembantaian terhadap 5,000 bangsa Melayu di Kalimantan oleh TNI semasa meletusnya Permesta PRRI tahun 1957-1958 oleh TNI;

    6. Pembantaian terhadap 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1962-63;

    7. Pembantaian terhadap 1000,000 (1 juta) manusia dalam peristiwa G-30S/PKI tahun 1965 oleh TNI. Sebelumnya telah terjadi pembantaian terhadap 7000 orang Jawa dalam peristiwa PKI di Madiun, tahun 1948.

    8. Pembantaian terhadap lebih dari 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1969-sekarang;

    9. Pembantaian terhadap lebih dari 450,000 (1/4% dari bangsa Timor Timur)oleh TNI antara tahun 1975-1998;

    10. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Acheh antara tahun 1976-sekarang;

    11. Pembantaian terhadap 900 jama'ah Masjid At-Taqwa Tanjung Priok oleh TNI tahun 1994;

    …. Bersambung

    ReplyDelete
  33. ….. Sambungan
    12. Pembantaian terhadap 1,500 penduduk Talang sari, Palembang Sumatera, oleh TNI tahun 1995;

    13. Pembantaian terhadap 39 penduduk Bima oleh TNI tahun 1994;

    14. Pembantaian terhadap 1,600 penduduk bekas tahanan PKI Pulau Buru di Kedung Gemboh oleh TNI tahun 1994;

    15. Pembantaian terhadap 700 penyokong PDI kubu Megawati di jln. Diponegoro, Jakarta oleh TNI pada 27 Maret 1997;

    16. Pembantaian terhadap 1,300 bangsa Dayak di Kalimantan Barat dan Utara oleh TNI tahun 1998;

    17. Pembantaian terhadap 200 orang penyokong PPP dan PDI di Kalimantan oleh TNI antara April-Mei tahun 1998;

    18. Pembantaian terhadap 300 orang penyokong PPP dan PDI di Tasik Malaya oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    19. Pembantaian terhadap 150 orang penyokong PPP dan PDI di Situbondo oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    20. Pembantaian terhadap 100 orang penyokong PPP dan PDI di Sampang, Madura oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    21. Pembantaian terhadap 1,500 orang pro reformasi di Jakarta oleh TNI yang menuntut reformasi, tahun 1998;

    22. Pembantaian terhadap 3,000 bangsa Maluku oleh TNI yang menuntut merdeka awal tahun 2000

    ..........

    AL_FATIHAH

    ReplyDelete
  34. Akan berpisah jua kita akhirnya, Jakarta
    dari negeri kami yang jauh
    kau terlihat semakin angkuh
    tak tersentuh

    Setelah 62 tahun bersama
    akhirnya terasa
    masyarakat sejahtera
    yang tak berkering air lir diucapkan
    ketika kalian bertutur kata
    tak kunjung datang jua

    Setelah 62 tahun bersama
    nyatanya,
    tak sehari pun kami merasa bahagia
    hidup kami sepanjang tahun
    asyik dirundung duka nesatapa

    62 tahun kalian bangun
    tasik yang penuh air mata
    dan kami tenggelam di dalamnya

    62 tahun kami daki
    gunung darah dan keringat kerja
    dan kami tergapai-gapai di atasnya....

    SUMATRA MERDEKA !!

    ReplyDelete
  35. Massive Violations of Human Rights in Acheh by Indonesia
    - WE STILL REMEMBER WHAT YOU HAVE DONE TO US
    The reaction of the Indonesian Colonialist regime to the Re-declaration of Independence of Acheh and the overwhelming popular support for it brought grave violations Achehnese people’s human rights. Thus, the root cause of the murders, torture, and other atrocities is the continued denial of the most fundamental human rights of all: the Right of Self-determination! Soon after the establishment of the Free Acheh Movement, Indonesian forces conducted military operations against the relatively peaceful movement, and hundreds of alleged members were killed or arrested, and some were even brought to show trials. By the early 1980s most of the top leaders, including ministers, were either killed or imprisoned, or had fled the country. In spite of all the killings, arbitrary arrests and the crack down on its supporters, the movement sustained the struggle for several years onwards. The Reign of Terror in Acheh under the Military Operational Area
    ("DOM" - Daerah Operasi Militer), 1989-1999. After a period of dormancy, the Free Acheh Movement (GAM) re-emerged again in 1989 with far wider support from the local population. The Indonesian regime immediately sent 15 000 Special Forces, Kopassus, to "hunt" down supporters and members of the movement.
    During this period (1989-1998), Acheh was declared as a Military Operational Area (DOM) by Indonesia and ruled by a reign of terror. The atrocities perpetrated through these years have no equal in the history of Acheh fighting against any colonial powers in the past. Arbitrary arrests, extra-judicial killings, routine torture and disappearances of thousands of civilians had become commonplace. An estimated 25 000 innocent Achehnese lost their lives in military custody, in hidden mass graves, or in secret concentration camps. Political killings, disappearances and arrests reached their peaks in late 1990 and again in 1992. The methods employed to defeat GAM bore all the hall marks of any counter-insurgency campaigns conducted elsewhere in Indonesia. In an effort to undercut the civilian support base of the freedom fighters, military forces also carried out armed raids and house-to-house searches in suspected ‘rebel’ areas. The houses of villagers suspected of providing shelter or support to the rebels were burned to the ground. The wives or daughters of some suspected rebels were detained as hostages and some were raped. Anyone suspected of contact with GAM members was vulnerable to arbitrary arrest and detention, torture, disappearance or summary execution. In March 1991, as the pressure on the GAM intensified, thousands of Achehnese civilians fled to neighbouring Malaysia to escape terror in the countryside. Indonesia being an artefact of colonialism is not a government by consent of the governed. It is an illegally constituted state that has been maintained by using state terrorism as a national policy.

    ReplyDelete
  36. "The view is that Aceh is exactly the same as East Timor - there was a staged withdrawal of special forces and then they were sent in again through the back door."

    Here again, the determination of the Indonesian military not to relinquish control over Acheh had caused widespread protests from the Achehnese, NGOs and a large number of local and national human rights organisations. The intensification of military activity could be traced back to within a few days of the announcement, when the media began to report renewed incidents of intimidation. People who had revealed the location of mass graves in public were being harassed by unknown individuals. Rape victims were intimidated by members of Kopassus for reporting what had happened to them.

    ReplyDelete
  37. Dozens of Mass Graves Found in Acheh

    As the era of ‘reformation’ and openness prevailed, the Achehnese began to outpour their anger and bitter experience about a decade harsh military operation. Thousands of widows began to speak out to the press about their lost husbands; parents about their ‘disappeared’ children and vice versa; families about their bereaved ones, and so on.

    Unable to contain the pressure from all sections of Achehnese society, an official fact finding mission (TPF) from the Indonesian parliament, DPR, was sent to Acheh, meeting with people to hear their complaints about the human right situation there during the past ten years. The team soon discovered evidence of dozens of mass graves containing the bones of both men and women. And it also found evidence of several torture camps used by Kopassus such as Rancong in Lhok Seumawe and Pos Sattis Aron in Pidie Region.

    During the TPF visit, local newspapers, in particular Banda Aceh’s based Serambi Indonesia and Waspada in Medan, gave extensive coverage to the horrific testimony of hundreds of Achehnese presented to the fact-finding team.

    A month after the team returning to Jakarta to report the result of their visit to the area, the Indonesian government immediately appointed and sent out to Acheh a four member National Human Rights Commission, headed by Baharuddin Lopa, to further investigate the existence of mass graves and other atrocities.

    Mass grave after mass grave were excavated, that eventually forced the government to stop the process, saying that accusation of human rights abuses in Acheh ware "stories" and the mass graves dated back to "Dutch times or to the killing of communists in 1965." Responding to the government’s denial of the existence of mass graves, the commission’s secretary general, Mr Bahruddin Lopa, said:

    "It is clear there has been a massacre in Acheh. I don’t want to hear any government official pretend the widespread killing of civilians during the operations in Acheh never happened."

    One of the commission members, Kusparmono Irsan, also a former national police chief, put it this way:

    "Now we know there is something that can be proved, that certain soldiers are guilty of atrocities."

    This irresponsible attitude of the government, unwilling to respond to the grave violations of human rights committed by its army, had distanced Achehnese even further from the Jakarta regime and shifted their total support for the Free Acheh Movement.

    Assert Authority 99 (Operasi Wibawa 99)

    Unable to resolve the past atrocities, the situation in the beginning 1999 has become intense and even more warlike. The Indonesian government then introduced a new way of controlling the people’s anguish and anger through ‘Operasi Wibawa 99’- Assert Authority Operation - a joint military-police operation.

    ReplyDelete
  38. Hasrat Bangsa Acheh/Sumatera untuk merdeka tetap tidak boleh dikompromi oleh sesiapa pun.

    menyadari bangsanya ditindas, dihina, disksa dan dilayan seperti tetamu dirumah sendiri. Beliau bangun menuntut hak dan keadilan serta membela bangsanya yang sudah dinodai oleh kehinaan. Beliau menuntut keadilan itu bukanlah dibelakang tembok batu malah beliau mengheret kolonialis itu kemahkamah antara bangsa dan meminta masyarakat dunia membela nasib bangsa Acheh serta mengembalikan haknya yang sudah tidak dihargai oleh penjajah Indonesia. Tetapi sipenjajah itu memberi reaksi sinis dan menganggap Dr Hasan itu pengganas, pengacau, penipu dan lain-lain namun bangsa Acheh sedar apa yang dituntut oleh putra pujaannya.

    Pekikan Dr. Hasan yang mewakili jeritan hati nurani lebih 4, juta masyarakat Acheh bukan saja telah menggegarkan bumi kolonialis itu, malah peristiwa yang cukup besar telah menimpa mereka dimana keruntuhan ekonomi yang luar biasa telah terjadi pada tahun 1997. Tra gedi pem bunuhan beramai-ra mai telah diketahui o leh dunia luar dan juga me reka menyaksi kan pembunu han, penyik saan , penindasan dan penyembelihan bangsa Acheh yang sedang menuntut haknya berdasarkan keadilan menurut mahkamah antara bangsa dibawah Resolusi PBB.No: 1514 - XV, Resolusi PBB No: 2625 - XXV dan Resolusi PBB No: 2621 - XXV.

    Sejak tahun 1976 sehingga sekarang Acheh menuntut hak tidak ada tohmahan yang tidak dilemparkan. Malah bangsa Acheh itu sendiri dianggap oleh Jakarta sebagai pengganas padahal merekalah pengganas sebenarnya yang merompak kekayaan alam Acheh sejak tahun 1977 sehingga sekarang.

    SAMBUNGAN........

    ReplyDelete
  39. SAMBUNGAN......

    Dr. Hasan yang cukup nekad dengan perjuangan Acheh telah mengheret Indonesia ke meja rundingan untuk mengakui perjuangan bangsa Acheh secara legal di Geneva pada tarikh 12 Mei 2000. Kekalahan Indonesia dalam menghadapi deplomatik presiden GAM cukup memalukan mereka dan terpaksa mengiktiraf secara formal perjuangan Acheh yang sudah sekian lama mereka anggap pengganas.

    Kejayaan Acheh ini telah membuka pintu seluas-luasnya bagi masyarakat antara bangsa untuk menilai siapa sebenarnya pengacau dan pengganas yang mencabuli hak asasi manusia secara biadab di Acheh.

    Selepas perjanjian damai pada 12 Mei peminpin kolonialis Indonesia dibawah pimpinan Gus Dur telah melakukan beberapa tindakan untuk membantu bangsa Acheh yang melarat walaupun Gus Dur terpaksa mencuri wang daripada Badan Urusan Logistik ( Bulog ) yang akhirnya menghadapi kritikan daripada budak-budak tadikanya dalam kabinet. Bukan setakat menggelapkan duit negara, bahkan Gur Dur terpaksa mencari sedekah daripada raja Brunei Sultan Hasanul Bulkiah sebanyak US.$ 2.000.000 bagi membiayai keperluan kemanusiaan bagi mangsa keganasan kolonialis itu. Surat khabar Berita Harian keluaran 14 Jun 2000 melaporkan bahawa sumbangan daripada Sultan Brunei turut dikritik oleh ketua kelas tadikanya, Akhbar Tanjung.

    SAMBUNGAN......

    ReplyDelete
  40. SAMBUNGAN......

    Selain sumbangan Sultan Brunei, mencuri duit bulog, kerajaan Qatar dan Ameriah Arab Bersatu ( UAE ) turut bersimpati dengan bangsa Acheh yang sudah terlalu lama dijadikan sapi perah dengan menghulurkan sebanyak RM.2.28 Juta, RM. 380.000 daripada kerajaan UAE melalui Mohammed Sultan Al-Sowaidi dan juga 150 ton kurma.

    Indonesia menganggap bangsa Acheh / Sumatra merasa tawar hati dengan adanya bantuan ini , hasrat bangsa Acheh / Sumatra untuk merdeka tetap tidak boleh dikompromi oleh sesiapapun bahkan orang Acheh rasa terhina dengan sumbangan tersebut seolah-olah bumi Acheh tidak mempunyai hasil-mahsul sebagai mana sebahagian tanah di benua Afrika. Acheh rasa terhina dengan sumbangan tersebut kerana Acheh mempunyai harta.

    Setiap tahun Acheh memiliki kekayaan alam melaui Gas Alam Arun sebanyak US.$.31 billion. Jumlah yang sangat besar ini telah dirampas oleh perompak Jakarta dan pihak Jakarta menagih simpati masyarakat antara bangsa bagi menghulurkan bantuan kepada masyarakat Acheh sebagai mana yang dilakukan oleh Sultan Burnai dan kerajaan Qatar bersama Ameriah Arab Bersatu. Tindakan ini sebenarnya cukup terhina dan menghiris hati bangsa Acheh mereka diibarat seorang jutawan yang dirampas semua hartanya dan dipaksa mengemis mencari simpati orang banyak. Indonesia perlu tahu bangsa Acheh / Sumatra adalah menuntut hak bukan menagih simpati.*

    SAMBUNGAN.....

    ReplyDelete
  41. SAMBUNGAN......

    Acheh juga mempunyai kekayaan hutan yang sangat besar. Luas kawasan hutan 4,130,000 ha. Seluruh hutan produksi Acheh telah dikapling oleh konco-konco dari Jakarta dalam bentuk HPH , IPK, HTI. Terdapat 19 perusahaan ( Syarikat ) HPH yang beroperasi di Acheh. Dari sektor kehutanan mendapat hasil sekitar Rp.10 milyard atau lebih kurang 3.% daripada jumlah kekayaan hutannya, Rp. 300 milyard.

    Sigit Handjo Judanto juga mempunyai 10 % di dalam kumpulan Nusamba dan di dalam kumpulan Nusamba dan mempunyai saham terbesar dalam syarikat pembuat kereta terbesar di Indonesia ”Astra International “(berita Harian Malaysia 1999). Semua syarikat-syarikat terbesar di Indonesia dikuasai oleh keluarga Soeharto dan konco-konconya daripada bangsa Tionghoa. Dari manah mereka dapat semua itu kalau bukan daripada harta rakyat dan kekayaan Acheh Sumatra……?.

    Bangsa Acheh yang terkenal dengan kejayaan dan kegemilangan masa silam kini muram masam mencuka setelah dicerobohi oleh penjajah Indonesia dan semua kekayaannya dirompak oleh bandit-bandit Jawa dan apek Tionghoa yang menjadi sarung tangan Soeharto menghisab darah bangsa Acheh-Sumatra.

    Soeharto dalam masa pemerintahannya selama 32 tahun telah mengumpul kekayaan alam Acheh menjadi milik keluarganya. Sejak beroperasinya telaga minyak Arun tahun 1977 sehingga sekarang telah mengeluarkan hasil yang begitu banyak namun semua itu disamun dibawa ke Jakarta. Acheh hanya makan tulang itupun dilayan bagaikan kucing kurap dirumahnya sendiri.

    ReplyDelete
  42. Bayangkan kekayaan alam Acheh daripada kilang gas alam Arun sejak beroperasi pada tahun 1977 sehingga sekarang setiap tahun mengeluarkan hasil sebanyak Rp.31 triluyun. Kesemua ini disamun dan dibawa ke Jakarta untuk anak cucu keparat mereka hanya yang tinggal di Acheh 0.35 % daripada kekayaan alamnya. Tidak sampai setengan persen (½%).

    ReplyDelete
  43. Aku copy & paste....fikir2kan....

    Monday, March 24, 2008
    Islam Aceh Vs Islam Jawa

    Tulisan ini bukanlah bermaksud untuk menimbulkan kontraversi, mencari sensasi atau provokasi Aceh dengan Jawa. Dan tulisan ini juga tidak bermaksud menggores kembali luka ketidak harmonisan sebagian bangsa Aceh dengan bangsa Jawa yang pada saat ini suduh mulai sembuh. Tapi tulisan ini hanyalah sebuah review perkembangan sejarah masuknya Islam di Nusantara yang di mulai dari Perlak dan Pasei(Aceh) hingga berkembang maju di negeri Jawa dan Asia Tenggara .

    Kedudukan manusia dan kebudayaan di bumi Aceh senantiasa menyatu antara satu dengan lainnya. Sebelum Islam datang ke Aceh, orang-orang Aceh dengan baiknya tunduk dan patuh kepada ajaran agama Hindu dan Budha yang menjadi kepercayaan mereka. Sebaliknya setelah Islam dating sampai ke hari ini seratus persen bangsa Aceh menerimanya dan mengamalkan dalam kehidupan mereka secara sempurna sehingga susah mau dipisahkan antara Aceh dengan Islam, demikian menyatunya Islam dengan Aceh dan bangsanya.

    Penyatuan ini disifatkan oleh para pakar sejarah Aceh sebagai sesuatu yang tidak mungkin dipisahkan di antara keduanya. Karena keadaan yang demikian dekat maka mereka menukilkannya sebagai hokum Islam di satu sisi dan adat Aceh di sisilain, keduanya senantiasa menyatu dan tak boleh dipisahkan sampai kapan pun. Hadih Maja (pepatah Aceh yang mengandung makna hukum) mengisyaratkan suasana ini sebagai Hukôm ngön adat lagèè zat ngön sifeute (hukum dengan adat seperti zat dengan sifat)

    SAMBUNGAN......

    ReplyDelete
  44. SAMBUNGAN........

    Sebagaimana kita ketahui bahwa Islam pertama bertapak adalah di Perlak (sekarang Peureulak) Aceh Timur. Dari sinilah Islam dan kebudayaan Islam itu bermula serta menyebar ke seluruh tanah melayu dengan berbagai aktivitas yang dijalankan ummatnya. Masyarakat Aceh pada masa itu dengan mudah sahaja dapat menerima dan menyatu dengan Islam serta budaya yang dibawa Islam itu sendiri. Keadaan ini sangatlah berbeda dengan kondisi dan situasi masyarakat pulau Jawa yang lebih memilih Hindu dan lari ke pulau Bali ketika Islam dibawa Falatehan dari Pasai ke sana. Sampai sekarang keadaan orang jawa masih sangat terikat dengan kebudayaan Hindu dan Jawanya. Inilah yang membuat seorang perwira muda Republik Islam Aceh (RIA) S.S Djuangga Batubara menyayangkan :”Adalah sangat menyedihkan kiranya bagi orang Islam Jawa, ikatan darah Jawa lebih kental daripada ikatan Islam”. Apabila berhadapan antara Islam dengan Jawa, mereka tetap memilih Jawa dan meninggalkan Islam, seperti kasus penerimaan azas tunggal Pancasila sebagai pengganti Islam di masa Orde Baru pimpinan Soeharto. Penolakan B.J. Habibie yang bukan Jawa yang terkenal dekat dengan Islam coba maju untuk menjadi Presiden RI ketiga, maka ramai-ramai orang Jawa mengganjalnya dengan menolak pertanggung jawabannya sebagai presiden pengganti Soeharto. Sebaliknya orang-orang Jawa tersebut berlomba-lomba mempersiapkan Abdurrahman Wahid yang sekuler dan plin plan lagi buta menjadi presiden RI keempat. Selanjutnya ketika berhadapan antara Hamzah Haz dengan Megawati Soekarnoputri dalam rangka merebut kursi wakil presiden, maka semua orang Jawa di MPR termasuk Amin Rais menggalang kekuatan untuk memilih Megawati dan membiarkan Hamzah Haz karena Mega orang Jawa dah Hamzah orang Kalimantan. Dan terakhir Golkarnya Jawa lebih ikhlas memperjuangkan Sosilo Bambang Yudoyono yang Partai Demokrat sebagai Presiden dengan menempatkan Yusuf Kalla sebagai Wapres karena bukan Jawa walaupun GOLKAR. Kondisi seumpama ini masih banyak terjadi dalam persoalan dan tempat yang berbeda.

    SAMBUNGAN.....

    ReplyDelete
  45. SAMBUNGAN......

    Kondisi serupa juga dapat dilihat ketika tokoh Idealis Islam Prof dr. Deliar Noer mengajak tokoh veteran Nahdhatul Ulama (NU), K.H.Masyku untuk tetap bertahan dengan azas Islam dan menolak azas tunggal Pancasila sebagai dasar organisasi itu dalam era Orde Baru pimpinan Soeharto. Pada masa itu sang Kiai menjawab :“hanya kamu sahaja yang Nampak idealis di Negara yang serba Pancasila ini”. Lain pula dengan tanggapan A.R Fachruddin yang memimpin Muhammadiyah waktu itu, ketika sang professor mengajaknya untuk bertahan dengan Azas Islam, setelah kehabisan cara dan hujjah untuk menolaknya dengan ucapan yang sangat tulus menjawab :“saya ini kan orang Jawa professor ”, sangat susah untuk menolak ajakan pemimpin Jawa. Para pakar poltik menafsirkan bahwa bagi orang Jawa ungkapan ini bermakna ; apabila berhadapan Islam dengan Jawa maka mereka akan memilih Jawa dan meninggalkan Islam.

    Dengan keadaan seperti itu maka tidaklah mengherankan kita kalau ada orang yang berkesimpulan, persoalan kemajuan dan idealism Islam tidak mungkin ada di Jawa dan tidak bias kita harapkan pada orang-orang Jawa. Mereka yang berkesimpulan demikian mangaitkan kesimpulannya itu kepada adat dan budaya hidup orang-orang Jawa baik di Jawa, di luar Jawa maupun luar negeri.

    *** Persoalan tidur satu rumah yang tidak punya kamar oleh dua sampai tiga pasang keluarga menjadi perihal biasa kepeda mereka sehingga bias saling melihat dalam setiap aksi dan kegiatan. Mandi satu tempat yang bercampur laki dan perempuan tampa busana yang memadai sudah lumrah dan menjadi budayanya mereka. Mandi dan buang air secara beramai-ramai di sungai dan tempat-tempat terbuka lainnya bukan hal yang aneh bagi mereka.***

    Sehingga demikian maka patutlah kita simak pepatah Aceh yang menyebutkan :“Meunyö kon droe mandum gob, meunyö kon ie mandum luhob dan meunyo kon pageue mandum jeuneurob”(kalau bukan diri semua orang. Kalau bukan air semua lumpur dan kalau bukan pagar semua tiang). Untuk itu orang Aceh berkesimpulan :“Bu bit, ie bit, ma droe, du droe, biek droe dan nanggroe droe”.

    ReplyDelete
  46. Cara kejawen menyambut Awal Muharram!

    PDIP Gelar Wayangan Sambut Tahun Baru Hijriah
    Minggu, 28 Desember 2008 | 08:59 WIB
    KUDUS, MINGGU — Sejumlah warga Jawa Tengah, Sabtu (27/12), mulai memadati Puncak Sanga Likur (29)—posisinya 1.522 meter di atas permukaan laut, salah satu tempat ritual—untuk menyongsong Tahun Baru Islam 1430 Hijriah, yang jatuh pada 29 Desember 2008 besok.
    Pengamatan Kompas, pengunjung terus mengalir ke kawasan yang terletak di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, sekitar 15 kilometer utara pusat pemerintahan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tersebut.”Mumpung cuaca cukup cerah, Pak. Jika hujan, jalan menuju Puncak Sanga Likur licin,” demikian alasan Solikin (45), pengunjung asal Semarang, yang tengah makan di warung depan Balai-Kantor Desa Rahtawu, kemarin.

    Selama enam tahun terakhir, untuk mencapai Puncak Sanga Likur, pengunjung tidak melulu jalan kaki ke lokasi tersebut. Karena sebagian jalan sudah diaspal, mereka bisa naik motor atau ojek hingga Dukuh Semliro. Dari dukuh tersebut, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar dua jam.

    Jalan setapak

    Sebelumnya, warga yang ingin ke Puncak Sanga Likur harus jalan kaki melalui jalan setapak yang ada di sisi kiri maupun kanan puncak itu. Titik temu kedua sisi terletak di hutan lindung Bunton, yang memiliki air tiga rasa. Dari lokasi terakhir ini, pengunjung kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak, melalui jalan yang terjal.

    Puncak Sanga Likur itu berukuran sekitar 10 x 12 meter persegi. Di sana terdapat empat arca batu, yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog, dan Wisnu. Sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan bagaimana mengangkut arca tersebut ke puncak itu mengingat medan yang begitu berat.

    Pada tahun 1990, di seputar puncak tersebut, Prof Gunadi dan empat orang tenaga stafnya dari Balai Arkeologi Nasional Yogyakarta (kini Balai Arkeologi Yogyakarta) menemukan Prasasti Rahtawun.

    Selain empat arca, di kawasan itu ada pula enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi nama (pewayangan) Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, Pandu Dewonoto, dan Kamunoyoso.

    Bagi peziarah tradisional, sebelum mencapai Puncak Sanga Likur, mereka terlebih dahulu wajib singgah di enam lokasi pemujaan tersebut sehingga dibutuhkan waktu paling cepat sehari untuk sampai ke puncak. Pengunjung biasa bisa langsung ke salah satu tempat yang dituju.

    ----------

    hehehehe! Mana peran MUI, NU, FPI dan MUhammadiyyah? Tidak pernah mengharamkan kah?

    KERANA MEREKA JUGA ADALAH JAWA!!

    ReplyDelete
  47. Acheh Merdeka

    hxxp://xxx.fas.org/irp/world/p ara/aceh.htm
    hxxp://en.wikipedia.org/wiki/F ree_Aceh_Movement
    hxxp://xxx.asnlf.net/
    hxxp://acehnet.tripod.com/decl are.htm
    hxxp://xxx.globalsecurity.org/ military/world/para/aceh.htm

    Papua Merdeka

    hxxp://xxx.geocities.com/opm-i rja/
    hxxp://xxx.converge.org.nz/wpa pua/opm.html
    hxxp://en.wikipedia.org/wiki/F ree_Papua_Movement

    Riau Merdeka

    hxxp://xxx.hamline.edu/apakaba r/basisdata/2000/01/0574.html
    hxxp://xxx.detiknews.com/index .php/detik.read/tahun/2006/bul an/03/tgl/15/time/000247/idnew s/558709/idkanal/10

    ReplyDelete
  48. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

    KEPADA BANGSA-BANGSA DI DUNIA,

    Kami bangsa Acheh Sumatra, telah melaksanakan hak hak kami untuk menentukan nasib sendiri, dan melaksanakan tugas kami untuk melindungi hak suci kami atas tanah pusaka peninggalan nenek moyang, dengan ini menyatakan diri kami dan negeri kami bebas dan merdeka dari penguasaan dan penjajahan regime asing Jawa di Jakarta.

    Tanah air kami Acheh, Sumatera, telah menjadi satu negara yang bebas, merdeka dan berdaulat selama dunia terkembang, Belanda adalah penjajah asing yang pertama datang mencoba menjajah kami ketika ia menyatakan perang kepada negara Acheh yang merdeka dan berdaulat, pada 26 Mart 1873, dan melakukan serangan atas kami pada hari itu juga, dengan dibantu oleh serdadu-serdadu sewaan Jawa, apa kesudahannya serangan Belanda ini sudah tertulis pada halaman muka surat-surat kabar di seluruh dunia, surat kabar London "Times" menulis pada 22 April, 1873:

    "Suatu kejadian yang sangat menarik hati sudah diberitakan terjadi di kepulauan Hindia Timur, satu kekuatan besar dari tentara bangsa Eropah sudah dikalahkan dan dipukul mundur oleh tentara anak negeri... tentara negara Acheh, bangsa Acheh sudah mendapat kemenangan yang menentukan. Musuh mereka bukan saja sudah kalah, tetapi dipaksa melarikan diri".

    Surat kabar Amerika, "The New York Times" pada 6 Mei 1873, menulis: "Peperangan yang berkubang darah sudah terjadi di Acheh, kerajaan yang memerintah Sumatra Utara, tentara Belanda sudah menyerang negara itu dan kini kita sudah mengetahui kesudahannya, serangan Belanda telah dibalas dengan penyembelihan besar-besaran atas Belanda, jenderal Belanda sudah dibunuh, dan tentaranya melarikan diri dengan kacau balau. Menurut kelihatan, sungguh-sungguh tentara Belanda sudah dihancur leburkan.

    Kejadian ini telah menarik perhatian seluruh dunia kepada kerajaan Acheh yang merdeka dan berdaulat lagi kuat itu. Presiden Amerika Serikat, Ulysses S. Grant sengaja mengeluarkan satu pernyataan yang luar biasa menyatakan negaranya mengambil sikap neutral yang adil, yang tidak memihak kepada Belanda atau Acheh, dan ia meminta agar negara-negara lain bersikap sama sebab ia takut perang ini bisa meluas.

    Para hari 25 Desember (hari natal), 1873, Belanda menyerang Acheh lagi, untuk kali yang kedua, dengan tentara yang lebih banyak lagi, yang terdiri dari Belanda dan Jawa, dan dengan ini mulailah apa yang dinamakan oleh majalah Amerika "Harper's magazine" sebagai "perang seratus tahun abad ini". Satu perang penjajahan yang paling berlumur darah, dan paling lama dalam sejarah manusia, dimana setengah dari bangsa kami sudah memberikan korban jiwa untuk mempertahankan kemerdekaan kami. Perang kemerdekaan ini sudah diteruskan sampai pecah perang dunia ke-II, delapan orang nenek dari yang menandatangani pernyataan ini sudah gugur sebagai syuhada dalam mempertahankan kemerdekaan kami ini. Semuanya sebagai Wali Negara dan Panglima Tertinggi yang silih berganti dari negara islam Acheh Sumatra.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  49. SAMBUNGAN.....

    Meskipun demikian, bangsa Jawa tetap mencoba menyambung penjajahan Belanda atas kita walaupun Belanda sendiri dan penjajah penjajah barat lainnya sudah mundur, sebab seluruh dunia mengecam penjajahan. Dalam masa tiga-puluh tahun belakangan ini kami bangsa Acheh, Sumatera, sudah mempersaksikan betapa negeri dan tanah air kami telah diperas habis-habisan oleh sipenjajah Jawa; mereka sudah mencuri harta kekayaan kami; mereka sudah merusakkan pencaharian kami; mereka sudah mengacau pendidikan anak kami; mereka sudah mengasingkan pemimpin-pemimpin kami; mereka sudah mengikat bangsa kami dengan rantai kezaliman, kekejaman, kemiskinan, dan tidak peduli: masa hidup bangsa kami pukul rata 34 tahun dan makin sehari makin kurang. Bandingkan ini dengan ukuran dunia yang 70 tahun dan makin sehari makin bertambah, sedangkan Acheh, Sumatera, mengeluarkan hasil setiap tahun bagi sipenjajah Indonesia-Jawa lebih 15 milyar dollar Amerika yang semuanya dipergunakan untuk kemakmuran pulau Jawa dan bangsa Jawa.
    Kami, bangsa Acheh, Sumatera, tidaklah mempunyai perkara apa-apa dengan bangsa Jawa kalau mereka tetap tinggal di negeri mereka sendiri dan tidak datang menjajah kami, dan berlagak sebagai "Tuan" dalam rumah kami, mulai saat ini, kami mau menjadi tuan di rumah kami sendiri; hanya demikian hidup ini ada artinya, kami mau membuat hukum dan undang-undang kami sendiri; yang sebagai mana kami pandang baik; menjadi penjamin kebebasan dan kemerdekaan kami sendiri; yang mana kami lebih dari sanggup; menjadi sederajat dengan semua bangsa-bangsa di dunia; sebagaimana nenek moyang kami selalu demikian, dengan pendek: Menjadi berdaulat atas persada tanah air kampung kami sendiri.
    Perjuangan kemerdekaan kami penuh keadilan, kami tidak menghendaki tanah bangsa lain- bukan sebagai bangsa Jawa datang merampas tanah kami, tanah kami telah dikaruniai Allah dengan kekayaan dan kemakmuran, kami berniat memberi bantuan untuk kesejahteraan manusia sedunia, kami mengharapkan pengakuan dari anggota masyarakat bangsa-bangsa yang baik, kami mengulurkan persahabatan kepada semua bangsa dan negara dari ke-empat penjuru bumi.
    ATAS NAMA BANGSA ACHEH, SUMATERA, YANG BERDAULAT.
    Tengku Hasan Muhammad Di Tiro
    Ketua, Angkatan Acheh, Sumatera Merdeka
    dan Wali Negara.

    ReplyDelete
  50. Should Sarawak pull out of Malaysia?

    Pemberian kepada Sarawak sebanyak RM1 Billion adalah pembaziran duit rakyat. Mengapa PM (Prime Monster) memberi duit itu kepada Sarawak? Tidak perlulah mereka diberi ganjaran atas kemenangan Barisan Nasional (BN) pada Pilihanraya ke-12 – lagipun siapalah Sarawak tanpa BN.

    Rangkap di atas ditujukan kepada Sarawak oleh seorang lelaki yang tinggal di Petaling Jaya, Selangor. Kalau diikutkan, apakah yang pernah dilakukan oleh Sarawak untuk membantu Malaysia, tambahnya lagi. Sebagai Dayak Iban dari Sarawak – saya merenungkan dengan dalam mengenai pemikiran belia dari Semenanjung dan pendapat mereka mengenai Malaysia.

    MANA DUIT MINYAK SARAWAK?
    Saya berfikir sejenak – duit siapakah yang digunakan untuk membina MENARA KEMBAR PETRONAS, MENARA KUALA LUMPUR, dan pusat pemerintahan PUTRAJAYA. Sekiranya projek ini dibiaya oleh PETRONAS, maka dana tersebut adalah dari Sarawak dan Terengganu. Mengapa pula projek sedemikian dibina di Kuala Lumpur – ia sepatutnya didirikan di Bintulu atau Miri, jadi pekerja PETRONAS akat tinggal di Miri/Bintulu, membelanjakan pendapatan mereka dan pelancong akan datang untuk melihat MENARA KEMBAR di Sarawak. Ini akan menjadikan Sarawak lebih kaya. Tetapi projek ini diletakkan di dalam Wilayah Persekutuan – dan belia dari Semenanjung menyangka bahawa dana itu datangnya dari poket emak bapak dia. Bagi penduduk Sarawak, PETRONAS memiskinkan kita, dan menjadi lebih miskin lagi disebabkan pemimpin negeri tidak pernah meminta kenaikkan royalty minyak.

    Ramai belia Sarawak – lebih ramai daripada dulu memberi respon kepada penderitaan penduduk Sarawak dengan berpendapat – mengapa tidak KITA KELUAR dari MALAYSIA. Apakah faedahnya yang kita dapat dengan penyertaan kita dalam Malaysia?

    ReplyDelete
  51. Empangan Bakun pula hampir siap. Adakah ia akan memberi manfaat kepada penduduk yang miskin? Jawapannya TIDAK. Ia akan menambahkah kekayaan negeri – negeri yang kaya di semenanjung, untuk membekalkan tenaga bagi aktiviti perindustrian. Mengapa pusat industri sedemikian tidak dipindahkan ke Sarawak? Terlalu mahal, kekurangan infrastruktur asas di Sarawak, kekurangan tenaga kerja mahir, kemudahan pelabuhan yang terhad, sistem pengangkutan yang teruk, kekurangan bandar bandar yang memberikan keselesaan kapada para pekerja dan sebagainya. Itu menunjukkan bahawa orang yang kaya raya tengah meratah sumber – sumber dari yang miskin dan tidak memberikan bayaran yang setimpal. Jika tidak – mengapa pula yang miskin terus menerus hidup dalam kesempitan. Mengapakah kita harus kekal di dalam Malaysia.

    Duit Hasil Perladangan
    Ke manakah hasil yang diperoleh dari aktiviti perladangan? Kita semua sedia maklum bahawa syarikat – syarikat perladangan raksaksa dimiliki adalah dari semenanjung dan mempunyai hubung kait yang rapat dengan UMNO. Datanglah ke pejabat mereka, anda akan mendapati kebanyakkan jawatan besar dan kumpulan pengurusan adalah dari semenanjung. Penduduk pribumi Sarawak pula hanyalah sebagai penyelia dan pekerja sahaja – kita tidak mampu berbuat apa – apa tetapi kita dapat merasakan seolah – olah dijajah dan dilayan sebagai rakyat kelas kedua. Hasil tanah kita diambil bagi disuapkan ke semenanjung – yang merasakan RM1 billion sebagai pembaziran. Walaupun selepas Sarawak memberikan sokongan tidak berbelah bagi kepada kerajaan BN – kita merasa amat kecewa dan terkilan oleh sikap mereka. Inilah masanya untuk rakyat Sarawak merenungkan betapa perlunya kita meninggalkan Malaysia.

    TINGGALKAN MALAYSIA – KENAPA?
    Sarawak tidak pernah menjamah apa yang sepatutnya. Sarawak dipinggirkan dan tidak dipedulikan – tiada jawatan penting didalam Perkhidmatan Awam Persekutuan, tiada jawatan penting dalam polis dan tentera, tiada jawatan penting dalam Kabinet, malah bumiputera Sarawak digolongkan sebagai warga kelas ke-4 di belakang bangsa lain di Semenanjung. Kita tidak menyertai Malaysia semata – mata untuk belajar bertutur Bahasa Malaysia dan memahami konsep Islam sebagai agama rasmi – yang menyebabkan kesukaran penganut agama lain untuk mendapatkan perhatian dan dana dari kerajaan. Kita tidak menyertai Malaysia bagi mengukuhkan konsep “KETUANAN MELAYU” yang dijadikan bahan mainan elit UMNO bagi mengembangkan kerjaya politik mereka yang bermandikan rasuah.

    ReplyDelete
  52. Kita mahu keadilan, kita menuntut hak persamaan, kita inginkan penghormatan dalam hidup kita. Tidak perlu rasanya kita “tunduk” dan “berlutut” seta “merayu” bagi meminta apa yang sepatutnya memang menjadi hak kita. Kita mahu duit sendiri bagi pembangunan dan kehidupan yang lebih sempurna. Kekecewaan dengan kerajaan Barisan Nasional menyebabkan kita terdetik untuk meninggalkan Malaysia. Pengaruh kepimpinan dan perancangan yang tidak sesuai terhadap negeri Sarawak meletakkan kita di dalam kesengsaraan dan kekecewaan yang tidak pernah diketahui oleh sesiapapun.

    PARTI POLITIK DAYAK
    MENGAPA KERAJAAN PERSEKUTUAN TIDAK MELULUSKAN PERMOHONAN MASYARAKAT DAYAK UNTUK MENUBUHKAN PARTI YANG DIKENALI SEBAGAI “MALAYSIAN DAYAK CONGRES”. Mereka patut faham yang setiap bangsa diwakili oleh organisasi politik pilihan masing – masing. Kita mahukan kebebebasan politik dalam memilih organisasi. Janganlah sampai kita merasakan yang penghapusan etnik sedang berlaku juga di Sarawak.

    SARAWAK UNTUK SARAWAK
    Polisi dan penstrukturan oleh kerajaan BN menyebabkan Sarawak terlalu jauh ketinggalan di seluruh Malaysia. “Pak Uban” pula tidak habis – habis mengarut mengatakan – Dayak adalah setaraf dengan masyarakat lain di Malaysia dan sebagainya, sebab dia ingin menggembirakan dirinya yang sudah terlalu lama dan terlebih nilai. “Pak Uban” juga telah mewujudkan golongan elit yang kaya raya jauh melangkau mimpi mereka. Adakah golongan kaya raya ini menolong penduduk miskin di Sarawak. Jawapannya masih TIDAK.

    ReplyDelete
  53. September 20, 2010 7:50 AM
    Anonymous said...

    Cara kejawen....boleh tau apa arti kejawen? referensi apa yang kamu gunakan? coba tunjukkan pengetahuanmu di sini pengertian kejawen yang sesungguhnya..jangan asal mengarang...

    ReplyDelete
  54. SOEKARNO DAN MASJID BIRU ST. PETERSBURG Aug 29, '09 4:35 PM
    for everyone

    Di negeri komunis Uni Soviet, nama Soekarno sangat dikenal. Bukan hanya dianggap sebagai teman dalam Perang Dingin melawan poros Barat, namun juga sebagai presiden muslim yang memberikan “berkah” sebagian muslim di negeri palu arit. Inilah sekelumit cerita dari kota terbesar kedua di Rusia, St. Petersburg.



    Suatu siang di tahun 1955, mobil Mercedes warna hitam itu melewati sebuah jalan di dekat pantai St. Petersburg, kota bagian barat dari negeri Uni Soviet. Di dalamnya ada pria ganteng, berbadan kekar dengan kacamata hitam. Lelaki tegap penuh pendirian yang datang atas undangan salah satu penguasa dunia tersebut bernama Soekarno, Presiden Republik Indonesia.



    Kala itu, Soekarno sedang menikmati indahnya kota St. Petersburg yang didirikan oleh Peter the Great pada abad 17. Kota yang senantiasa menjadi rebutan banyak negara dalam berbagai masa itu memang sangat cantik, berarsitektur ala Eropa Barat dan terletak di delta sungai Neva. Kota ini pernah menjadi ibukota kekaisaran Rusia selama dua ratus tahun. Disini pula berdiri istana-istana terkenal, seperti istana musim panas Peterhof, istana musim dingin Hermitage, benteng Peter and Paul serta landskap kota yang tidak kalah dengan kota mode Paris.



    Dari dalam mobil itu, Soekarno sekelebatan melihat sebuah bangunan yang unik dan tidak ada duanya. Sopir diminta untuk kembali memutar jalan untuk melihat bangunan tersebut, namun bergeming. Tidak ada perintah untuk memutar apalagi berhenti. Pada zaman itu, di bawah pemerintahan komunis nyaris tidak ada kekuasaan dan kesempatan berdiskusi yang diberikan kepada seorang sopir.



    “Bangunan apa tadi itu,” tanya sang Presiden.

    “Itu dulunya sebuah masjid,” jawab sang pengemudi.

    “Kalau dulu masjid, sekarang digunakan untuk apa?”

    “Oh… hampir semua gereja dan masjid saat ini menjadi gudang atau semacamnya,” sahut sopir.



    Pembicaraan sekilas tadi membuat Presiden Indonesia itu tidak nyenyak tidurnya. Ia terngiang-ngiang gedung berkubah biru dengan arsitek Asia tengah itu. Dindingnya sekilas terbuat dari batu yang dibuat secara khusus, dua menaranya menjulang tinggi bersaing dengan beberapa gereja yang tidak jauh dari situ sedangkan pelatarannya cukup luas. Dalam taksiran Soekarno, bangunan yang disebut masjid itu pastilah mampu menampung lebih dari 3000 muslim bersembahyang berjamaah.



    Dalam suatu jamuan makan, Presiden melontarkan permintaan agar pada hari berikutnya diatur suatu kunjungan ke masjid yang dilihatnya. Namun aturan protokoler tidak memungkinkan karena acara yang disusun sudah sangat padat.



    Setelah dua hari menikmati keindahan kota St. Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak. Kehangatan kedua pemerintahan memang sedang mencapai titik kulminasi, antara lain dengan pengiriman ribuan mahasiswa Indonesia yang kemudian dikenal dengan mahasiswa ikatan dinas (Mahid).



    Dalam bincang-bincang di istana Kremlin itu sempat tersiar kabar suatu pembicaraan yang unik diantara kedua pemimpin bangsa. Tentunya, sang pengundang menginginkan agar Presiden Soekarno dapat menikmati liburannya di Leningrad bersama salah satu putrinya. Apalagi berbagai fasilitas papan atas telah disiapkan.

    ReplyDelete
  55. “Bagaimana kunjungan ke Leningrad tuan Presiden. Tentu sangat menyenangkan, bukan,”

    Diluar dugaan Soekarno memberikan jawaban yang mengagetkan. “Rasanya saya belum pernah ke Leningrad,” ujarnya.

    “Tuan Presiden memang pandai bertutur. Ada apa yang salah dengan Leningrad. Bukannya kemarin dua hari berjalan-jalan dengan sang puteri di sana.”

    “Ya. Kami memang berada disana, tapi kami belum kesana.”

    “Kenapa begitu?”

    “Karena kami tidak pernah diberikan kesempatan untuk menengok bangunan yang disebut masjid biru.”



    Kunjungan ke Rusia berjalan lancar dan seolah tidak pernah ada apapun yang terkait dengan masalah agama ataupun masjid. Soekarno juga tidak banyak membicarakan lagi tentang masjid yang pernah dilihatnya di kota terindah di Uni Soviet tersebut. Meskipun begitu, diam-diam banyak kalangan muslim memasang kuping atas berbagai kejadian yang dialami oleh tamu kehormatan dari Indonesia tersebut.



    Seminggu setelah kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat kekuasaan, Kremlin di Moskow. Seorang petinggi pemerintah setempat mengabarkan bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi gudang pasca revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk beribadah umat Islam, tanpa persyaratan apapun. Sang penyampai pesan juga tidak memberikan alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi.



    “Kini semua umat Islam di St. Petersburg sangat berterima kasih kepada almarhum Soekarno. Kami akan ingat jasa-jasanya.,” ujar mufti Ja’far Nasibullah yang sudah 31 tahun menjadi tulang punggung masjid. “Tanpa Soekarno mungkin masjid indah yang didirikan 1910 ini sudah hancur sebagaimana masjid dan gereja lainnya. Semoga Allah SWT memberikan surga tertinggi baginya,” doa sang Imam dengan mimik yang serius sambil mengangkat kedua tangannya.****

    ReplyDelete
  56. Bung Karno Pahlawan Islam Asia-Afrika

    "Hari ini, dalam mengucapkan pidato kepada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya merasa tertekan oleh suatu rasa tanggung-jawab yang besar. Saya merasa rendah hati berbicara dihadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan yang bijaksana dan berpengalaman dari timur dan barat, dari utara dan dari selatan, dari bangsa-bangsa tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa yang baru bangkit kembali dari tidur yang lama.

    Saya telah memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar lidah saya dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan hati saya, dan saya juga telah berdo’a agar kata-kata ini akan bergema dalam hati sanubari mereka yang mendengarnya.

    Saya merasa gembira sekali dapat mengucapkan selamat kepada Tuan Ketua atas pengangkatannya dalam jabatannya yang tinggi dan konstruktif. Saya juga merasa gembira sekali untuk menyampaikan atas nama bangsa saya ucapkan selamat datang yang sangat mesra kepada keenambelas Anggauta baru dari Perserikata Bangsa-Bangsa.

    Kitab Suci Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Qur’an berkata: “Hai, sekalian manusia, sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia diantara kamu sekalian, ialah yang lebih taqwa kepadaKu”.

    Empat alinea di atas, adalah empat paragraf Pidato Bung Karno yang fenomenal di depan Sidang Umum PBB XV, 30 September 1960. Pidato itu diberinya judul To Build the World Anew, Membangun Tatanan Dunia yang Baru. Silakan diulang paragraf terakhir, bagaimana Bung Karno untuk pertama kalinya di hadapan sidang PBB mengutip ayat-ayat suci Alquran.

    Ayat tersebut, ia kutip dari surat Al-Hujarat (49):13, sebagai salah satu konsep kebangsaan yang dari sudut pandang Islam. Betapa bahwa Islam pun mengenal konsep kebangsaan. Dalam konteks berbicara di forum dunia tersebut, Bung Karno tak lupa mengutip Alquran, khususnya ayat-ayat kebangsaan.

    Anda tahu? Pasca pidato Bung Karno itu, banyak pemimpin negara Islam… ya… pemimpin negara yang berasaskan Islam, termasuk Saudi Arabia merasa “kecolongan”. Benar, sebab sebelum-sebelumnya, tidak satu pun kepala negara yang pernah mengutip ayat suci Alquran dalam pidatonya. Hanya Bung Karno, Presiden Republik Indonesia yang melakukannya.

    Karenanya, ia kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Islam Asia-Afrika. Penobatan itu dilakukan pada pertemuan para pemimpin negara-negara Asia Afrika di Kairo Mesir, yang kemudian melahirkan Gerakan Non Blok, tahun 1961. Begitu fenomenalnya sosok Bung Karno, sehingga ia menjadi mercu suar, bukan saja bagi bangsanya, tetapi bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

    ReplyDelete
  57. Tafsir Simbolis Islam-Jawa


    Ada banyak cara menafsir kebudayaan. Seorang Antropolog Amerika, Clifford Geertz pernah menggulirkan teori tafsir melalui simbol kebudayaan. Tafsir yang dikenal dengan istilah ‘thick description” ini mampu mendalami sesuatu kebudayaan secara efektif.

    Tafsir simbolik ini akan saya gunakan untuk melihat bagaimana tiga tokoh di Tanah Jawa yang nantinya akan saya tafsirkan sebagai simbol dari tiga kelompok masyarakat. Tujuan penafsiran ini penting untuk melihat bagaimana corak pemikiran politik dan budaya (termasuk mentalitas) masyarakat, terutama para priyayi yang berada di jajaran pemerintahan Pemerintahan Daerah.

    Ada empat sosok yang sangat menarik kita tafsirkan di sini, yakni Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar dan Sunan Drajat yang pernah mewarnai perjalanan sejarah tanah Jawa di peralihan Abad 15-16 Masehi.

    Kudus Vs Kalijaga

    Ja Tik Su, demikian nama asli dari Ja’far Sadiq. Sosok yang popular dengan sebutan Sunan Kudus ini memainkan peranan politik yang cukup kuat di istana Demak. Ia menjabat kadi, semacam menteri kehakiman bagi kerajaan.

    Jabatan formal ini sebenarnya terbatas pada urusan keagamaan, tetapi Kudus sering terlibat jauh campur tangan politik. Pandangan hidupnya sangat bergantung pada politik-kekuasaan. Ia merasa bahwa perubahan di masyarakat harus diwujudkan melalui struktur kekuasaan. Nalar politisnya yang kuat membuat dirinya harus terus mengejar kekuasaan.

    ReplyDelete
  58. Bagi yang tidak sepakat dengan kebijakannya akan dianggap sebagai pembangkang dan dengan kekuasaannya pula ia akan menaklukkan. Ketika Raja Pengging (di Kawasan Boyolali sekarang) tak mau tunduk dengan kekuasaan Demak, Kudus murka meminta Raden Fatah agar menyetujui agresi. Pengging dibunuh karena tak sepakat dengan Demak. Karena Demak Islam, pengging yang tak sepakat otomatis kafir karena itu halal darahnya.

    Begitu pula dengan Jenar, sekalipun pada massa itu popularitas Jenar sebagai ulama sudah meluas tetap saja Jenar dianggap tidak sejalan dengan Islam. Alasan yang dipakai karena menyebarkan ajaran sesat, tetapi catatan sejarah membuktikan Jenar tidak sepakat dengan Demak yang semakin mulai merajalela menaklukkan berbagai kawasan. Jauh sebelum dua kasus ini, Kudus sudah pernah memimpin penyerangan sisa-sisa kerajaan Hindu Majapahit antara tahun 1526-1527.

    Berbeda dengan Kudus, Gan Si Cang atau yang dikenal Sunan Kalijaga adalah seorang agamawan barisan walisongo yang anti formalitas. Kalijaga yang juga menjabat sebagai penasehat Raden Fatah sangat toleran terhadap kebudayaan Jawa, sekalipun di dalam budaya Jawa kala itu masih kuat aroma Hindhu-Buddha. Kalijaga berpikir bahwa Islam adalah sesuatu yang substansial, bukan sesuatu yang harus diformalkan.

    Pernah Kudus dan Kalijaga berdebat tentang penegakan syariat Islam di tata negara Kerajaan Demak. Kudus mengajukan argumen bahwa untuk menjadi Muslim sejati harus menjadi Islam Kaffah. Artinya semua aturan yang dilaksanakan oleh orang Islam harus serba Islam. Makan, minum, pakaian, politik, seni sampai urusan ranjang harus serba Islam. Dengan kata lain kalau makan harus seperti Nabi, pakaian, kendaraan juga harus seperti Nabi, termasuk urusan politik; harus dengan undang-undang Islam.

    Kalijaga yang subtansialis menjawab, “tugas kita bukan mengarabkan orang jawa, tapi mengislamkannya,” ujarnya mendebat. Munculnya istilah Arab dan Islam ini mempertegas pandangan Kalijaga bahwa apa yang dipahami oleh Kudus adalah sesuatu yang simbolis, artinya lebih mengutamakan kaleng daripada isi.

    Bagi Kalijaga, tak perlu semua harus serba Islam. Ketoprak misalnya, sekalipun bukan dari tradisi Islam tetapi bisa di-Islamkan dengan menyusupkan nilai-nilai ke-Islaman. Sementara bagi Kudus ketoprak dianggap kesenian non Islam dan harus diganti kesenian padang pasir.

    ReplyDelete
  59. Jenar

    Di luar kedua sosok itu, kita mengenak Sitibrit, atau Lemah Abang dan yang lebih popular dikenal Syekh Siti Jenar 829 H/1348 C/1426 M. Berbeda dengan Ulama Walisongo yang berada di lingkar kekuasaan kerajaan Demak, Jenar adalah seorang agamawan yang berada di Kerajaan Pengging dan dekat dengan penguasanya, Ki Ageng (Kebo Kenanga) Pengging.

    Kerajaan Pengging ini berada di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali sekarang. Paham Islamnya tidak sesaklek Kudus, tak juga serupa paham Kalijaga. Bagi Jenar, Islam hanyalah sarana, karena itu tak perlu ada gerakan dakwah Islamisasi, apalagi syariatisasi, yang berarti Arabisasi. Saat Kebo Kenanga meminta nasehat tentang perbedaan Islam dengan Hindu dan Buddha, Jenar menjawab, “semua agama sama, sama-sama menyembah Tuhan yang esa, hanya saja tata cara peribadatannya yang berbeda.”

    Jenar. Seorang intelektual berpaham eksistensialis dan progresif, selalu mencoba menerobos kebekuan untuk meraih kualitas hidup manusia. Ajaran paling terkenal untuk mencapai kesejatian hidup ialah konsep “Kenyataan Tertinggi Manusia yang menyatu dengan Allah.” Seperti Sufi al-Husain ibnu Mansur al-Hallaj ia sangat memuja kematian karena dengan begitu ruhnya lebih bebas menjadi bagian dari Tuhan. Ajaran penyatuan manusia dengan Tuhan ini sering disalah-artikan sebagai “manunggaling kawula lan gusti”. Bagi Jenar, manusia memiliki kewajiban menuju tuhan, bukan penyatuan antara Tuhan dengan Manusia sebagaimana yang dipahami aliran kejawen itu.

    Jenar menempatkan Tuhan dalam nuraninya. Tuhan sebagai sentral yang tak boleh diganggu oleh unsur keduniawian, termasuk syariat.

    Tafsir kekinian

    Kudus adalah simbol manusia yang berpikir stagnan. Hanya karena ia seorang Islam, maka semuanya harus serba Islam dan setiap ketentuan sudah bersifat pasti. Kebudayaan atau adat istiadat dianggap sebagai objek yang harus ditaklukkan oleh subyek (manusia) dengan garis ideologi islamismenya. Semua harus berwajah Islam karena menurut ideologinya, setiap yang bukan islam adalah kafir.

    Bahkan sesuai paham kaffah-nya, sesuatu yang menyerupai kafir bisa mengindikasikan kekafiran. Memang bahwa Kudus juga memahami Islam secara baik, dalam maupun luar. Tetapi dalam kerangka penyebaran ajaran hal ini tidak realistis dilakukan. Mereka yang tidak bisa sepenuhnya menyerap ide Islam secara baik hanya akan berkutat pada perubahan simbolis; gemar ganti baju tapi gak gemar mengubah pola pikir dan pelaku.

    ReplyDelete
  60. Kalijaga lebih kreatif dengan hanya mengambil intisari Islam dan membiarkan kebudayaan setempat sebagai sunnatullah. Ajaran Sunan Kalijaga ini nampaknya lebih menarik perhatian masyarakat karena sikap moderatnya, bahkan sampai sekarang di mana masyarakat Jawa mau menjadi muslim tanpa kehilangan adat istiadatnya.

    Sementara ajaran Kudus hanya diterima oleh kalangan terbatas. Karakter politisnya bisa kita lihat pada masyarakat sekarang yang menginginkan formalisasi syariat Islam.

    Ketika era reformasi 1998 lalu, banyak tokoh Islam yang pro penegakan syariat Islam secara formal melalui undang-undang negara, Piagam Jakarta, termasuk peraturan-peraturan daerah. Tetapi isu ini hanya menarik umat Islam yang lebih suka simbol ketimbang substansi.

    Fakta membuktikan, partai-partai Islam dan ormas Islam tak laku jual. Perolehan suara Partai Islam dari tahun ke tahun semakin menyusut. Pandangan Islam ala Kudus ini memang terbukti semu. Di Indonesia gejala konservatif memaksa Ideologi Arab barangkali sudah tidak berkutik lagi. Partai-partai Islam tak pernah mampu melakukan formalisasi syariat. Alih-alih memperjuangkan syariat, para politisi dari partai Islam justru paling vulgar memperlihatkan perilaku munkarnya.

    Terbukti partai-partai yang dulu getol formalisasi syariat Islam kini dituntut menggeser isu yang lebih populis.

    Sementara Islam gaya Kalijaga yang kultural dan nasionalis lebih diminati masyarakat. Partai-partai pluralis dan nasionalis tetap lebih menarik perhatian ketimbang partai Syariat Islam. Fakta membuktikan, tidak semua orang Islam tertarik dengan ide “politik Islam.” Islam diterima, tetapi dengan catatan harus sejalan dengan kultur Jawa pedalaman yang moderat dan stagnan. Orang Jawa, terutama yang tinggal di pedalaman sangat takut terhadap perubahan cepat.

    ReplyDelete
  61. Sangat terlihat sekali bagimana dulu Islam yang dibawa oleh kaum pedagang dan berkembang di pesisiran yang berkarakter terbuka berubah menjadi Islam yang cupet ketika berada dalam kultur agraris pedalaman.

    Bagaimana dengan Jenar?

    Sebagai hamba Tuhan, bukan hambanya para Tuan atau hambanya setan, manusia punya tujuan ke satu arah yang pasti, yakni Ilahi. Sebagaimana diyakini semua pemeluk agama, Tuhan adalah tujuan paling ujung dari kehidupan.

    Karena itu manusia harus mendedikasikan perjalanan hidupnya ke arah Tuhan sejak dini agar secepatnya meraih tujuan. Jenar adalah cermin manusia yang memiliki etos kerja hebat dan cepat untuk meraih tujuan. Ia adalah cermin dari kemajuan jaman. Teknologi dan sistem demokrasi barangkali adalah cermin dari simbolisasi jenar.

    Sayangnya, karena tidak semua manusia memiliki kualitas sumberdaya yang memadai untuk berjalan di atas kemajuan yang cepat, pandangannya tak selalu bisa diikuti setiap orang. Ini tercermin dari kenyataan penggunaan teknologi. Seharusnya dengan adanya teknologi persoalan kehidupan lebih mudah dan hemat, tetapi karena diberikan kepada orang-orang yang tidak kompeten teknologi justru sering menjadi masalah.

    ReplyDelete
  62. Demokrasi seharusnya menjadi sarana meraih kesejahteraan, tetapi karena aktor-aktor politiknya masih feodal dan tidak memahami substansi ajaran demokrasi yang terjadi justru menjadi anarki. Demokrasi yang memiliki pilar kontrol, pembagian kekuasaan dan partisipasi rakyat malah menjadi sarana korupsi dan bagi-bagi kekuasaan para elit.

    Ketiga sosok tersebut tentu saja tidak boleh kita tafsirkan secara literal sebagai pribadi yang simbolis. Setiap orang tetap saja memiliki kompleksitas kepribadian. Kita yang hendak belajar dari masing-masing karakter kepribadian tersebut bisa menyerap masing-masing kelebihan dan kekurangan.

    Drajat: Simbol Wirausahawan Sosial

    Kudus cermin politisi formal yang konsevatif. Kalijaga cermin tokoh kultural yang membasis ke massa rakyat. Jenar cermin pribadi individualis yang progresif. Bagaimana kita mencari cermin sosok manusia yang berjiwa sosial tinggi? Bukankah di tengah-tengah masyarakat kita juga selalu ada karakter manusia yang penuh perhatian terhadap kesejahteraan ekonomi dan spiritual?

    Kalau ini pertanyaannya, maka Bong Tak Keng, Syarifudin alias Raden Kosim, atau yang dikenal luas Sunan Drajat adalah jawabannya. Anak Sunan Ampel ini sejak kecil sangat perhatian dengan gerakan sosial, khususnya dalam bidang pengentasan kemiskinan. Sekalipun karakter ini juga dimiliki oleh Kalijaga dan Jenar, tetapi dalam hal kepemimpinan membangun ekonomi kaum miskin Drajat memiliki strategi yang lebih jelas. Di Paciran Lamongan ia mendirikan pesantren yang sekarang dikenal sebagai Pondok Pesantren Sunan Drajat.

    ReplyDelete
  63. Pesantren ini sampai sekarang dikenal melahirkan wirausahawan-wirausahawan mandiri. Drajat punya pemikiran bahwa untuk mencapai harkat kehidupan yang baik seseorang harus memiliki kemandirian ekonomi. Agama bagi Drajat juga ditafsirkan sebagai jalan meraih kemandirian ekonomi.

    Ia sangat terinspirasi oleh prinsip Nabi Muhamad bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Kemandirian ekonomi dalam pandangan Drajat bisa dilakukan dengan beberapa hal. Pertama, etos kerja. Apapun pekerjaan seseorang jika ditekuni akan menghasilkan sesuatu yang baik. Kedua pembangunan manusia dengan jiwa sosial. Dalam pandangan Drajat manusia satu sama lain saling membutuhkan. Jika seseorang ingin meraih kesuksesan dalam usahanya maka harus memegang prinsip kerjasama secara baik. Ketiga, memberi adalah strategi investasi yang baik.

    ReplyDelete
  64. Atas jasa kreativitasnya membangun kegiatan wirausaha sosial, pada tahun 1520 ia mendapatkan gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Fatah, Raja Demak dan diberikan hadiah berupa tanah perdikan di Paciran.

    Beberapa prinsip yang terkenal dari Drajat sangat terkenal dalam lirik teks berikut ini:

    Menehono teken marang wong kang wuto/ Menehono mangan marang wong kang luwe/Menehono busono marang

    wong kang wudo/Menehono ngiyup marang wong kang kudanan.

    Terjemahan literalnya:

    Berilah tongkat kepada orang buta/ berilah makan kepada orang lapar/ berilah pakaian pada orang yang tidak memiliki sandang. Berilah tempat pada orang yang sedang tertimpa hujan.

    Terjemahan kontekstual:

    Berbagilah ilmu-pengetahuan kepada mereka yang bodoh agar menjadi pandai. Sejahterakan kehidupan orang miskin agar tidak menjadi beban kehidupan masyarakat. Ajarilah kesusilaan pada orang yang amoral. Berikanlah perlindungan bagi orang yang menderita.

    ReplyDelete
  65. Chit...Kata malaysia bad country kunun....hehehe....indon taik sekor ni memang typical indon.....indon is always indon.....if you state one bad thing about malaysia, we malaysian can sate 1000 bad things about indonajis easily....jangan stress ya donz....hahahaha..... ===> HAHAHA ..NGAPAIN JUGA STRESSS..GE ER LOE

    ReplyDelete
  66. f you state 1000 bad thing about indonesia, we malaysian can sate 1.000.000 bad things about MALAYSIA MADE BRITISH easily TOO...

    ReplyDelete
  67. The truth: Racism is rife in Malaysia
    Sun, 22 Aug 2010 06:00
    E-mail Print

    By Qayum Rahman

    KUALA LUMPUR: From housing to jobs, education to citizenry, bigotry in Malaysia is a simmering cauldron.

    Since MCA’s boldly brazen demand last weekend for an end to the 30% bumiputera equity, it’s not only the politicians and NGOs who are openly slamming each other over a broad range of unfair policies but the man-on-the-street is also spewing his disgust.

    In Kuala Lumpur, a recently married engineer, who declined to be named, said he had trouble renting a double-storey property in a housing estate in Old Klang Road because he was Indian.

    “It’s not the first time I have faced this problem. A Chinese landlord is not likely to rent you a room or house. It took me three months to find a landlord who would rent a house to us and even then we had to reassure him many times... I had to show him my payslips!” he said.

    In Penang, Nabriza Ghazali, a private sector employee, said racism was rife in the commercial sector which is controlled by the Chinese community.

    She said the situation was so bad that it was difficult for Malays and Indians to secure high-paying jobs in certain sectors although they had the right qualification.

    “Many Malays and Indians who have been in employment for years and who are qualified for higher posts don’t move up. This is mostly because the Chinese who are less qualified and with lesser experience are given priority.

    “I have had the experience of going for a job interview and the first question they asked me was if I knew Chinese. The employer said their company was looking for someone who was fluent in Chinese to liaise with other employees,” she said.

    Another employee, Edmand Steven Grumach, echoed Nabriza’s views.

    ReplyDelete
  68. He said many private sector workers in Penang had problems “even getting an interview” because many of the large companies including the manufacturing sector required employees to speak Chinese.

    “This condition is not applicable to low-paying jobs… it clearly shows the racist attitudes by employers. As a private sector employee, I hope that companies in Penang will not be bias and provide all with equal job opportunities,” he said.

    Now an open truth

    According to Penang Malay Association deputy chairman Azmi Merican, racism in the job sector was now an open truth.

    “It has become so extreme that it is denying Malays and Indians of opportunities in the private sector. Race has always been a priority with the Chinese and the majority of Malays and Indians have been deprived of employment opportunities for irrational reasons.

    “Among the reasons made mandatory in the Penang private sector is that applicants must be fluent in the Chinese language and most of the positions are limited to the Chinese community.

    “Many of the positions advertised in the papers carry this condition. It is a subtle oppression of the Malays and Indians in Penang,” he said.

    Azmi said even if there were Malays and Indians who met the criteria, the salary scale offered to them as compared to the Chinese, was different.

    “Now it's the new Chinese community which controls the private sector in Penang. But what was once a subtle practice of racism was now open and obvious. The Chinese are always touching on bumiputera equity but the Malays don’t complain about their (Chinese) racist practices in the commercial sector,” he told FMT.

    ReplyDelete
  69. Azmi said although it was understood that the Chinese community practiced double standards it had never been raised as an issue but now they (the Chinese) were openly voicing their dissatisfaction with the Malays and the policies enshrined in the constitution.

    "If the Malay and Indian communities don’t voice up to the way the Chinese treat them than they will continue to be sidelined,” he said.

    ReplyDelete
  70. Saturday, September 18, 2010
    Utusan Malaysia Plays Racist In Sosilawati Murdered

    Kuching
    Saturday, 18th September 2010

    From Harakahdaily

    There seems to be no end to politicising any issue in Malaysia. In the case of the savage murder of businesswoman Sosilawati Lawiya and three others, Malay daily Utusan Malaysia continues this trend by linking politics to the case which shocked the nation.

    The Perkasa and UMNO mouthpiece is said to have carried a statement by a defecting Parti Keadilan Rakyat deputy youth chief Mohd Zahid Md Arip who questioned what he termed as DAP’s "silence and hypocrisy" over Sosilawati’s murder, a now-familiar charge among pro-UMNO bloggers.

    “Is the silence related to claim that the main suspect (in the murder case) is a lifelong member of the party?

    "If the claim is true, it clearly shows that DAP is a hypocrite party that only fights for certain race,” he was quoted as questioning.

    His suggestion was however in stark contrast to what deputy minister in the Prime Minister's Department T. Murugiah’s had claimed earlier, that the main murder suspect had expressed his intention to join MIC.

    Murugiah had also claimed that he met the suspect during a Hari Raya community programme in Bukit Cheeding, three days before he was arrested.

    DAP to sue

    DAP secretary-general is clearly not amused by Utusan's latest attack on it.

    “Murugiah said he wanted to join MIC, yet Utusan spins to say he is a DAP life member. Utusan has politicised the issue," twitted Lim Guan Eng, adding that the party would be taking the paper to court for libel.

    Describing the paper's reporting as evil and malicious, Lim said it should just be renamed to Utusan Shin Bet and Mossad, referring to the notorious Israeli secret service agencies.

    ReplyDelete
  71. In another posting, Lim said the DAP did not attempt to exploit Murugiah's revelation that the suspect had wanted to join MIC.

    Coupled with allegations on the internet mostly by pro-UMNO bloggers, Utusan's reporting on the murder case has thrived on sensationalism, and recently bordered on racism due to the different races involved in the high-profile case.

    Following this, the police chief has been forced to issue a statement, telling the public that the case had nothing to do race.

    The racial polemics surrounding the case also prompted Selangor's Seri Setia assemblyman to condemn "irresponsible journalism" by the media involved, especially those known as 'mainstream'.

    “What kind of humans are us? [sic]” twitted Nik Nazmi Nik Ahmad. “The scary thing is this was not spun by unknown blogs and stupid tabloids, but the mainstream media."

    ReplyDelete
  72. Anonymous said...
    hxxp://groups.yahoo.com/group/ PPDi/message/18369

    Liat sendiri bagaimana tentera kopassus kebanggaan jawa itu membunuh anak2 kecil yg tidak berdosa, wanita2 lemah dan menanam mereka hidup2 dalam satu kuburan besar!!

    Nampak persamaannya di antara pengganas Serbs, Israel dan Jawa?

    hmmmmm... Al-Fatihah untuk mujahid2 aceh!!

    ----------------------------------------------------------------------

    Sangat zalim....memang dsar jawa keparat...apakah kesalahan anak2 kecil and ibu2 acheh yang lemah itu?

    ReplyDelete
  73. hxxp://www.freewebs.com/luengs a/indon.htm

    Phewwwww, ini dia NASIONALISME kebanggaan indon2 ----> Hasil dari usaha "penyatuan" oleh wong Jowo dan PEMBANTAIAN ETNIS!!

    hmmmm...

    ReplyDelete
  74. Duh, kenapa anak2 kecil di Acheh bisa dibunuh dengan begitu kejam sekali? Ibunya diperkosa lagi!!

    Ya ampun!!

    ReplyDelete
  75. aku benar2 kasihan mengapa wujud lagi bangsa yang tidak bertamadun mencari penyelesaian dgn membunuh anak2 yang tidak berdosa di Acheh..org2 tua yang tidak berdaya malah perempuan2 muda d cabul di Acheh..
    inikah tamadun jawa yang d bangga kan?

    ReplyDelete
  76. Aku heran kenapa di Indonesia ada PEMILU walhal demokrasi di Indonesia itu dilaksanakan oleh tangan2 MILITER? Apa perlu sama demokrasi kalau hal2 sipil di Indonesia dikendalikan oleh MILITARY dan harus dapat ijin dari cabang MILITER JAWA aka TNI?

    ReplyDelete
  77. Foto2 Kebiadaban Tentara Jawa di atas Tanah Rencong!

    http://web,comhem,se /~u99506137 /RI-Biadap. htm

    tukar , ke .
    Rapatkan spasi.

    ReplyDelete
  78. Foto2 Kebiadaban Tentara Jawa di atas Tanah Rencong!

    http://web,comhem,se /~u99506137 /RI-Biadap. htm

    tukar , ke .
    Rapatkan spasi.

    ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    Heran deh, inikah NASIONALISME MILITER yang diagung-agungkan oleh Indonesia? Bukankah ini nasionalismenya yang MEMBANTAI hampir setiap daerah, suku dan etnis di Indonesia sendiri?

    ReplyDelete
  79. TNI siliwangi dah banyak rogol anak dara aceh...TNI rogol rakyat sendiri...sejarah tetap sejarah...

    ReplyDelete
  80. Cuba baca sejarah. Siapa yang bergabung dengan Belanda menawan Acheh. Tentera Belanda hanya sedikit. Yang banyak dari Jawa dan Maluku. Pengkhianat bangsa

    ReplyDelete
  81. Jika kita menelusuri sejarah perjuangan bangsa aceh dan GAM, pasti ramai indon2 yng akan faham...

    Yang menanam ganja di aceh ialh TNI sendiri yg kemudiannya bikin propaganda di seluruh dunia bahawa yg menanam ganja itu ialah GAM..citra bangsa aceh diburukkan oleh Jawa2 penjajah bagi menghalalkan tindakan mereka ke atas org2 aceh..

    Pembunuhan bangsa aceh=HALAL
    Pemerkosaan bangsa aceh=HALAL
    Pelanggaran HAM ke atas bangsa aceh=HALAL
    Pengerukan SDA aceh=HALAL
    ...semuanya kerna bangsa aceh telah dipotretkan sebagai bangsa yg tidak berguna, bangsa yg norak, bangsa yg bejat dan bangsa yg harus dihapuskan atas nama NKRI..mereka yg menentang jawa dibilang separatis dan bukannya pejuang2 kemerdekaan..

    ReplyDelete
  82. Surat daripada Sultan Acheh kepada King James I (Raja' Ya'kob) England.

    Menurut keterangan Paderi W. G. Shellabear bahawa naskhah surat (C) yakni surat daripada Sultan Acheh ke­pada King James I, England , di dalam Bodleian Library, Oxford juga tersimpannya. Surat itu bertarikh T.M. 1024 = T.M. 1612 (?)(Menurut keterangan Sir Richard Winstedt dalam "A History of Johore" Journal MBRAS Vol. X Part III. December, 1932, tarikh surat ini ialah July 1616. Acheh telah merampas dan menakluki Batu Sawar pada zaman (Kerajaan Johor Tua) pada T.M. 1613). Ada pun surat itu tertulis di atas kertas yang bergulung, kira-kira tiga kaki panjangnya, dan amat terhias. Tulisan­nya lebih baik daripada tulisan dalam surat (B), tetapi ejaan-ejaannya banyak menyerupai ejaan-ejaan di dalam surat (A) dan (B), yakni yang terkenal dengan sebutan "ejaan Acheh" itu. Ada beberapa perkara dapat di pastikan daripada kan­dungan surat itu, di antaranya:

    (a) Cara aturan surat daripada raja sebuah negeri di alam Melayu kepada seorang raja negeri asing pada zaman itu. Adalah ternyata bahawa kira-kira dua per­tiga daripada isinya, iaitu pada bahagian permulaannya, mengandungi kata-kata yang menzahirkan bagaimana ke­agungan raja yang mengirim surat itu, dan selain dari itu baharulah di tuliskan maksud-maksud yang hendak di ma­klumkan kepada raja yang di alamatkan surat itu.

    (b) Surat ini nyataIah sebagai menjawab surat yang di kirimkan terlebih dahulu oleh King James I, England , kepada raja Acheh meminta supaya kiranya baginda itu memperkenankan orang-orang Inggeris berniaga dalam negeri Tiku dan Periaman.

    (c) Perkataan "Inggeris" tidak di eja "Inglitir", tetapi suatu perkara yang menarik perhatian dalam surat itu ia­lah tentang nama King James itu di sebutkan "Raja Ya'kob.

    (d) Daripada kandungan surat ini dapat juga dicke­tahu dengan nyatanya tentang kebesaran Kerajaan Acheh pada zaman itu, bukan sahaja negeri-negeri di dalam Su­matra, bahkan menurut surat itu Batu Sawar (Kerajaan Johor Tua), Perak dan Pahang juga di bawah kuasanya.

    (e) Kandungan surat ini demikian juga surat-surat yang ter­lebih dahulu di terangkan itu adalah membuktikan dengan jelasnya bagaimana ke adilan raja-raja Melayu menjaga keselamatan nyawa dan harta benda saudagar-saudagar bangsa asing yang menumpang berniaga di dalam negerl baginda itu demikian juga di negeri-negeri jajahan takluk baginda.

    BERSAMBUNG.........

    ReplyDelete
  83. SAMBUNGAN......

    Surat itu tiada mengandungi angka tahun, tetapi oleh maksud isinya sebagai suatu surat kebenaran berniaga yang di kurniakan kepada Kapitan Harry Middleton, maka dapatlah juga di agak bila tahunnya surat itu ditulis, ia­itu tidaklah lewat rasanya jika dikatakan kira-kira dalam T.M. 1601; kerana menurut keterangan Paderi Shel­labear, bahawa Sir Harry Middleton telah belayar bersama­-sama dengan Sir James Lancaster dalam T.M. 1601, dan pada .masa di Acheh ia telah di angkat menjadi ketua sebuah kapal yang bernama "Susan" dan di hantar ke ­Periaman, di pantai barat Sumatra. Kapal itu telah kem­bali ke England dengan membawa muatan lada hitam. Tarikh perkembaliannya ke England yang telah di catit­kan ialah pada 21 June, 1603 , hampir dua bulan terdahulu daripada ketibaan Sir James Lancaster.

    Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahawa naskah surat (B) ini di tulis pada suatu masa, jika tidak pun di tulis oleh orang yang menulis naskah asal surat (A) itu sendiri, hal ini terutamanya dapat di perhatikan pada beberapa ejaannya yang sama iaitu seperti sebutan Inglitir bagi England, meli bagi perkataan beli dan sebagai­nya. Ejaan-ejaan di dalam surat (A) dan (B) adalah jauh berbeza dengan ejaan dalam naskhah surat (C) iaitu surat daripada Sultan Acheh kepada King James I (Raja Ya'kob) England seperti yang akan di terangkan kelak.

    Dengan anugerah Tuhan sarwa alam sekalian, sabda yang maha mulia datang kepada segala penglima negeri dan pertuha (pertua) segala negeri yang takluk ke Acheh. Ada pun barang tahu kamu sekalian, bahawa kapal orang Inglitir ini, kapitannya bernama Harry Middleton, asalnya kapal ini berlabuh di labuhan negeri Acheh; berapa lama­nya ia di sana, maka mohon dirinya ia berlayar ke Jawa. Jika ia memeli lada atau barang sesuatu, di berinya akan kamu dirham ,atau barang sesuatu. Yang orang Inglitir ini orang suhbat kita Raja Inglitir, maka kapitannya dan segala saudagarnya itu hamba pada Raja Inglitir. Yang hamba Raja Inglitir itu serasa orang kitalah; jika ia meli berjual dengan kamu yang dalam teluk rantau Acheh itu, dengan sebenar-benarnya jua. Maka surat simi yang kita kurniai akan dia ini, dengan di pohonkannya daripada kita, supaya jangan ia di cabuli segala orang teluk rantau kita. Maka jika di tunjukkannya kepada kamu sekalian simi ini, hendaklah kamu permulia; dan janganlah sese­orang daripada kamu mencabuli dia. Inilah sabda kita kepada kamu sekalian. Wassalam..

    ReplyDelete
  84. aku setuju...bebaskan acheh... jadikan acheh negara merdeka... sekian lama mereka ditindas oleh kerajaan indon.... ayuh bagsa acheh... hidup GAM.. semoga kamu segera terlepas dari cengkaman syaitan

    ReplyDelete
  85. jawa memang bangsa keparat pembantai etnis lain di indognesial,lihat saja provinsi sumatera yang terus mundur di bawah kekuasaan kuku besi jawa?bangsa acheh mahu merdeka dari kebiadapan jawa yang pernah membunuh dan memperkosa mereka sewaktu konfrontasi GAM dan TNI satu ketika dahulu,setelah berlakunya gempa bumi dasyat di sumatera,pemerintah indog sepertinya mengambil sikap acuh tak acuh dalam menangani krisis bencana alam yang menimpa orang sumatera,coba kalo gempanya berlaku di jawa??pasti triliun rupiah disalurkan serta merta ke tempat yang berlakunya kecelakaan....sungguh bersikap double standard pemerintah jawa hindunesial niech...so sbg malaysian yang cerdik dan bijak,janganlah kita mencontohi sifat busuk dan iri hati jawa asu jahanam ini....hehehehehehe :)

    ReplyDelete
  86. kemana hasil bumi sumatera?
    sudah dikeruk jawa sialkah?
    merdekakan sumatera....dari (GAM)^_^

    ReplyDelete
  87. SEKALI LAGI DI COPY & PASTE.....FIKIR2KAN.....BETAPA JAHATNYA JAWA KEPARAT NIH.....

    AL_FATIHAH untuk sekalian umat Islam yg menjadi mangsa kekejaman rejim jawa indon;

    Pembunuhan kejam Rejim Jawa Indonesia

    1. Peristiwa pembantaian terhadap lebih dari 500 orang (Sultan-sultan Melayu dan ahli warisnya di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan) oleh TNI dalam
    dekade Desember 1945-1947, yang Sukarno sebut sebagai Revolusi sosial;

    2. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Sunda oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1950-1958;

    3. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Acheh oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1953-1961;

    4. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Minangkabau, Riau dan Jambi oleh TNI semasa meletusnya PRRI antara 1957-1959;

    5. Pembantaian terhadap 5,000 bangsa Melayu di Kalimantan oleh TNI semasa meletusnya Permesta PRRI tahun 1957-1958 oleh TNI;

    6. Pembantaian terhadap 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1962-63;

    7. Pembantaian terhadap 1000,000 (1 juta) manusia dalam peristiwa G-30S/PKI tahun 1965 oleh TNI. Sebelumnya telah terjadi pembantaian terhadap 7000 orang Jawa dalam peristiwa PKI di Madiun, tahun 1948.

    8. Pembantaian terhadap lebih dari 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1969-sekarang;

    9. Pembantaian terhadap lebih dari 450,000 (1/4% dari bangsa Timor Timur)oleh TNI antara tahun 1975-1998;

    10. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Acheh antara tahun 1976-sekarang;

    11. Pembantaian terhadap 900 jama'ah Masjid At-Taqwa Tanjung Priok oleh TNI tahun 1994;

    ReplyDelete
  88. ….. Sambungan
    12. Pembantaian terhadap 1,500 penduduk Talang sari, Palembang Sumatera, oleh TNI tahun 1995;

    13. Pembantaian terhadap 39 penduduk Bima oleh TNI tahun 1994;

    14. Pembantaian terhadap 1,600 penduduk bekas tahanan PKI Pulau Buru di Kedung Gemboh oleh TNI tahun 1994;

    15. Pembantaian terhadap 700 penyokong PDI kubu Megawati di jln. Diponegoro, Jakarta oleh TNI pada 27 Maret 1997;

    16. Pembantaian terhadap 1,300 bangsa Dayak di Kalimantan Barat dan Utara oleh TNI tahun 1998;

    17. Pembantaian terhadap 200 orang penyokong PPP dan PDI di Kalimantan oleh TNI antara April-Mei tahun 1998;

    18. Pembantaian terhadap 300 orang penyokong PPP dan PDI di Tasik Malaya oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    19. Pembantaian terhadap 150 orang penyokong PPP dan PDI di Situbondo oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    20. Pembantaian terhadap 100 orang penyokong PPP dan PDI di Sampang, Madura oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;

    21. Pembantaian terhadap 1,500 orang pro reformasi di Jakarta oleh TNI yang menuntut reformasi, tahun 1998;

    22. Pembantaian terhadap 3,000 bangsa Maluku oleh TNI yang menuntut merdeka awal tahun 2000

    ..........

    AL_FATIHAH

    ReplyDelete
  89. Bangsa Acheh itu lebih hebat dari bangsa jawa keparat.

    Buktinya,

    A) Acheh tidak pernah berhasil dijajah VOC
    B) Acheh berani bangun melawan penjajah jawa
    C) Acheh punya harga diri dan tidak mau jadi babu
    D) Acheh berhasil melestarikan kehidupan beragama biarpun dikelilingi bangsa penyembah garuda pancasia
    E) Acheh membelikan pesawat tempur untuk jawa semasa perang kemerdekaan jawa (soladiritas yang tinggi)

    Silahkan ditambah

    ReplyDelete
  90. Buktinya,

    A) Acheh tidak pernah berhasil dijajah VOC
    B) Acheh berani bangun melawan penjajah jawa
    C) Acheh punya harga diri dan tidak mau jadi babu
    D) Acheh berhasil melestarikan kehidupan beragama biarpun dikelilingi bangsa penyembah garuda pancasia
    E) Acheh membelikan pesawat tempur untuk jawa semasa perang kemerdekaan jawa (soladiritas yang tinggi)

    Silahkan ditambah

    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    Tambah..

    Bangsa aceh juga pernah menyerang portugis di melaka tapi jawa hanya jadi babu portugis di jawa..

    Bangsa aceh juga pernah hantar perwakilan ke Turki dan mengadakan hubungan diplomatik dgn kerajaan Uthmaniah..

    Hebat aceh..jawa hanya tahu membunuh saudara seagama dan jadi babu portugis dan belanda..

    ReplyDelete
  91. Kenapa Hanya Jawa sanggup menjadi Babu Tanaman Paksa??

    Jawab...Jawa ketakutan dengan belanda sampai sanggup terseksa...

    Tanam paksa adalah era paling eksploatatif dalam praktek ekonomi Hindia Belanda. Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yang pada zaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia-Belanda pada 1835 hingga 1940

    Sistem tanam paksa yang kejam ini, setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan di Belanda, akhirnya dihapus pada tahun 1870, meskipun untuk tanaman kopi di luar Jawa masih terus berlangsung sampai 1915. Program yang dijalankan untuk menggantinya adalah sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870.

    ReplyDelete
  92. Pada Kamis 9 Agustus 2001, sekitar Pukul 07.00 WIB, lebih kurang sekitar 60 orang berseragam loreng dengan bersenjatakan laras panjang yang ujungnya diikat pakai kain merah serta dikepala mereka diikat kain berwarna hitam dan loreng, memakai label nama serta berpangkat dibahu dan dikerah baju berwarna hitam dan merah mendatangi PT Bumi Flora (Afdeling IV) yang berlokasi di Desa Alue Rambot Kecamatan Bandar Alam Aceh Timur.
    Menurut keterangan saksi mata dan korban, sekitar pukul 07.30, mobil saksi korban macet dijalan, saksi juga melihat didepanya ada mobil tentara yang juga macet, kemudian mobil korban keluar dari kemacetan dan langsung kepondok Afdeling IV dan buru-buru memberitahukan kepada para penghuni Afdeling supaya jangan ada yang lari, karena kalau lari nanti bias ditembak.Tidak berapa lama , saksi korban setelah memberitahukan hal tersebut, tentara yang mobilnya macet tadi sudah sampai di Afdeling IV meletuskan tembakan keatas satu kali yang berasal dari atas bukit. Mengetahui ada banyak tentara yang masuk ke pondok dan mendengar ada letusan senjata tersebut, saksi menjemput anak korban Samsul bahri yang ada diluar rumah dan membawa masuk kedalam, kemudian saksi melihat kebelakang rumah pada saat tersebut sudah ada tentara berjumlah 4 orang, salah satunya dari 4 orang tersebut sambil menodongkan senjata laras panjang keleher saksi dan bertanya; “Kau suku apa? Saksi menjawab Aceh, kemudian tentara bertanya lagi,‘kemana Bapak (maksudnya Samsul Bahri), dijawab saksi,‘diluar’. Kemudian tentara tersebut mencari Samsul Bahri dan berjumpa didepan rumah, kemudian saksi disuruh masuk kedalam rumah lalu dimintai KTP, kebetulan KTP Samsul Bahri tinggal dirumah, ketika korban samsul Bari masuk kedalam rumah tentara mengikuti dari belakang dan pada saat korban sedang mengambil KTP, tentara tersebut mengambil uang korban Samsul Bahri, kemudian korban Samsul Bahri disuruh berkumpul didepan rumah.Tidak lama kemudian terdengar satu kali letusan senjata, setelah letusan senjata itu, semua kaum laki-lakiyang ada dipondok-pondok karyawan Afdeling IV tersebut dikumpulkan didepan rumah korban Samsul Bahri dalam formasi 4 barisan dengan posisi jongkok dan kedua belah tangan diatas kepala, sedangkan yang wanita semuanya disuruh masuk kedalam rumah masing-masing.Setelah semua laki-laki dikumpulkan dalam posisi jongkok, maju dua orang personil melakukan eksekusi terhadap korban-korban. Yang pertama dieksekusi adalah Nasir yang dituduh GAM lalu tiba giliran lainya disiram dengan peluru.

    ReplyDelete
  93. Aceh lebih dekat dgn malaysia secara fizikal maupun mental..

    kita mulai ceritera ini dari tahun 1600. saat itu kerajaan aceh memiliki hasil bumi yang sangat melimpah, tapi bukan seperti minyak dan gas seperti sekarang, tapi lebih kepada hasil tanaman, berupa Sutera, Lada yang sebenarnya sudah dimasukkan oleh pedagang China dari abad 14. diekspor ke Eropa, India, Turki dan semenanjung Malaya. dulu kan kerajaan Aceh sampai kepada semenanjung Malaya (sekarang wilayah negara Malaysia) dan sebagian Sumatera (sampai ke Jambi). pusat penanaman lada jaman Iskandar Muda difokuskan ke daerah selatan, tepatnya di Pasaman (sekarang masuk propensi Sumatra Barat), dan daerah Tiku (alis belum tau dimana posisinya). nah ada juga pemfokusan perkebunan lada di semenanjung malaya, tepatnya di Langkawi dan Kedah.

    seorang pedagang Perancis bernama Beaulieu, mencatatkan, bahwa harga lada di daratan Sumatra sangat mahal, sehingga ia mencoba untuk berkompromi dengan Sultan Kedah untuk mendapatkan harga yang lebih murah. lada daerah langkawi dan kedah sangat bagus, jauh lebih bagus dan indah daripada di Sumatra. untuk melihat jelas deskripsi lada di daerah Kedah, bisa baca buku Beaulieu, halaman 80-81, karena kita gak bicara lada disini.

    tapi yang ingin dijelaskan disini adalah, Kedah itu adalah salah satu kota tujuan 'penyerangan' Kerajaan Aceh untuk bertahan dari segala macam permasalahan yang ada(1619). dan Kedah adalah Kota penghasil Lada yang pada saat itu sangat dibutuhkan untuk makanan, juga sebagai bahan perdagangan. makanya Kedah menjadi bagian penting dalam wilayah kerajaan Aceh selain Batu sawar, yang kaya akan logam mulia dan banyak pekerjanya. lalu Pahang yang juga menjadi Transit segalam macam pengangkutan jaman dulu. Kedah juga dulu dijadikan tempat berlabuh segala transaksi karena tempatnya yang cocok untuk pelabuhan..

    BERSAMBUNG.......

    ReplyDelete
  94. Jawanisasi Indonesia: Kasus Aceh

    Oleh: M. Shabri H. Abd. Majid, M.Ec.

    (Penulis adalah Mantan Sekjen Tanoh Rincong Student Association (TARSA), Malaysia dan Merupakan Kandidat Doktor bidang Ekonomi pada International Islamic University, Malaysia (IIUM))

    Ketika pertama sekali penulis menginjak kaki di tanah Melayu, Malaysia sesuatu yang rada aneh, namun sudah begitu lumrah penulis alami, dimana mahasiswa-mahasiswi tempatan (Melayu) pada umumnya lebih mengenal Aceh yang sarat akan background historis Islamnya ketimbang mahasiswa-mahasiswi Indonesia non-Aceh. Ketika berbincang-bincang tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara dan proses penghantaran Indonesia ke
    pintu gerbang kemerdekaan dengan beberapa teman Indonesia, penulis sangat terkejut karena ternyata banyak kawan Indonesia yang sangat minim pengetahuannya tentang topik tersebut. Bahkan mereka hampir tak percaya, ketika penulis utarakan kilas balik sejarah masa silam, khususnya sejarah Islam Aceh dan pengorbanannya dalam menghantar Indonesia ke pelaminan kemerdekaan.
    Sebaliknya, bila memperkatakan topik yang sama dengan mahasiswa-mahasiswi Melayu, ternyata mereka mereka pada umumnya lebih familiar dengan sejarah Aceh sebagai pemodal utama bangkitnya Islam di Indonesia. Kenapa fenomena ini bisa berlaku? Apakah kawan-kawan asal Indonesia tersebut buta sejarah? Padahal background pendidikan mereka cukup meyakinkan bahkan ada diantara kawan tersebut yang berprofesi sebagai maha guru di Indonesia! Apakah letak Aceh yang berdekatan dan mempunyai hubungan histories masa silam dengan Malaysia membuat orang Melayu lebih mengenal Aceh ketimbang orang Indonesia non-Aceh? Mungkinkah orang Melayu lebih meminati pelajaran sejarah ketimbang orang Indonesia? Kalau permasalah ini kita kaitkan dengan gejolak di Aceh sekarang ini, mungkin pertanyaan yang relevan adalah; mengapa Aceh lebih disepelekan oleh anak bangsanya sendiri ketimbang orang asing? Mungkinkah hal ini telah dijadikan sebagai salah satu sebab pemicu kemarahan rakyat Aceh terhadap Indonesia? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan relevan lainnya yang boleh ditimbulkan dari permasalahan di atas. Namun tulisan ini tidak bermaksud untuk memberikan solusi secara comprehensive terhadap semua pertanyaan diatas, tetapi analisa secara restrictive yang difokuskan pada proses Jawanisasi Indonesia mungkin akan dapat menguak misteri yang terselip dibalik fenomena ini.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  95. Kembalikan sejarah kegemilangan aceh...

    Tanyalah pada tanah..tanyalah pada air..dan tanyalah pada angin..jika mereka bisa berkata2, pasti mereka akan berkata bahawa aceh ialah satu kerajaan yg agung di alam nusantara...

    BANGKITLAH DARI TIDUR KALIAN..KELUARLAH DARI SELANGKANGAN JAWA...

    JAWA TIDAK PUNYA APA...TAPI MEREKA HANYALAH PERNAH MENJADI BABU BELANDA DI MASA LALU..

    ReplyDelete
  96. MENGAPA 25000 PENduduk acheh yang mendapat perlindungan sementara selama 3 bulan tidak ingin pulang? sedah berapa tahun mereka di malaysia?

    apabila di tanya... mereka malu mereka berbangsa indon.. pemerintah tidak mesra rakyat, ramai mederita... lihat pembangunan di Acheh.. siapa yang usahakan? pemerintah indon atau pemerintah asing? mereka sedar setelah berlaku bencana... pemerintah mengemis simpati kerana tidak mampu menjaga rakyatnya sendiri, sedangkan indon sejuta kali lebih kaya dari malaysia.. dan singapore.

    mereka sudah buka mata.. daripada ada pemerintah yang bodoh dan saban hari mengemis simpati sahaja.. lebih baik mereka merdeka!! mentadbir negara sendiri. benar kan?

    Penduduk yang keluar dari acheh untuk berlindung di negara luar sudah mula buka mata!!! so mau salahkan siapa?

    ReplyDelete
  97. Bangsa Aceh selalu diingkari oleh pihak-pihak yang pernah memperoleh jasa dan budi baik rakyat Aceh (Jakarta & Jawa).

    Selama 80 tahun Belanda berperang menuntut kemerdekaan dari penjajah Spanyol dan memperoleh kemerdekaan pada tahun 1602 negara Raja2 Aceh lah yang pertama memberi pengakuan kepada pemerintah baru Belanda sebagai negara dan bangsa yang baru merdeka.

    Karena sejarah menjadi saksi kebiadaban semenjak dari Seokarno sampai anak cucunya Mega Karno keturunan yang tidak pandai berterimakasih, kalau dengan senjata ditangan membunuh bangsa Acheh yang tidak bersenjata itu bukan Presiden namanya.

    Korban mati warga Acheh sampai menjadi masalah karena uang pampasan hidup keluarga yang di tinggalkan tidak di bayar sehingga kini.

    Wartawan2 yang membuat liputan ditembak oleh indon2 taik.....

    Siapa yang paling segera menghantar batuan ketika Tsunami kalau bukan Malaysia. Malaysia hanya membantu akan tetapi hati bangsa Acheh tidak dapat di kuasai oleh pemerintah Indonesia sampai kapan pun.

    ReplyDelete
  98. selama ni pun banyak anak2 acheh di bantu olh org malaysia,ada juga anak2 acheh di terbangkan ke malaysia utk belajar di sini.dijaga sbagai anak angkat oleh ibu bapa di malaysia. ada juga di beri kemudahan2 per sekolahan dan pakaian.bangunan sekolah,tmpt tinggal yg selesa.
    ibu saudra aku menjaga 2 org anak acheh,mereka diberi kasih sayang yg cukp bagai anak sendri. belajar di sekolah rendah dan menengah,pegangan agama yg secukup ny.aku x tahu la kenapa pemerintah indonesia mengabai kan anak2 acheh ni.mereka memelukan perhatian yg banyak utk hidup.klau ada sumbangan dri indonesia pun cuma makanan aja.pada hal mereka memelukan tempat tinggal yg besar. ya ALLAH,lindungi lah anak2 acheh yg ditinggal kan ibu bapa yg terkorban.amin..

    ReplyDelete
  99. Acheh sudah ujud hampir 1000 tahun sebelum tertubuhnya negara-negara sekular Malaysia dan Indonesia.

    Sudah ada bukti tertulis bai'ah kerajaan-kerajaan Pasai dan Acheh dengan Kuasa di Parsi, Abassiyah, Ottmaniyah & Kerajaan Mongol Islam India.

    Juga ada pertalian sejarah antara Pasai/Acheh dengan kerajaan Islam Kedah Tua, Ligor dan Ayutthiya di Siam.

    ReplyDelete
  100. Sumpah Angkatan Perang Negara Acheh Merdeka

    Bismilla hirrahmaanirrahiim
    Uksimu billahi ta'ala qabidhan biadi 'ala hadhal quranul karim. An adj'ala nafsi, wadami, wamali, fida-an liHurrijati wathani waHukumatid daulati al-islamijati al Atjijjati. Wa an akuuna li'aduwwiha 'aduwwan, walishadiqiha shadiiqan, waliqanunihasj-sjar'ie muthi'a. Wa uqsimu an uthi'a walij-ja amri addaulatil islamijatil asjijjah Teungku Tjhik di Tiro Muhammad Hasan. Wa an akuuna li'aduwwihi 'aduwwan, walishadiiqihi shadiiqan. Qauluhu ta'ala: Ja aijuhalladhina amanu athi 'ullaha wa athii 'ul Rasul wa ulil amri minkkum. Ja ajjuhalladhina amanu aufu bil 'uqud. Walladhina jangqudhuna 'ahdallahi mimba'di miithaaqih...Ula-ika lahumul laknatu walahum suu-addar...Wa aufu bil'ahdi innal 'ahda ka-na mas-uula. Qad aflaHal mukminuna al-ladhiina hum li-a maanatihim wa'ahdihim raa'uuen."

    Deungon Nan Allah Njang Geumaséh-sajang:
    Ulôntuan meusumpah deungon Nan Allah sira ulôntuan mat Quran njang Mulia bak djaroë bahwa akan ulôntuan bri djawong ulông, darah ulôn, dan hareuta ulôn keu ngon tubôih keumeurdéhkaan Tanoh Pusaka Ulôn dan Neugara Islam Atjèh. Dan ulôntuan meusumpah ulôntuan meu-musôh deungon musôh Neugara-njoë, ulôntuan meu-rakan deungon rakan Neugara-njoë, dan ulôntuan tha'at keu Hukôm Neugara Islam-njoë. Dan ulôntuan meusumpah ulôntuan tha'at keu Wali Neugara Islam Atjèh, Tengku Tjhik di Tiro Muhammad Hasan: ulôntuan meu-musôh deungon musôh Wali dan ulôntuan meurakan deungon rakan Wali. Firman Allah: "Hai ureuëng2 njang meu iman, beu ta tha'at keu Allah, beu ta tha'at keu Rasul dan keu Wali Neugara nibak gata. Hai ureuëng2 njang meu-iman, peu-peunoh sumpah-teuh. Soë njang meulangga Sumpah Allah watèë kalheuëh ta peugot...keu ureuë2njan laknat Tuhan dan akan neu peutamong dalam Nuraka. Supaja bandum peupeunoh djandji/sumpah sabab djandji/sumpah-njan na tanggông-djaweuëb dikeuë Allah. Ureuëng2 Islam njang meunang njankeuh njang peulara amanah dan njang peulara djandji/sumpah."
    Angkatan Prang Neugara Islam Atjèh Meurdéhka

    ReplyDelete
  101. jujur.....islam dijawa pada dasarnya tidak murni mengamalkan ajaran islam,banyak sekali pengaruh2 adat idtiadat yang di campurkan dengan agama islam,sehingga dijawa banyak sekali tumbuh ajaran2 yang sepertinya ajaran islam tetapi melenceng dari islam itu sendiri.
    saya tidak bisa menilai bagaimana sesungguhnya islam yang berkembang disana, tapi banyak juga yang masih mengamalkan islam sesuai al Quran wal hadist.
    tapi tidak sedikit juga yang sesat dan keluar dari jalur agama itu sendiri..
    memang adat jawa susah dimengerti..mereka mengagungkan adat ketimbang agama.sedih banget gue.

    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    hmmmm... itu bahayanya bro. Bahaya sama Indonesia terutama sekali sama keimanan muslim2 di indonesia. Kerana apa? kerana indonesia itu dibentuk atas doktrin kejawennya orang-orang jawa. Inilah yang bisa mengelirukan kerana orang2 jawa beraktivitas atas label mereka sebagai Muslim.

    Kadang2 agama itu dicampuradukkan dengan nasionalisme buatan manusia untuk menjustifikasikan sebarang hukum dalam agama. Nasionalisme diatasnamakan ketimbang Tuhan dan agama malah! Sanggup mati kerana Pancasila tetapi dihujungnya berteriakan Allahu Akbar!! Phewww!!

    Ini hasil didikan siapa ini kalau bukan dari Kejawen laknat itu? SESAT dan MENYESATKAN!

    ReplyDelete
  102. Nanggroe Aceh Darussalam
    Demi darah dan keringat
    Yang gak bisa kering
    Pasti kan merdeka jua...

    Lihatlah wargaku
    Lihatlah bangsaku
    Kita diinjak
    Kita ditindas
    Sampai kapan kita harus begini...

    Bangunlah..
    Bangunlah...
    Bangunlah....
    Demi negara merdeka

    Agar kita bisa bebas
    Jiwa dan raga
    Agar keagungan silam
    menjelma semula...

    ReplyDelete
  103. Lihatlah postingan temanku (di copy & paste di blog ini) dari Sumatera yg udah bosan dijajah dan didiskriminasi oleh bangsa Jawa yg tamak dan rakus:
    ----------

    Saya sebagai orang sumatera sejujurnya tidak suka satu negara sama orang-orang Jawa,alasannya sederhana saja,gara-gara orang jawa kebudayaan melayu dipulau sumatera lenyap perlahan-lahan,nyampur baur sama kebudayaan Jawa....

    Kemudian orang jawa dengan seenak perutnya aja ngangkut hasil bumi dari Sumatera untuk pembangunan di Jawa,Lihat saja Jawa yg tak punya apa-apa lebih maju dibanding Sumatera yg hasil minyak buminya 51% hasil nasional...Jawa?!....TKI dan TKW baru mereka punya.

    Untuk saudara sesama Melayu di Malaysia...kalian terserah mau panggil Indonesia apa aja(INDON or everything),tapi jangan kalian sakiti perasaan warga sesama melayu di Sumatera dan Kalimantan.

    salam hangat warga melayu di Indonesia

    ReplyDelete
  104. Sekadar mengimbas peristiwa di tahun 2002...

    sekadar renungan, 12 November 2002, Kampung Kreung, Pidie, Aceh satu gerombolan TNI menyerbu kampung. Hasilnya 3 wanita diperkosa, 7 lelaki ditembak mati ketika sedang kuliah agama dan satu surau (musolla) dibakar. Laporan ke pemerintah telah dibuat dan sehingga kini tiada sebarang tindakan diambil. antara yang dibunuh 1 bapa saudara aku dan 2 sepupu aku yang sedang menuntut di universitas siah kuala. secara mudah, ini dosa yang tak terampunkan. kerana itu, sukar sekali aku bersangka baik kepada orang indonesia.

    ReplyDelete
  105. Jawa Indon memang biadap sama orang2 Sumatera dan etnik2 lain. Untuk mengunci mulut etnik2 lain, orang Jawa menggunakan retorik "Sumpah Pemuda" atau "Bineka Tunggal Eka" sebagai alasan untuk memenangi hati etnik2 lain.

    Itu sebenarnya PERANGKAP halus orang2 Jawa Indon.

    Berhati-hatilah!!

    _____________________________________________________________________

    Begitu juga kerajaan Rome ketika berada di ambang senja empayarnya. Mereka menggunakan senjata 'spiritual' untuk menyatukan rakyat pelbagai bangsa dan terpisah dari segi geografik. Senjata 'spiritual' itu dinamakan "KRISTIANITI" --> lalu membentuk Gereja Roman Katolik!

    Pelakon utamanya ialah "Paul", ejen spiritual kerajaan Rome. Bila spiritual sudah terjajah, yang lain begitu mudah dikawal. Tak kiralah apa pun yang pemerintah buat, rakyat akan patuh dan senang dipermain-mainkan. Masalah dalam negara akan mudah dilupakan rakyat.

    Itulah strategi yang digunakan oleh pemerintah Jawa Indonesia. Gunakan senjata spiritual, supaya etnik lain akan mudah ditundukkan dan disuruh berperang untuk orang2 Jawa.

    ReplyDelete
  106. Kenapa TNI masih menyembunyikan lokasi2 mayat2 orang2 Acheh yang dibunuh? Kenapa masih ada orang2 Acheh yang diisytihar 'hilang' sampai sekarang?

    Keterlaluan biadapnya orang2 Jawa Indon itu.

    ReplyDelete
  107. Kenapa TNI masih menyembunyikan lokasi2 mayat2 orang2 Acheh yang dibunuh? Kenapa masih ada orang2 Acheh yang diisytihar 'hilang' sampai sekarang?

    Keterlaluan biadapnya orang2 Jawa Indon itu.

    ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    kesian ..keluarga mereka..Mungkin anak
    anak mereka sering bertanya: Ibu kapan ayah akan pulang? Ibu anak tersebut pun menjawab sabar ya nak tak lama lagi ayah akan pulang.

    maka anak anak mereka pun bertanya lagi; kalau ayah balik nanti kita boleh makan sedap sedap ya ibu..

    Ibu pun memandang anak nya dengan penuh kesayuan..

    ..Kasihanilah keluarga mereka...

    ReplyDelete
  108. PERJUANGAN PENDUDUK ACHEH.

    Acheh terletak di bahagian Utara Pulau Sumatera dengan jumlah populasi berjumlah 4.3 juta orang penduduk. Petroleum dan gas adalah merupakan hasil utama di bumi Acheh yang turut menjadi punca kepada permasalahan di Acheh. Secara amnya kawasan ini mempunyai majority penduduk Islam. Perjuangan mereka mudah sahaja iaitu untuk mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia.
    Acheh pernah diperintah oleh kesultanan Acheh, Belanda dan akhirnya Indonesia. Salah satu hujah utama Acheh dalam menuntut kemerdekaan ialah ketika penyerahan kemerdekaan Indon oleh Belanda pada tahun 1946, Acheh tidak terbabit sama kerana penduduk pulau itu tidak dirujuk pendapat mereka samada untuk menyertai Indon atau sebaliknya.
    Ketika era pemerintahan presiden Suharto, penggunaan ketenteraan di pulau itu telah dilakukan secara maksimum sehingga menyukarkan sebarang maklumat mengenai perkembangan perjuangan mereka dari diketahui umum.

    ReplyDelete
  109. ACHEH

    KEMERDEKAAN ATAU AUTONOMI

    Sudah pasti penduduk Acheh akan memilih kemerdekaan terutamanya selepas kejayaan Timur Timor. Mereka berpendapat isu ini tidak berbeza dengan isu Timur Timor dan mahukan kemerdekaan. Salah satu tuntutan utama GAM ialah supaya satu referendum yang diawasi oleh PBB bagi menentukan samada penduduk Acheh ingin terus berada di dalam kerajaan Indon atau merdeka. Namun tuntutan ini sudah semestinya
    Ditolak mentah-mentah oleh kerajaan Indon.
    Namun apa yang perlu diketahui disini adalah Timur Timor bukanlah merupakan sebahagian daripada Indon ketika Negara itu mencapai kemerdekaan tetapi sebaliknya ia telah ditakluki oleh tentera Indonesia pada tahun 1975. Jadi sukar juga untuk menyamakan Timur Timor dengan isu Acheh jika berlandaskan factor sejarah dan juga politik.
    Malah kerajaan Indonesia sudah pasti tidak lagi sanggup melepaskan sebuah lagi wilayah mereka untuk merdeka. Perkara ini sudah pasti akan dianggap sebagai satu kelemahan kerajaan Indon dan seterusnya boleh memberikan satu isyarat kepada banyak lagi pulau yang berada di sekitarnya untuk bangun menuntut kemerdekaan.

    ReplyDelete
  110. ACHEH

    HASIL BUMI

    Mungkin factor kemerdekaan Acheh adalah merupakan tuntutan utama GAM didalam konflik ini namun factor ekonomi juga tidak boleh ditolak begitu sahaja. Hasil petroleum dan gas asli Acheh dikatakan telah memberi banyak keuntungan kepada kerajaan Indonesia terutamanya di dalam kegawatan ekonomi yang telah melanda Negara tersebut.
    Penduduk Acheh berpendapat hasil bumi pulau tersebut sepatutnya dinikmati oleh mereka atau sekurang-kurangnya lebih banyak daripada apa yang telah mereka perolehi sekarang daripada kerajaan Indon. Mereka mahukan lebih banyak peruntukan diberi terutamanya dalam usaha untuk membangunkan taraf hidup penduduk di pulau tersebut. Sumber kewangan Acheh tidak mungkin akan dapat dikompromi oleh kerajaan Indonesia terutamanya dalam keadaan keadaan ekonomi Negara itu dan dunia secara umumnya masih belum stabil.

    ReplyDelete
  111. ACHEH

    HAK ASASI MANUSIA.

    Tentera Indonesia dikatakan telah melanggar hak asasi penduduk Acheh dengan menggunakan pelbagai taktik untuk melumpuhkan perjuangan GAM. Banyak kematian terutamanya dikalangan penduduk awam Acheh dikaitkan dengan keganasan tentera Indonesia dalam menjalankan operasi mereka walaupun kejadian ini sering disangkal oleh kerajaan Indon. Bukan itu sahaja , tentera Indonesia turut turut didakwa melakukan pembakaran rumah dan memukul penduduk Acheh yang disyaki membantu perjuangan GAM. Sebenarnya sebarang perlanggaran hak asasi manusia terutamanya penduduk awam merupakan satu jenayah. Sasaran awam hendaklah dijauhi terutamanya sekolah, masjid dan kemudahan awam lain selain kanak-kanak, wanita dan golongan tua yang tidak berupaya. Malah kalau benar tentera Indonesia turut terbabit dalam perlanggaran hak asasi ini, sudah pasti tindakan ini bakal memakan diri mereka sendiri. Sudah pasti sokongan penduduk Acheh terhadap perjuangan GAM akan meningkat selari dengan perlanggaran hak asasi mereka itu.

    ReplyDelete
  112. AKU COPY & PASTE DARI SEORANG ACHEH....

    Saat M. Daud Beureueh ditunjuk sebagai Gubernur Militer Aceh. Sebagai tanda bukti, Beureu'eh memobilisasi dana rakyat. Setahun kemudian, 1949, Beureueh berhasil mengumpulkan dana rakyat 500.000 dolar AS. Uang itu disumbangkan utuh buat bangsa kalian. Uang itu diberikan ABRI 250 ribu dolar", 50 ribu dolar untuk perkantoran pemerintahan negara RI, 100 ribu dolar untuk pengembalian pemerintahan RI dari Yogyakarta ke Jakarta, dan 100 ribu dolar diberikan kepada pemerintah pusat. Aceh juga menyumbang "Emas lantakan" untuk membeli obligasi pemerintah, membiayai berdirinya perwakilan RI di India, Singapura dan pembelian "DUA PESAWAT TERBANG" untuk keperluan para pemimpin RI. Saat itu si Karno kalian menyebut Aceh adalah modal utama kemerdekaan RI.
    .
    Setahun berlangsung, kekecewaan tumbuh. Propinsi Aceh dilebur ke Propinsi Sumatera Utara. Rakyat Aceh marah. Apalagi, janji Soekarno pada 16 Juni 1948 bahwa Aceh akan diberi hak mengurus rumah tangganya sendiri sesuai syariat Islam tak juga dipenuhi. Intinya, Daud Beureueh ingin pengakuan hak menjalankan agama di Aceh. Bukan dilarang. Beureueh tak minta merdeka, cuma minta kebebasan menjalankan agamanya sesuai syariat Islam. Dari sinilah lantas Beureueh melakukan gerilya. Rakyat Aceh, yang notabene Islam, mendukung sepenuhnya ide NII itu. Tentara NII pun dibentuk, bernama Tentara Islam Indonesia (TII).
    .
    Pada 1955 telah terjadi pembunuhan masal oleh TNI. Sekitar 64 warga Aceh tak berdosa dibariskan di lapangan lalu ditembaki. Aksi ini mengecewakan tokoh Aceh. Melalui berbagai gejolak dan perundingan, pada 1959, Aceh memperoleh status propinsi daerah istimewa. merasa dikhianati Soekarno. Soekarno tidak mengindahkan struktur kepemimpinan adat dan tak menghargai peranan ulama dalam kehidupan bernegara. Padahal, rakyat Aceh itu sangat besar kepercayaannya kepada Ulama. Gerilya dilakukan. Tetapi, Bung Karno mengerahkan tentaranya ke Aceh.
    .
    Bisa di ambil kesimpulannya bahwa :
    "BANGSA YANG RENDAH ADALAH BANGSA YANG TIDAK TAHU RASA TERIMAKASIH"
    .
    TUHAN MAHA ADIL!! dan Sekarang apa, kalian di hina Malaysia, macam di lempar taik ke muka kalian smua, kami hanya tertawa disini melihat negara kalian di perlakukan seperti itu, tak nasionalisme, tak ada aksi demo anti-malaysia disini. Indo diejek dan direndahkan harkat, martabat dan derajat serta kewibawaannya. Bahkan Prabowo mengungkapkan, sopir taksi di Malaysia berani menyebut Indonesia sebagai bangsa yang bodoh. Orang Malaysia tidak takut, bahkan jadi olok-olok, kalau pesawat kita akan menyerang mereka, mereka nyantai-nyantai saja. Mereka bilang, "belum sampai sudah juga jatuh sendiri".
    .
    Kami rasa, kami sudah cukup baik memanjakan negara kalian....
    Dan Jiwa Nasionalisme kami untuk kalian tinggal Nol Besar....
    Tak ada lagi kepercayaan, tak ada lagi kebaikan, tak ada lagi se iya sekata dengan kalian.
    .
    spertinya iu belum seberapa ya..?
    Kita lihat saja apa yang akan terjadi di masa depan...
    .
    "Salam'alaikum saudara"

    ReplyDelete
  113. Allan Nairn: Kopassus Terlibat Pembunuhan Aktivis Aceh 2009

    Beberapa pejabat tinggi pemerintahan dan Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan Tentara Nasional Indonesia berada di balik pembunuhan aktivis di tahun 2009. Pernyataan mereka juga didukung catatan pemerintah. Sementara itu, TNI sedang menunggu kucuran bantuan dana dari Amerika Serikat.

    Serangkaian pembunuhan tersebut merupakan bagian dari program rahasia pemerintah Indonesia yang didukung Jakarta, yang sebagian pelaksanaannya dikoordinasikan oleh seorang jenderal Kopassus yang pernah mendapat pelatihan di Amerika Serikat. Jenderal ini mengakui anak buahnya berada di balik rangkaian pembunuhan tersebut. Pernyataannya ini terekam dengan baik.

    Berita mengenai pembunuhan tersebut tersebar di tengah persiapan Presiden Barack Obama yang akan mengumumkan rencananya untuk mencabut kebijakan lama yang disahkan Kongres – sebagai respons atas desakan masyarakat akar rumput – yang membatasi Amerika untuk memberikan bantuan militer kepada TNI, angkatan bersenjata yang selama tahun-tahun pelatihan militer di Amerika dilaksanakan, telah membunuh ratusan ribu rakyat sipil.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  114. SAMBUNGAN.....

    Pengungkapan rahasia tentang pembunuhan yang diduga melibatkan Kopassus bisa menjadi bukti yang menyulitkan bagi Obama, yang menggunakan klaim TNI yang menyatakan tak lagi membunuh rakyat sipil, agar mempertimbangkan kembali pembatasan bantuan Amerika kepada TNI. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menanyakan kepada Kongres apakah benar terjadi pembunuhan baru oleh TNI; isu ini bisa saja kejahatan kemanusiaan yang “diungkit-ungkit” kembali. Namun, kenyataannya, kekejaman itu belum usai: TNI masih melakukan pembunuhan bermotif politik.

    Seorang pejabat senior Indonesia yang sering bertemu dengan para petinggi militer dan Presiden Indonesia mengatakan serangkaian pembunuhan tersebut didukung dan disahkan oleh “para petinggi di Jakarta”. Pejabat tersebut secara detail menilai beberapa aspek dari program ini, termasuk nama korban, metode pembunuhan yang dijalankan, dan beberapa nama pelaku pembunuhan.

    Detail informasi yang dikutip dalam tulisan ini dibenarkan oleh pejabat lain, termasuk pejabat senior Polri. Sebagian juga dibenarkan oleh seorang jenderal Kopassus yang membantu jalannya program tersebut.

    Pejabat tersebut, yang tidak mau diungkapkan identitasnya, mengaku tidak setuju dengan rencana pembunuhan tersebut. Ia tidak mengizinkan namanya diungkapkan karena akan membahayakan posisi dan keselamatan dirinya.

    Informasi mendetail yang telah diketahui tersebut sejauh ini memuat serangkaian pembunuhan dan pengeboman di Aceh – provinsi di belahan paling barat Indonesia – di mana pemilihan legislatif yang diadakan di provinsi tersebut juga diikuti partai lokal bernama Partai Aceh, partai politik yang merupakan penerus gerakan menuntut kemerdekaan Aceh: Gerakan Aceh Merdeka.

    Sedikitnya delapan aktivis Partai Aceh terbunuh menjelang pemilihan legislatif berlangsung, April 2009. Serangkaian pembunuhan tersebut, menurut pejabat yang mengetahuinya, untuk membuyarkan orientasi pendukung Partai Aceh dan menekan partai tersebut untuk tidak membicarakan kemerdekaan Aceh - aksi yang hingga saat ini haram untuk dibicarakan, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di seluruh Indonesia. Sikap yang didukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Salah seorang aktvfis Partai Aceh, Tumijan, 35 tahun, buruh di perkebunan kelapa sawit di Nagan Raya, diculik. Dua hari setelah hilang, tubuhnya ditemukan di sebuah sungai dalam kondisi mengenaskan dan tak bernyawa. Lehernya digorok, tubuhnya dicincang, dan terikat kabel listrik. Mayat Tumijan ditemukan tak jauh dari pos penjagaan TNI Angkatan Darat. Beberapa anggota keluargaTumijan menuding pihak keamanan berada di balik pembunuhan tersebut. Dan, seperti sering terjadi, mereka mendapatkan ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal.

    Aktifvs Partai Aceh yang lain, Dedi Novandi, juga dikenal dengan nama Abu Karim, ditembak di dalam mobil di depan rumahnya. Kaca mobil di sisi pengemudi dibuka paksa seseorang berpakaian sipil, yang mengeluarkan pistol dan menembakkannya dua kali ke kepala pria berusia 33 tahun ini.

    Seorang pejabat tinggi Polri yang paham detail pembunuhan tersebut menyebutnya sebagai pembunuhan profesional, dengan mengerahkan orang untuk mengamati gerak-gerik Abu Karim sebelum membunuhnya.

    Beberapa jam sebelum ditembak, Karim didatangi seorang utusan sebuah organisasi yang disponsori Bank Dunia. Kepada utusan tersebut, Karim mengungkapkan keprihatinannya terhadap pembunuhan simpatisan Partai Aceh sebelum pemilihan umum, juga pembakaran dan serangan granat terhadap kantor Partai Aceh.


    BERSAMBUNG.......

    ReplyDelete
  115. SAMBUNGAN.....

    Tak lama setelah pembunuhan terjadi, BBC datang ke tempat kejadian perkara. Koresponden BBC Lucy Williamson mengutip ucapan seorang tetangga Karim yang mengatakan, “Aneh bila polisi tidak bisa menemukan pembunuh (Abu Karim). Mungkin karena tidak ada saksi mata,” katanya. “Dan saya pikir, aneh juga bila tidak ada saksi atas kejadian tersebut, tapi apa hendak dikata? Semua orang berkata mereka tidak melihat apa-apa.”

    “Di dalam rumah,” lanjut Williamson, “Istri Abu Karim, Cut Dede, dengan gugup memperhatikan anaknya yang berumur empat tahun. Sama seperti orang lain di sini, ia tidak meragukan bahwa pembunuhan suaminya bermotif politik.”
    Pada kenyataannya, menurut seorang pejabat senior dan beberapa orang yang berpendapat sama, pembunuhan Tumijan dan Abu Karim merupakan bagian dari pembunuhan terencana yang dirancang TNI, yang dikoordinasikan pada Panglima Komando Daerah Militer Aceh, yang saat itu dijabat Jenderal Sunarko.

    Pada tahun itu Sunarko baru diangkat sebagai Pangdam Aceh oleh Presiden Susilo, setelah sebelumnya menjabat Komandan Kopassus. Jabatan Jenderal Sunarko sebelumnya adalah Kepala Staf Kostrad, satuan strategis Angkatan Darat TNI yang beroperasi di seluruh Indonesia dan bermarkas di Jakarta, tak jauh dari istana kepresidenan.

    Karier Sunarko melejit setelah mengatur milisi di daerah pendudukan Timor Timur (sekarang Timor Leste). Saat Sunarko menjabat Kepala Intelijen Kopassus pada tahun 199, di wilayah itu terjadi operasi teror TNI, sebuah operasi yang dilakukan dengan cara antara lain pembakaran massal dan pembunuhan. Operasi ini dilakukan terhadap rakyat saat Timor Timur yang saat itu sedang mempersiapkan – dan akhirnya memenangi – referendum untuk kemerdekaan mereka.

    BERSAMBUNG....

    ReplyDelete
  116. SAMBUNGAN.....

    Pembunuhan aktivis Partai Aceh di tahun 2009 terjadi di seluruh penjuru Aceh. Seperti diakui seorang pejabat pemerintah, pembunuhan Abu Karim di Bireuen dilakukan oleh Letkol R. Suharto atas perintah Jenderal Sunarko. Letkol R. Suharto, komandan lokal TNI, membunuh Abu Karim dengan mengerahkan perwira dan prajurit TNI dan dibantu milisi sipil yang pernah dibantu TNI seperti FORKAB dan PETA.

    Letkol R. Suharto telah lama bekerja pada Badan Intelijen Strategis (BAIS), lembaga intelijen strategis TNI yang memainkan peran penting dalam pembunuhan terencana, baik di Aceh maupun di tempat lain di negeri ini, dan terkenal dengan aksi pembunuhan dan penyiksaan di Timor Timur dan, saat ini, di Papua.

    Saat saya bertanya pada pejabat Polri mengenai Letkol R. Suharto dan pembunuhan Abu Karim, mereka jadi sama gugupnya dengan tetangga Abu Karim seperti digambarkan oleh reporter BBC.

    Mereka segan untuk menjelaskan peran Letkol Suharto, kecuali secara pribadi. Saat kemudian menyalakan alat rekam untuk merekam jalannya wawancara, dan kemudian saya bertanya apakah benar Letkol Suharto yang melakukan pembunuhan terhadap Abu Karim dan lainnya, dan apakah Letkol Suharto adalah salah seorang yang melakukan “operasi gelap” yang saat itu masih dilakukan, pejabat Polri tersebut tidak menyangkalnya dan hanya berkata, “Saya tak bisa memberi komentar tentang hal itu.” Dan dia bersikeras meminta agar namanya tidak disebutkan dalam hasil wawancara saya.

    Jumat, sekitar pukul 22.30 malam WIB, saya mengontak nomor telepon genggam Letkol Suharto.

    Telpon saya tidak dijawab sehingga saya mengirimkan SMS, yang dibalas dengan berisi pertanyaan, ini SMS dari siapa. Saya membalasnya dengan memperkenalkan diri saya dan kami memulai percakapan melalui SMS yang berlangsung hingga tengah malam. Di tengah SMS tersebut saya berusaha meneleponnya hingga lima kali, tapi Letkol Suharto membiarkan saja teleponnya berdering tanpa berniat mengangkatnya.

    Melalui SMS, Letkol Suharto bertanya siapa saya, sedang berada di mana, dan bagaimana saya bisa mendapatkan nomornya. Ia bertanya mengapa saya ingin berbicara dengannya. Saya menjawab bahwa saya ingin mendapatkan informasi tentang pembunuhan aktivis Partai Aceh, termasuk yang menimpa Abu Karim. Suharto membalas dan mengatakan itu merupakan urusan polisi. Lantas saya bertanya apakah TNI yang melakukannya, Letkol Suharto menjawab tidak. Kemudian saya bertanya lagi, “Jadi, apakah itu berarti Anda tahu siapa pembunuhnya?” Dia juga menjawab tidak. Lantas saya bertanya lagi, “Bagaimana Anda tahu bahwa TNI tidak terlibat?”

    Di sini, Letkol Suharto mematikan HP-nya. Saya berusaha menghubunginya kembali, tapi hanya mesin penjawab yang saya dengar. Kemudian saya mengirimkan kembali SMS untuk bertanya apakah ia, Letkol Suharto, “terlibat dalam pembunuhan Abu Karim, atau pembunuhan aktivis PA yang lain”. Saya mendapatkan report bahwa SMS saya telah sampai ke nomor Letkol Suharto. Namun, sampai sekarang, lebih dari 51 jam setelah saya mengirim SMS tersebut, Letkol Suharto belum membalasnya.

    Anggota milisi yang dikerahkan Letkol Suharto mengatakan bahwa orang-orang Letkol Suharto-lah yang membakar dan melemparkan granat ke kantor-kantor Partai Acheh.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  117. SAMBUNGAN......

    Namun, semuanya ini hanyalah bagian kecil dari keseluruhan operasi.

    Di Nagan Raya, daerah lain di Aceh, penculikan dan pembunuhan terhadap Tumijan dilakukan oleh tim lain TNI, yang juga dilakukan di bawah koordiasi Jenderal Sunarko. Fakta ini ditunjukkan oleh beberapa pejabat, termasuk dari Polri, dan sebagian, dibenarkan oleh Jenderal Sunarko.

    Dalam kasus pembunuhan Tumijan, bukti-bukti yang terkumpul tidak hanya berupa pernyataan dari kalangan dalam pemerintah, tapi juga melalui rangkaian kejadian yang begitu rumit, termasuk penahanan terhadap sejumlah pelaku yang merupakan bawahan Jenderal Sunarko. Penahanan tersebut tidak pernah terungkap.

    Pejabat senior Indonesia yang pertama kali buka mulut tentang program pembunuhan berkata bahwa Tumijan diambil dan dibunuh sekelompok prajurit muda Kopassus dan beberapa serdadu lain yang, juga terjadi pada kasus pembunuhan Abu Karim, juga menggunakan warga sipil anggota milisi yang diciptakan TNI.

    Ia menyebut beberapa nama, antara lain Kapten Wahyu dan Oktavianus dari TNI, dan beberapa nama warga sipil seperti Muhyari, Supardi, Kadir, Herwan, M. Yasin, Suprayogi, Tahmid, dan Suparno.

    Ia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan bahwa sekalipun tidak ada orang luar yang tahu, orang-orang lapisan paling bawah yang terlibat secara rahasia telah ditahan selama beberapa bulan sebagai bagian dari kesepakatan politik rahasia antara Polri, TNI, dan pejabat-pejabat yang secara tidak sengaja mengetahui beberapa aspek dari program pembunuhan TNI yang sampai saat ini masih merupakan rahasia itu.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  118. SAMBUNGAN....

    Polri, menurut dia, setuju menggunakan anggota milisi. Polisi militer kemudian mengambil dua tentara, dan pejabat yang terkait dengan operasi tersebut setuju untuk tidak membahasnya di depan publik.Begitu pula halnya dengan Polri yang tak pernah mengumumkan adanya penahanan atau usaha untuk melakukan proses hukum terhadap mereka.

    Yang paling penting, hanya mereka yang secara langsung melakukan aksi pembunuhan yang ditahan, untuk satu kasus pembunuhan. Pejabat yang lebih senior dibiarkan tidak tersentuh agar bisa melanjutkan operasi itu.

    Seorang perwira Polri yang saya hubungi membenarkan keterangan pejabat senior itu. Tapi mereka melakukannya dengan segan, bahkan merasa takut. Secara tegas mereka menyatakan sama sekali tidak berniat merecoki “para petinggi di Jakarta”, atau Jenderal Sunarko, atau bahkan Letkol Suharto, yang hanya menjabat sebagai komandan setempat.

    Polri juga membunuh dan menyiksa warga sipil, dan melakukan operasi bersama TNI, meski keduanya juga merupakan lembaga yang saling bersaing, bergulat untuk berebut uang dan kekuasaan. Meskipun akhir-akhir ini Polri terlihat memiliki kekuasaan yang lebih banyak, TNI masih memiliki senjata dan dana yang jauh lebih banyak ketimbang Polri. Dan TNI tidak memiliki beban seberat Polri, yang harus menggunakan hukum untuk kasus pembunuhan.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  119. SAMBUNGAN.....

    Pada hari Kamis, saya berhasil menghubungi kepala Polda Aceh Jenderal Polisi Aditya melalui telepon genggam. Meski pada awalnya ia berkata hanya mau berbicara empat mata, dan bahkan berusaha untuk mengakhiri pembicaraan kami, ia membenarkan – untuk kali pertama secara terbuka – bahwa orang yang telah membunuh Tumijan benar telah ditahan.

    Ketika saya bertanya apakah benar Jenderal Sunarko yang merancang aksi pembunuhan para aktivis Partai Aceh, Jenderal Aditya menjawab, “Bukan kapasitas saya untuk memberikan informasi tersebut.” Dan, secara tak terduga mematikan teleponnya.

    Hari Jumat saya menghubungi Jenderal Sunarko melalui telepon genggam dan bertanya tentang pembunuhan aktvfis Partai Aceh di Aceh. Jenderal Sunarko mengakui bahwa benar anak buahnya ambil bagian dalam pembunuhan tersebut.

    Namun Jenderal Sunarko dengan kalem berkata, pembunuhan yang dilakukan perwira dan prajurit TNI sebaiknya tidak dianggap sebagai aksi TNI sebagai institusi.

    Meskipun pembunuhan ini belum sepenuhnya diumumkan kepada publik, ia mengetahui penahanan anak buahnya yang terlibat dalam pembunuhan Tumijan (Jenderal Sunarko mengatakan hal ini sebelum saya menanyakannya), namun sang jenderal menunjukkan bahwa ia tidak khawatir akan sikap Polri atau pihak berwenang lain terhadap aksi ini.

    Jenderal Sunarko terkesan paham benar tentang pembunuhan Tumijan, dan berkata bahwa Kapten Wahyu dan Oktavianus, yang sekarang ditahan, sebelumnya bahkan pernah bekerja di Kodam Iskandar Muda.

    Ketika saya bertanya secara khusus apakah ia, Jenderal Sunarko, terlibat dalam pembunuhan tersebut, ia menjawab dengan enteng, “Itu adalah pekerjaan orang gila. Dan saya belum gila.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  120. SAMBUNGAN.....

    Ketika saya bertanya mengenai bawahannya, Letkol R. Suharto, dijawab ia mengenalnya dengan baik. Tapi saat saya bertanya apakah Letkol Suharto yang melakukan pembunuhan Abu Karim, Jenderal Sunarko menjawab, “Saya tidak tahu. Jika ia yang melakukannya, saya pasti tahu.”

    Sebelum saya sampai pada topik pembunuhan, Jenderal Sunarko mengatakan ia secara antusias mendukung rencana Presiden Obama yang akan mengeluarkan bantuan kepada Kopassus dan TNI.

    Sunarko berkata bahwa Amerika Serikat dan TNI memiliki hubungan yang sangat erat yang telah “meningkatkan kapasitas TNI”, dan bahwa “niat Obama meneruskan kembali bantuan Amerika untuk TNI akan membuat hubungan keduanya jadi jauh lebih intim”.

    Sang jenderal kemudian berkata bahwa ia merupakan kolega dan pengagum angkatan bersenjata Amerika, setelah pelatihan yang diberikan militer Amerika di berbagai tempat di Indonesia yang “sering” ia ikuti sejak tahun 1980.

    Dengan menyebutkan nama-nama dalam bahasa Inggris dari sebagian pelatihan dan unit militer Amerika yang memberikan pelatihan yang telah ia ikuti, Jenderal Sunarko berkata bahwa instruktur dari tentara AD Amerika dalam mobile training teams (MTTs), Pusat Komando AS di Pasifik (PACOM di Hawaii) telah melatihnya dalam jungle warfare dan logistics juga berbagai subjek yang ia tidak sebutkan. Ia berkata bahwa pelatihan didapat dari militer Amerika juga termasuk pelatihan khusus di tahun 1994 dan 1998, dan kawan-kawan sepelatihannya berasal dari Kopassus dan Konstrad. Jenderal Sunarko berkata, pelatihan militer Amerika yang terakhir ia ikuti diadakan tahun 2006, saat ia menjadi Kepala Staf Kostrad, tak lama setelah itu ia diangkat menjadi Komandan Kopassus.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  121. SAMBUNGAN.....

    Sang jenderal juga mengatakan bahwa pelatihan tersebut juga menguntungkan tentara Amerika, karena memungkinkan TNI dan militer Amerika “saling belajar” dan militer Amerika bisa mendapatkan sesuatu dari TNI sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

    Presiden Obama rencananya berangkat ke Indonesia hari ini, namun kunjungannya kemudian ditunda.

    Namun paket besar berisi bantuan untuk TNI masih dinegosiasikan dalam beberapa bulan ke depan, sebuah titik tolak politik yang akan memperbarui bantuan untuk Kopassus.

    Meski hampir setiap unit TNI (dan Polri) akan mendapatkan bantuan dari Amerika tersebut, Kopassus yang akan paling berpesta. Dan, seperti kata mantan komandan mereka, Jenderal Prabowo, kepada saya, korps pasukan inilah yang paling identik dengan Washington. Inilah yang kemudian menjadi empedu bagi TNI ketika aktivis di Amerika, termasuk saya, berhasil menekan Kongres untuk memutus bantuan kepada Kopassus pada dekade 1990-an.

    Rencana Obama untuk kembali memberikan bantuan kepada Kopassus merupakan hal yang paling ditunggu TNI, sebagai pembersihan nama baik mereka. Dan bagi banyak orang yang berhasil selamat dari operasi teror TNI, rencana pemberian kembali bantuan dana tersebut bisa memuluskan jalan TNI untuk melakukan lebih banyak operasi teror.

    Namun, seperti halnya kebanyakan pembunuhan yang dilakukan TNI, pembunuhan berencana yang disebutkan dalam laporan ini melibatkan banyak komponen dalam tubuh TNI, tidak hanya Kopassus, tapi juga BAIS dan jaringan komando regional dan lokal: kodam, korem, dan kodim. Mereka semuanya, hampir pasti, melapor kepada komandan TNI pada tingkat nasional dan “para petinggi di Jakarta” lainnya.

    Tak peduli apakah Amerika Serikat jadi memberikan bantuan kepada Kopassus atau tidak, TNI secara keseluruhan telah mendapatkan lampu hijau.

    Saat ini 2.800 personel TNI dilaporkan sedang mengikuti pelatihan militer di Amerika (menurut Menteri Pertahanan Indonesia: lihat tulisan Olivia Rondonuwu and Ed Davies, “Interview – Indonesia sees U.S. lifting military training ban”, Reuters, 4 Maret, 2010) dan Pentagon di bawah pemerintahan Obama telah mendorong penjualan senjata dan perlengkapan militer dan pinjaman dari Amerika yang secara keseluruhan akan memperkuat TNI.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  122. SAMBUNGAN......

    Bisa dikatakan, Kopassus tentulah merasa yang paling penting dan memiliki potensi yang simbolis.

    Saat perundingan antara Obama dan TNI dilakukan baru-baru ini, Komandan Jenderal Kopassus datang ke Washington dan disambut tim Obama. Di Indonesia, selama pembicaraan tersebut berlangsung, seroang anggota Kopassus dengan amat yakin berusaha menumpang pesawat komersial dari Aceh sambil membawa sepucuk pistol dengan peredam suara – senjata klasik yang biasa digunakan untuk membunuh. Kejadian ini menarik perhatian seorang pejabat yang menceritakan insiden tersebut, karena sseorang korban pembunuhan di Aceh diduga dibunuh dengan pistol berperedam suara. Pembunuhan dilakukan pada malam hari (teman sekamar korban sama sekali tidak terbangun).

    Pihak keamanan bandara yang terkait dengan Angkatan Udara menyita pistol tersebut. Namun tak lama kemudian, serombongan anggota Kopassus datang dan memaksanya mengembalikan pistol tersebut.(E6)

    -Artikel ini dimuat dan diterjemahkan atas izin Allan Nairn dan diambil dari blognya di www.allannairn.com

    ReplyDelete
  123. kita pasti akan bertanya2 kenapa selama ini aceh ingin merdeka???
    mungkin ini adalah secuil jawabannya :

    Etnografi Kekerasan di Aceh

    Pada dasarnya, wacana kekerasan yang terjadi di Aceh bukanlah barang baru bagi rakyatnya. Mereka telah akrab dengan kekerasan bagaikan sarapan pagi. Bagi mereka, kontak senjata adalah pemandangan sehari-hari.

    Anak-anak Aceh sanggup membedakan mana bunyi senjata TNI dan GAM. Dapat dikatakan bahwa dalam satu keluarga di Aceh, kekerasan merupakan “makanan” yang telah mereka konsumsi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

    Dalam perjalanan sejarah Aceh, wacana kekerasan tidak pernah surut. Di setiap fase sejarah Aceh, kekerasan merupakan mata rantai yang tidak pernah terputus.

    Abad Ke-17
    Pertikaian tentang persoalan agama telah menyebabkan kekerasan yang dilakukan terhadap penganut aliran wujudiyyah yang dipimpin oleh Hamzah Fansuri. Mereka dikejar-kejar aparat kerajaan pimpinan Sultan Iskandar Sani dan dipaksa melepaskan keyakinannya terhadap doktrin wujuddiyah, bahkan karya-karya mistik Hamzah Fansuri dikumpulkan dan dibakar di masjid Banda Aceh karena diangap sebagai sumber penyimpangan akidah umat Islam.

    1873–1908
    Ketika perang Aceh melawan penjajah Belanda, jumlah korban sekitar 60 sampai 70 ribu, ditambah dengan 25.000 buruh paksa dan yang meninggal karena sakit dan cacat. Total jumlah korban mencapai lebih dari 100.000 orang. Perang Aceh berkobar sejak Belanda melakukan invasi pertama dengan dukungan 3.000 prajurit, 26 Maret 1873. Setelah mengalami kegagalan, November tahun yang sama dilakukan invasi kedua dengan kekuatan 13.000 personil. Belanda sendiri baru dapat menguasai Kutaraja, pusat Kesultanan Aceh, Januari 1876, melalui pertempuran dahsyat. Ribuan jiwa tewas di kedua pihak dalam pertempuran ini. Makam Mayjen Kohler dan 2.200 serdadu Belanda di Kerkhof, Peucut, Banda Aceh, merupakan bukti pahitnya perang tersebut.

    1953–1959
    Pemuka agama dan masyarakat Aceh mencurigai Jakarta sengaja menempatkan komandan militer asal Pulau Jawa berhaluan kiri untuk meruntuhkan pengaruh ulama di pentas politik. Keadaan ini mencapai titik didih ketika 21 September 1953 Daud Beureueh tampil dengan dekrit pembentukan pemerintah sementara DI/TII. Operasi militer akibat kasus ini menewaskan 4.000 orang dan 4.666 orang lainnya ditangkap.

    1959
    Aceh mendapat status politik sebagai Daerah Istimewa yang dinyatakan otonom dalam bidang pendidikan, agama dan hukum adat pada periode pemerintahan Soekarno. Status istimewa tersebut tertuang dalam Keputusan Wakil Perdana Menteri No. 1/Missi/1959, 26 Mei 1959. Status istimewa adalah hasil kompromi politik antara RI yang diwakili oleh Hardi dengan rakyat Aceh (Dewan Revolusi yang merupakan faksi militer yang telah memisahkan diri dari gerakan DI/TII pimpinan Daud Beureueh).

    ReplyDelete
  124. 1965
    Pada awal pemerintahan Orde Baru, kekerasan dimulai dengan pembantaian terhadap rakyat yang diduga sebagai PKI. Variasi jumlah korban dari yang terendah 78.000 sampai 2.000.000 korban yang tewas, termasuk yang hilang.

    1976-1987
    Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dipimpin oleh Dr. Tengku Hasan Tiro, pada 4 Desember 1976 mengumumkan kemerdekaan dan kemudian membentuk pemerintahan di pengasingan. Dilakukan operasi militer/teritorial menghadapi Gerakan Aceh Merdeka.

    1989–1998
    Aceh dinyatakan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) di bawah nama sandi Operasi Jaring Merah. Akibat pemberlakuan DOM dilaporkan 8344 orang tewas, 875 orang hilang, 1465 orang menjadi janda, 4670 menjadi anak yatim, 34 perempuan korban perkosaan, 298 orang cacat serta 809 buah rumah dirusak dan dibakar. Status DOM dicabut pada 7 Agustus 1998.

    1998-1999
    Ketika Presiden Habibie berkuasa, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mencabut status Daerah Operasi Militer (DOM), penarikan pasukan non-organik (khususnya Kopassus), permohonan maaf kepada rakyat dan pembentukan tim pencari fakta independen terhadap kasus pelanggaran HAM berat di masa DOM. Namun militer Indonesia tetap melakukan operasi-operasi militer lokal, di antaranya operasi bersandi Wibawa dan Cinta Meunasah.

    2000
    Pertengahan April, wakil pemerintah RI duduk di kursi perundingan dengan wakil resmi Aceh Sumatera National Liberation Front (nama resmi Gerakan Aceh Merdeka pimpinan Hasan Tiro) di Bavois, Swiss. Hasil perundingan itu adalah penandatanganan perjanjian Jeda Kemanusiaan antara GAM dan RI di Jenewa, 12 Mei 2000. Kesepakatan itu efektif berjalan sekitar 3 bulan, dan gagal ketika memasuki tahap demiliterisasi.

    ReplyDelete
  125. 2002-2003
    Pemerintah Indonesia mengupayakan kembali perundingan yang kemudian melahirkan kesepakatan Cessation of Hostalities Agreement (CoHA) yang ditandatangani pada 9 Desember 2002 di Jenewa. Kesepakatan CoHA gagal ketika masuk ke tahap demiliterisasi. Tahap ini merupakan tahap krusial untuk masuk ke dalam operasi militer sepenuhnya sebagai solusi konflik di Aceh. Hasil investigasi KontraS mengungkapkan pada masa CoHA (Desember 2002 – 19 Mei 2003) terdapat 24 korban tewas, 4 orang korban kasus penghilangan, 10 orang luka-luka dan 1 orang ditangkap.

    Darurat Militer I
    Berlaku pada 19 Mei – 19 November 2003 berdasarkan Keppres No. 28/2003. Aceh Election Watch (AEW) melaporkan selama Darurat Militer I diberlakukan terjadi 227 kali kontak senjata antara TNI dan GAM. Monitoring AEW menunjukkan pula bahwa peristiwa kekerasan yang menimpa masyarakat sipil lebih banyak terjadi di luar operasi yang menghadapkan TNI dengan GAM. Dari segi pelaku kekerasan, TNI/Polri melakukan 217 kali tindak kekerasan, GAM 32 kali dan 88 kasus dilakukan oleh pihak yang tidak diketahui. Data resmi Pusat Penerangan TNI menyebutkan selama pemberlakukan Darurat Militer I, 396 sipil tewas, 55 luka berat dan 104 luka ringan – jumlah ini tidak termasuk anggota GAM. Hasil kompilasi data KontraS menyebutkan selama Darurat Militer I terdapat 46 kasus penghilangan, 126 pembunuhan, 111 penyiksaan, 25 penahanan dan 3 kasus perkosaan.

    Darurat Militer II
    Berlaku pada 19 November 2003 – 19 Mei 2004 berdasarkan Keppres No. 97/2003. Pusat Penerangan TNI mencatat 183 sipil tewas, 68 luka berat dan 71 luka ringan, selama berlakunya Darurat Militer II.

    Darurat Sipil I
    Berlaku sejak 19 Mei – 19 November 2004 berdasarkan Keppres No. 43/2004. Aceh Working Group (AWG) mencatat adanya 67 kasus pembunuhan, 174 kasus penyiksaan, 15 kasus penangkapan dan 21 kasus penghilangan orang selama masa Mei–November 2004.

    Darurat Sipil II
    Berlaku 6 bulan sejak 19 November 2004 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pernyataan Perpanjangan Keadaan Bahaya dengan Tingkatan Keadaan Darurat Sipil di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Data olahan Imparsial menyebutkan, selama 2 bulan pertama Darurat Sipil I (19 November - 18 Desember 2004) telah terdapat 84 korban tindak kekerasan terhadap warga sipil, yakni 8 pembunuhan, 24 penyiksaan, 40 penangkapan dan 12 penghilangan.

    ReplyDelete
  126. Operasi Militer di Aceh
    Aceh, yang menjadi tempat kekejaman tentara Indonesia dalam usaha menumpas gerakan kemerdekaan, hampir diabaikan oleh masyarakat internasional dan media diluar negeri.
    Daerah Operasi Militer 1980
    Operasi Jaring Merah, lebih dikenal dengan nama Daerah Operasi Militer (DOM).
    Mobil Oil Indonesia, penghasil gas alam terbesar di Indonesia, dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia yang serius di wilayah Sumatera yang tercabik-cabik perang, Aceh.
    Mobil Oil Indonesia adalah perusahan patungan antara perusahaan raksasa Mobil yang bermarkas di Amerika Serikat dengan perusahaan negara Indonesia, Pertamina. Daerah operasi utama mereka adalah ladang minyak dan gas yang kaya di Aceh dan di lepas pantainya. Perusahaan ini juga memiliki saham di pabrik gas alam cair (LNG) Arun yang memproses gas untuk diekspor.
    Mobil Oil sudah menjadi beban berat bagi masyarakat Aceh selama bertahun-tahun. Kasus polusi dan pengambil-alihan tanah secara curang membuat kehadiranya tidak disambut baik. Masyarakat sadar bahwa semua perolehan menguntungkan perusahaan, sekelompok elite di wilayah itu, dan peti tabungan di Jakarta, jadi bukan mayoritas rakyat Aceh.
    Aceh, yang menjadi tempat kekejaman tentara Indonesia dalam usaha menumpas gerakan kemerdekaan, hampir diabaikan oleh masyarakat internasional dan media diluar negeri.
    Walaupun ada laporan-laporan yang rinci dari kelompok-kelompok HAM di Indonesia dan organisasi internasional seperti Tapol, Asia Watch, dan Amnesty Internasional, kondisi buruk orang Aceh tidak mendapat simpati dari pemerintah Dunia Barat.
    Industri minyak dan gas, yang menyuguhkan keuntungan besar bagi investor asing, mungkin salah satu alasan di belakang sikap tak peduli itu.
    Terjadinya serangan terhadap instalasi Mobil Oil yang mendorong Jakarta untuk menjadikan wilayah itu daerah operasi militer pada tahun 1980. Sejak itu puluhan ribu orang tewas dibunuh atau 'dihilangkan' oleh tentara.
    Operasi militer menimbulkan banyak penderitaan di kalangan rakyat setempat.

    ReplyDelete
  127. Peristiwa tentang adanya pembunuhan, penangkapan dan penahanan sewenang- wenang, penyiksaan dan kekerasan seksual telah dialami rakyat khususnya di Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur.

    Operasi Terpadu 2003

    Operasi militer di Aceh dimulai pada 19 Mei setelah sebelumnya diadakannya gencatan senjata selama enam bulan namun gagal menyelesaikan konflik tersebut.

    Darurat militer di Aceh adalah operasi militer terbesar di Indonesia sejak invasi militer di Timor Timur tahun 1975. Operasi militer di Aceh melibatkan sekitar 30.000 tentara, melawan sekitar 5000 pasukan bersenjata GAM.

    Rencana penerapan operasi militer terbatas di Aceh, atau istilah resminya operasi pemulihan keamanan dan ketertiban, ini memang dipicu kasus mogok produksinya PT Exxon Mobil Oil Indonesia.

    Bila ExxonMobil terus menerus mogok berproduksi, negara bisa kehilangan devisa Rp 1 triliun perbulannya. Pemerintah Daerah Aceh juga rugi, sebab 30 persen di antaranya, atau Rp 300 miliar, sesuai Undang-undang No.25/1999 tentang Pembagian Keuangan Pusat dan Daerah, merupakan jatah daerah.

    ReplyDelete
  128. INDONESIA MAUKAN TNI DAN POLRI SEMAKIN BIADAB DI ACEH

    Pembakaran ratusan rumah penduduk dan pembunuhan terhadap masyarakat yang tidak
    berdosa terus
    dilakukan oleh serdadu TNI dan POLRI, walaupun dalam bulan ramadhan sekarang ini.
    Sikap arogansi
    mereka ini akan terus berlaku dan sememangnya dibiarkan oleh pihak indonesia yang
    bertindak sebagai
    penjajah terhadap Bangsa Aceh. Dengan dibiarkan berbagai kekejaman dilakukan oleh para
    serdadu TNI
    dan POLRI diharapkan Bangsa Aceh akan merelakan dirinya terus dijajah oleh indonesia.
    Sudah tentu
    membiarkan dirinya dijajah oleh indonesia berarti indonesia telah meraih kemenangan
    untuk
    menundukkan Bangsa Aceh di bawah kuku besi mereka. Inilah yang diharap-harapkan oleh
    indonesia
    sebagai usaha untuk terus melakukan penindasan dan pengeksploitasian terhadap Bangsa
    Aceh.

    Keberhasilan mereka berbuat demikian adalah suatu kemenangan yang sangat besar. Aceh
    yang
    diibaratkan seperti permata di hujung pulau sumatra menyimpan berbagai sumber yang
    dapat memperkaya
    berpuluh keturunan para kaum neo-kolonialis yang datang dari sebuah kaum yang
    menamakan dirinya
    indonesia. Dengan kekuatan serdadu TNI dan POLRI, mereka telah datang ke Aceh untuk
    merampok dan
    menindas. Perlawanan yang dilakukan oleh Bangsa Aceh terhadap perampokan dan
    penindasan yang mereka
    lakukan akan dibalas dengan pembakaran beratus-ratus rumah penduduk serta melakukan
    penyiksaan dan
    pembunuhan secara membabi buta.

    Para pemimpin mereka yang sekaligus bertindak sebagai ketua kepada perbuatan zalim ini
    adalah
    orang-orang yang tidak mempunyai agama dan sifat kemanusiaan. Mereka adalah penyembah
    pancasila
    secara turun temurun. Secara lahirnya mereka mengaku mempunyai agama, tetapi secara
    batin mereka
    sangat menolak setiap agama. Oleh sebab itu, tidak heran kalau pemimpin mereka sanggup
    membiarkan
    kaumnya bertindak kejam, melakukan pembunuhan, melakukan perampokan, melakukan
    pemerkosaan,
    melakukan penyiksaan, dan lain-lain yang lengkap dengan segala kezaliman. Dengan
    kekuatan serdadu
    TNI dan POLRI yang mereka bangunkan, mereka datang ke berbagai negeri bangsa lain
    untuk merampok dan
    menindas. Dengan cara ini lah mereka dapat berharap untuk hidup dalam kemewahan tanpa
    menghiraukan
    kesengsaraan dan kepedihan yang dialami oleh bangsa bangsa lain.

    Mereka sama sekali tidak mempunyai sifat kasih sayang, mereka sama sekali tidak
    mempunyai sifat
    kemanusiaan sesama ummat manusia. Mereka tidak akan mendengar jerit penderitaan setiap
    bangsa yang
    dijajahnya. Siapa saja yang tidak ikut menyembah berhala pancasila dan tidak tunduk
    kepada mereka,
    maka akibat buruk akan dilakukan oleh kaum penjajah indonesia itu. Dalam bulan
    Ramadhan al mubarrak
    ini, mereka bertindak jauh lebih kejam dengan cara melakukan berbagai kekacauan yang
    antara lain
    melakukan penembakan secara berleluasa. Dengan cara ini mereka berharap suasan ibadah
    yang sedang
    dilakukan oleh Bangsa Aceh dapat terganggu, dan inipun sebenarnya sedang berlaku.

    Jika mereka mengaku beragama dan Islam pula kononnya, adakah Islam memerlukan cara
    secara paksa
    supaya semua orang lain mau bergabung dengan kita? Itulah kenyataan, para penzalim
    indonesia
    bertindak supaya orang lain mau tunduk di bawah kekusaan mereka dengan menggunakan
    berbagai tindakan
    kekejaman. Kalau mereka sebagai seorang Islam adakah tindakan menindas dan menjajah
    sesama Islam
    dibenarkan? Pertanyaan ini tidak perlu ditanyakan kepada kaum penzalim indonesia,
    sebab mereka sama
    sekali tidak mempunyai agama dan mereka masih menyembah berhala-berhala seperti
    pancasila contoh.
    Penyembahan terhadap pancasila, bukan hanya dilakukan oleh para ketua-ketua penzalim
    ini, tetapi
    juga dilakukan oleh kaum-kaum mereka yang mengatakan dirinya sebagai pemuka agama.
    Sesungguhnya
    kesesatan merekalah yang telah menyebabkan mereka begitu kejam dan zalim terhadap
    bangsa-bangsa
    lain. Mereka mentuhankan kekuasaan dan kesombongan mereka untuk melakukan berbagai
    kemungkaran..

    ReplyDelete
  129. Pihak mereka (pemerintah indon) mengirim beribu-ribu serdadu TNI dan POLRI ke Aceh, hanya semata-mata
    untuk
    mempertahankan kekuasaan dan cengkeraman kuku besi mereka terhadap Bangsa Aceh di
    sana. Maka
    terjadilah pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, penyiksaan yang dilakukan oleh para
    serdadu ini yang
    telah dididik dengan pelajaran-pelajaran yang sangat diluar perikemanusiaan. Mereka
    telah dididik
    bagaimana membunuh manusia, mereka telah dididik bagaimana menyiksa manusia, mereka
    telah dididik
    bagaimana merampok harta manusia lain, mereka telah dididik bagaimana memperkosa
    wanita. Semua
    cara-cara ini dipandang sebagai satu instrumen yang boleh mematahkan semangat
    perjuangan setiap
    bangsa yang ditindasnya.

    Sementara manusia di bumi Allah ini hanya diam membisu menyaksikan penyembelihan dan
    penzaliman yang
    cukup kejam ini. Mereka masing-masing punya kepentingan perut sendiri. Terlebih-lebih
    lagi, ramai
    pemimpin hari ini adalah terdiri dari pemimpin yang zalim-zalim. Sudah tentu para
    pemimpin zalim ini
    akan bersekongkol dengan para pemimpin zalim yang lain pula untuk mengekalkan
    kezaliman mereka.
    Lebih mendukacitakan lagi, para pemimpin yang zalim lain ini turut menyuarakan dan
    membantu pendapat
    untuk lebih menindas dan menzalimi lagi kaum yang sudah tertindas dan terzalim ini.

    ReplyDelete
  130. Oleh sebab itu, patutlah menjadi perhatian kepada kaum yang tertindas dan terzalim
    itu, terutamanya
    Bangsa Aceh supaya tidak menggantungkan harapannya dengan mengharap bantuan daripada
    manusia lebih
    dari mengharapkan bantuan daripada Allah SWT. Sesungguhnya kembali kepada Allah SWT
    akan memberi
    satu harapan yang pasti yang tidak dapat dirubah atau ditukar oleh manusia. Maka
    patutlah menjadi
    seruan kepada semua Bangsa Aceh untuk mengharap dan memohon ampun kepada Allah SWT
    serta
    mengkaruniakan perlindungan dalam menentang penzalim indonesia yang sangat kejam
    itu.Rapatkan
    hubungan kita semua dengan Allah SWT dan insyaAllah kita akan mampu mengusir dan
    menghalau mereka
    penzalim ini.

    Kepada Bangsa Aceh semua, inilah masanya kita menghabiskan segala harta kita untuk
    mendukung
    perjuangan untuk mengusir penjajah abad moderen ini. Kalau dulu kita sanggup
    memberikan gelang emas
    kepada indonesia untuk membeli pesawat terbang walaupun akhirnya gelang emas yang
    diberikan dibalas
    dengan penjajahan dan penindasan yang tidak

    berkesudahan. Bahkan ada dari kaum ini, S Marbun, yang menghina Bangsa kita dengan
    sebutan bahwa
    kita ini takkan sampai kemana kalau merdeka karena jangankan pesawat ban pesawatpun
    tidak kita
    miliki. Kalau dulu kita sanggup menyerahkan cincin emas yang kita miliki untuk
    membantu indonesia
    keluar dari kemelut ekonomi, walaupun pemberian cincin

    emas ini dibalas dengan tembakan peluru ke atas tubuh-tubuh bangsa kita. Apakah kita
    tidak sanggup
    menghabiskan semua harta kita untuk mengembalikan martabat dan harga diri bangsa kita?
    Apakah kita
    tak rela menggunakan harta kita untuk membiayai perjuangan ini untuk menentang kaum
    yang telah
    bertindak begitu zalim terhadap bangsa kita?

    Sungguh kita menjadi bangsa yang rugi, jika kita masih menutup mata terhadap kezaliman
    yang
    dilakukan oleh kaum yang sangat zalim ini. Bahkan lebih rugi lagi bagi mereka dari
    bangsa-bangsa
    kita yang masih menjadi hamba kepada kaum penzalim indonesia itu. Mereka terlalu hina
    kalau masih
    menjadikan dirinya sebgai pengikut kepada kaum yang menzalimi bangsa sendiri.

    Untuk itu, saya serukan kepada semua Bangsa Aceh yang belum sadarkan diri dan masih
    menghambakan
    dirinya kepada kaum penjajah indonesia untuk kembali ke pangkal jalan. Anda semua
    belum terlambat
    untuk masuk ke dalam barisan perjuangan Bangsa Aceh yang sekarang ini sudah bersatu
    hati menentang
    kaum penjajah indonesia. Jangan jadikan diri kita

    sebagai pengkhianat kepada bangsa kita sendiri. Jangan pula kita jadi pengikut orang
    yang zalim yang
    sedang menzalimi bangsa kita sendiri. Sesungguhnya kalau hanya setakat berpangkat
    menteri,
    berpangkat gubernur, berpangkat bupati, berpangkat camat, berpangkat kepala kampung,
    berpangkat
    kepala kantor, apalagi menjadi kuli di dalam kantor, adalah kita ini lebih mulia kalau
    menjadi
    pengikut barisan bangsa kita yang sedang menentang kaum penzalim indonesia itu.

    Janganlah sangat sayangkan harta, pangkat, dan gaji yang diberikan oleh kaum penzalim
    itu.
    Sesungguhnya perjuangann membela nasib dan harga diri bangsa adalah lebih utama dan
    lebih bernilai
    di sisi manusia dan di sisi Allah SWT.

    Semoga hati-hati semua Bangsa Aceh akan terketuk, untuk bangkit bersama menentang dan
    mengusir kaum
    penjajah indonesia yang terus menjajah, menindas dan menganiaya Bangsa kita, Aceh.
    Kembalilah ke
    pangkal jalan, karena kita semua belum terlambat untuk menyelamatkan bangsa kita dari
    terus dijajah
    oleh penjajah indonesia yang zalim itu. Jika tidak penjajah indonesia akan terus
    membiarkan serdadu
    TNI dan POLRI nya terus bertambah biadab terhadap Bangsa Aceh.

    Wallahualambissawab.

    ReplyDelete
  131. PELANGGARAN HAK2 MANUSIA DI ATJEH OLEH INDONESIA/JAWA PENJAJAH

    Pernyataan kembali Atjeh Merdeka yang mendapat sambutan seluruh bangsa Atjeh telah menyebabkan imperialisme Indonesia/jawa menjadikan bangsa Atjeh seluruhnya sebagai sasaran kekejamannya yang tidak mengenal peri kemanusiaan. Dapat dikatakan bahwa sebab utama dari segala yang terjadi ini adalah karena regime penjajah Indonesia/jawa tidak mau mengakui Hak suci bangsa Atjeh untuk Menentukan Nasib Diri-Sendiri!

    Satu keterangan dari Reuter, bertanggal 25 Juli, 1990, menyatakan bahwa seorang juru-bicara dari satu organisasi Hak2 Manusia setempat berkata:

    "Kami sudah melakukan penyelidikan pemungutan suara di Atjeh dan kami dapati delapan dari sepuluh orang Atjeh menyokong Gerakan Atjeh Merdeka. "(8: 2)

    Karena itulah maka regime penjajah Indonesia/jawa telah memutuskan untuk mengadakan 'hukuman atas orang banyak' (collective punishments)



    10

    untuk menghentikan mereka memberi bantuan kepada Gerakan Atjeh Merdeka. Akibatnya adalah pembunuhan besar-besaran atas bangsa Atjeh yang tidak bersalah apa2.

    Sebuah berita Reuter yang lain dari Jakarta, bertanggal 24 November, 1990, mengatakan:



    "Beberapa percikan kematian ditahun yang lalu telah menjadi Iaksana hujan lebat dalam bulan Desember tahun ini. Ratusan mayat telah dijumpai di Atjeh dan ratusan orang sudah hilang lenjap tidak diketahui kemana perginya...Beratus-ratus bangsa Atjeh di tangkap dan dimasukkan dalam tahanan."(8:3)

    Dalam pada itu, panglima serdadu Indonesia/jawa di Atjeh, majorjenderal Pramono, telah dipetik dalam surat2 kabar mengatakan:"Saga sudah memberi perintah kepada setiap orang, tentera atau bukan, untuk membunuh siapa saja gang dicurigai sebagai simpatisan dari Gerakan Atjeh Merdeka, dengan tidak perlu penyelidikan apa2."(9:1)



    Dalam satu negara penjajahan yang diperintahi oleh kaum militer seperti halnya dengan Indonesia/jawa, dimana perkataan jenderal2 adalah sebagai undang2, maka perintah dar! Pramono ini sama sebagai 'surat izin' untuk membunuh. Sudah diperkirakan bahwa mulai dari bulan Januari, 1990, sampai bulan Januari, 1992, antara 10,000 dan 20,000 bangsa Atjeh yang bukan tentera telah mati dibunuh oleh tentera Indonesia/jawa diluar pengadilan dan diluar hukum. Dan pembunuhan besar-besaran ini sedang terus berlangsung. Penyelidikan Untuk Atjeh (A Commission of Inquiry for Acheh) selekas mungkin untuk menyelidiki apa Yang sudah dan sedang terjadi di Atjeh. Selanjutnya ASIA WATCH berkata:

    ReplyDelete
  132. SAMBUNGAN.....


    "Setelah dunia internasional menghukum pembunuhan di Timor Timur... pembunuhan gang lain2 gang dilakukan oleh tentera Indonesia tidak dihiraukan lagi. Di Atjeh, misalnya, dimana lebih 1000 orang sudah mati dibunuh sejak pertengahan tahun 1989, akibat balas-dendam dari tentera Indonesia atas gerilyawan Atjeh Merdeka; dan banyak orang2 gang hilang tidak diketahui kemana perginya; dan orang2 gang dicurigai pernah membantu pihak geriljawan Atjeh Merdeka juga ditembak mati disitu juga dengan tidak ada pemeriksaan apa2; ramai sekali orang2 gang ditahan secara tidak rasmi; dan sidang2 pengadilan gang melanggar hukum, lebih2 Hukum Internasional masih terus menerus dilakukan.

    "Berlawanan sekali dengan pemecatan beberapa orang perwira tentera Indonesia di Timor Timur karena mereka tidak melarang pembunuhan orang2 gang menunjukkan-perasaan disana, sebelas orang perwira Indonesia/jawa di Atjeh sudah dinaikkan pangkatnya, termasuk 9 orang anggota Kopassus gang terkenal sebagai pembunuh orang banyak dan tukang aniaya bangsa Atjeh gang tidak bersalah.

    "Oleh karena tidak ada masjarakat Atjeh dalam pengasingan dan tidak ada pula pihak luar gang menaruh perhatian atas soal Atjeh, dan tidak ada campur-tangan langsung dari PBB, dan tidak ada kejadian2 gang menarik hati dunia, maka tidak ada tekanan internasional atas regime Indonesia/jawa untuk menjawab atas apa gang sudah terjadi di Atjeh selama dua tahun belakangan ini.









    11

    "Perhatian gang sudah diberikan kepada kejadian di Timur Timur tidak boleh memaafkan tindakan2 jahat dari tentera Indonesia/jawa di wilayah-wilayah lain. Maka haruslah dimulai penyelidikan gang sungguh2 atas kekejaman tentera Indonesia/jawa di Atjeh.

    "ASIA WATCH sudah menerima keterangan2 lengkap mengenai pembunuhan2 diluar hukum atas bangsa Atjeh gang dilakukan oleh tentera pendudukan Indonesia/jawa gang sudah memasuki definisi genocide (pembunuhan bangsa) sebagaimana disebut dalam 'Convention an the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide'(Perjandjian Perkara Pencegahan dan Hukuman atas Kejahatan Pembunuhan Bangsa2):

    "Genocide bermakna satu dari pada perbuatan2 berikut, gang dilakukan dengan maksud meruntuhkan seluruhnya atau seluruhnya, satu2 bangsa, satu2 golongan, satu2 agama, dls." Tindakan2 itu termasuk:(a) Membunuh anggota2 bangsa/golongan itu; (b) Menyebabkan kerusakan tubuh atau pikiran dari pada bangsa/golongan2 itu; (c) Sengaja memaksa mereka hidup dalam keadaan gang menghancurkan ekonomi, adab, dan adat mereka; (d) Memaksa mereka menjarangkan keturunan, dsb. (10:1)

    ReplyDelete
  133. Satu ketika dahulu, Sukarno menggelar Aceh sebagai daerah modal ekoran kemampuan Aceh untuk menyumbang dana kepada pembelian kapal terbang pertama Indonesia, Seulawah. Kini, setelah setahun tsunami, dan setelah kekayaan habis dipunggah oleh Jakarta, apakah Aceh masih lagi memiliki kekayaan khazanah? Dan, jika ada, bagaimana potensi ini bisa dimanfaatkan oleh rakyat Aceh?

    Sesungguhnya inti penyebutan Aceh Daerah Modal oleh Soekarno sebagai Presiden Indonesia masa itu tidak semata-mata kerana sumbangan dua pesawat terbang oleh Bangsa Aceh kepada Indonesia. Akan tetapi lebih menjurus kepada ketangguhan dan keikhlasan Bangsa Aceh mempertahankan Islam dan tanah air yang masih bayi/bebi dan sedang sekarat dihantam kaum penjajah Belanda. Atas pertolongan Allah, dengan pertahanan Bangsa Acehlah Indonesia selamat dari invasi kedua Belanda sehingga Belanda gagal memaklumkan ke dunia antarabangsa bahawa mereka telah menaklukkan semula Indonesia. Pada masa itu Aceh memiliki Radio Rimba Raya yang berpusat di Krueng Simpo Jalan Bireuen ke Takengon. Radio inilah yang menyiarkan berita bahawa Belanda gagal menjajah semula Indonesia kerana dipatahkan serangan mereka oleh Bangsa Aceh.

    Malah, hingga dewasa ini sekalipun, Aceh masih tetap menyumbangkan gas alam, minyak tanah, timah, emas, tembaga kepada Indonesia dalam kapasitas besar. Aceh juga terus menerus menyumbangkan hasil hutan, hasil laut, hasil sawah dan lainnya kepada Jakarta yang tanpa hitungan jumlah besarnya. Semua itu diambil Indonesia tanpa ada kejelasan perhitungan dengan Aceh. Hampir tidak ada manfaat bagi rakyat Aceh dari semua hasil tersebut di atas. Khazanah yang paling berharga dan besar nilainya bagi Islam adalah; selepas tsunami sangat banyak NGO datang ke Aceh untuk misi kemanusiaan. Sebahagian NGO samada Internasional (dari luar Indonesia) maupun Nasional (dari dalam Indonesia) menyebarkan misi Kristian. Setakat ini semua itu telah berjaya ditolak dan dipatahkan oleh Bangsa Aceh. Alhamdulillah.

    ReplyDelete
  134. Apa bedanya dengan wilayah-wilayah lain, umpamanya dengan orang-orang Jawa?

    Nah, hal ini berbeza dengan orang-orang Jawa, yang mana apabila berhadapan antara Jawa dengan Islam, maka orang-orang Jawa akan memilih Jawa dan meninggalkan Islam. Contohnya, ketika seluruh Jawa dijajah Belanda, mereka tunduk dan patuh kepada Belanda tanpa perlawanan yang bererti seperti orang Aceh. Ketika tokoh-tokoh Islam asal luar Jawa mahu mendirikan Negara Islam Indonesia dengan Badan Konstituante yang diprakarsai Parti Masyumi tahun 1957/1959, Soekarno membubarkan Konstituante, dengan Dekrit Presiden dan kembali ke Undang-undang Dasar 1945 yang jauh dari Islam dan membubarkan Parti Masyumi sebagai motor dan arkitek Negara Islam.

    Ketika terjadinya kudeta oleh Parti Komunis Indonesia (PKI), Soekarno memihak ke PKI dan menghantam Islam. Ketika Soeharto berkuasa semua, pertubuhan dan organisasi Islam diganti basisnya daripada Islam dengan Pancasila. Ketika Presiden B.J.Habibie yang baik Islamnya berakhir masa jawatannya, tokoh-tokoh politik Jawa jauh-jauh hari sebelum adanya pertanggungjawabannya, mereka sudah menolaknya. Ketika berhadapan antara Hamzah Haz dengan Megawati Soekarno Putri untuk calon Presiden Pasca Habibie, orang-orang Jawa beramai-ramai memilih Megawati yang sekuler dan membiarkan Hamzah Haz yang agak baik Islamnya.

    ReplyDelete
  135. Belum ada sesuatu pun yang dapat dipercaya dari ujung lidah Indonesia berkenaan dengan eksistensi Aceh dan Bangsa Aceh. Yang ada hanyalah sebuah manipulasi perjanjian untuk memanipulasi perjanjian lainnya. Ketika Aceh mahu memberlakukan Syariat Islam pada masa Presiden Soekarno yang menangis minta bantuan Aceh via Teungku Muhammad Dawud Beureu-?h serta bersumpah memberikan syariat Islam untuk Aceh, ketika Indonesia merdehka Soekarno menentangnya dalam beberapa pidatonya di Amuntai Kalimantan, di kampus Universiti Indonesia Salemba dan terakhir mendukung Komunis dengan menghancurkan Islam.

    Ketika Soeharto berkuasa Aceh disekulerkan dengan sistem pendidikan Nasional Indonesia yang menghapuskan pelajaran-pelajaran Islam dan khas Aceh dalam semua level pendidikan di Aceh. Ketika Abdurrahman Wahid jadi Presiden, ia berjanji akan memberikan Referendum untuk Aceh, kalau untuk Timor Timur boleh kenapa untuk Aceh tidak? Demikian ungkap orang buta tersebut, namun kemudian ia memutar belit ungkapan tadi dengan berbagai alasan yang tidak pernah masuk akal sehat dan waras.

    Apabila Megawati mahu maju untuk calon Presiden, ia berucap: wahai saudara-saudaraku orang Aceh, tunggulah ketika Cut Nyak Mega jadi Presiden RI, tidak akan ku biarkan setetes pun darah mengalir di Aceh. Ketika ia menjadi Presiden, pada masa itu pula pembantaian terhadap Bangsa Aceh terjadi luar biasa. Ketika B.J.Habibie menjadi presiden, ia punya niat baik untuk membantu Aceh dengan sembilan program utamanya. Namun pihak-pihak lain terutama pembesar-pembesar Jawa menghambat dan menggagalkannya sehingga nama baik Habibie pun hilang di mata bangsa Aceh. Lalu ada apa sebenarnya dengan Republik Indonesia (RI)?, kalau bukan salah satu produk dan mesin tipu terbesar dunia?

    ReplyDelete
  136. Gua kutip dari satu milis anak ACEH.

    -------
    Orang Jawa adalah suatu spesies manusia dengan lidah ular, kulit badak, muka tembok, bertuhan pada paranormal, beragama Kejawen, umumnya tidak
    bisa berbahasa Indonesia dengan baik karena artikulasi konsonannya yang kaku, memiliki nafsu seks yang besar sehingga berpenduduk banyak, nafsu kekuasaan yang besar sehingga pemimpin-pemimpinnya berkuasa hampir seumur hidup dan baru mau turun setelah dipaksa, nafsu amarahnya sangat besar sehingga akan dengan mudah mengambil keputusan sadis seperti
    membunuh, menembak, menculik, menyiksa, dll., mempunyai hobi memfitnah, dan semuanya sangat menguasai dan trampil dalam tata krama (sehingga
    setiap yang mengenal mereka pasti mendapat kesan kelemah-lembutan dan kesopanan), karena itulah satu-satunya kamuflase untuk menutupi segala
    sifat dan keburukan mereka. Jadi, tidak heran jika setiap orang Jawa harus menguasai tata krama.

    Dalam sistem nilai mereka, tidak di kenal
    salah - benar, yang ada adalah halus - kasar. Mereka sangat ahli berfalsafah, dan selalu bisa melegitimasi segala praktek negatif dengan
    falsafahnya.

    Hari ini mereka membunuh, besok mereka akan berfalsafah dan mengajarkan kearifan kepada orang-orang. Hari ini mereka korupsi, besok mereka akan mengajarkan kejujuran kepada orang lain yang selalu dianggapnya tidak lebih bijaksana dari mereka. Hari ini mereka saling
    menghujat, besok mereka akan jilat menjilat. Hari ini mereka menganiaya, besok mereka akan mengajarkan kelemah-lembutan.

    Beginilah sifat sifat manusia jawa, tak ubahnya seperti beruk.
    -------

    Memang manusia2 HIPOKRIT dan BERMUKA-MUKA ni bangsa Jawa.

    ReplyDelete
  137. Selasa, 21/09/2010 16:18 WIB
    TNI AL Tangkap 2 Kapal Malaysia di Kaltim


    Jakarta - TNI AL menangkap dua kapal ikan berbendera Malaysia di Karang Unarang, Kalimantan Timur. Dua kapal ini sedang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia).

    "Penangkapan tersebut dilakukan belum lama ini oleh KRI Hasanuddin-366 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur. Dua kapal tersebut terpergok radar KRI Hasanuddin yang sedang berpatroli," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Herry Setianegara dalam keterangan pers, Selasa (21/9/2010).

    Dua kapal ikan Malaysia yang tertangkap di sekitar perairan Karang Unarang masing-masing MV.TW 1778/VI/F berbobot 20 gross ton (GT). Nakhodanya M Astan yang berkewarganegaraan Malaysia dan 3 orang ABK berkewarganegaraan Indonesia. Kapal ini ditangkap pada posisi 04 08 21 U – 118 07 42 T. 1 Peti jenis ikan campuran hasil curian diamankan sebagai barang bukti.

    Kapal lainnya adalah MV TW 2230 berbobot 20 GT, dengan nakhoda Rodi yang berkewarganegaraan Malaysia dan 3 orang ABK berkewarganegaraan Indonesia. Kapal itu ditangkap pada posisi 04 07 30 U – 118 08 42 T. 1 Peti jenis ikan campuran hasil curian juga diamankan sebagai barang bukti.

    "Penangkapan dua kapal ikan Malaysia ini merupakan yang kedua kalinya termasuk penangkapan di akhir bulan Agustus lalu oleh KRI Hasanuddin-366," ujar Herry.

    Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan cukup bukti pelanggaran untuk diproses yaitu melakukan pelanggaran wilayah penangkapan ikan (illegal fishing) dan dokumen kapal tidak ada.

    "Saat ini kapal diamankan di Pangkalan Angkatan Laut Nunukan untuk disidik dan akan dilimpahkan ke Kejaksaan bila pemberkasan penyidikan telah lengkap," terang jenderal bintang satu ini.

    ReplyDelete
  138. Donz.....kisah Aceh ni....bukan kisah TKI korup tangkap kapal Malaysia.....Jangan lari ke isu lain donz....jangan jadi goblok ya....jangan stress ya donz...hehehe

    ReplyDelete
  139. hxxp://www.freewebs.com/luengs a/indon.htm

    Phewwwww, ini dia NASIONALISME kebanggaan kalian ----> Hasil dari usaha "penyatuan" oleh wong Jowo dan PEMBANTAIAN ETNIS!!

    -------------------------------------------------------------

    beginilah harga yang harus dibayar oleh suku2 non-jawa di indonesia untuk Negara jawa itu merdeka. Lewat PEMBANTAIAN!

    Bila dikasih foto2 kekejaman mereka sendiri, jawa akan cuba menyalahkan Malaysia. Asli pengadu-domba!

    Wah, jadinya sekarang Indonesia itu adalah neo-majapahit yang lagi MENJAJAH?

    pheeewww... thanks infonya.

    ReplyDelete
  140. wah2, ISRAEL saja tidak pernah BANTAI RAKYAT SENDIRI!

    hmmmm... siapakah sebenarnya JAWA ini?

    ReplyDelete
  141. kami cuma kasihan dengan bangsa acheh yang menderita akibat kekejaman TNI jawa indon yang membunuh rakyat2 acheh yang tidak berdosa,karena nasionalisme jawa yang membuta tuli,mereka sanggup membunuh saudara seagama sendiri?NASIONALISME apakah itu????

    kami sebagai warga malaysia mengucapkan selamat menyambut bulan ramadhan kepada warga acheh,saudaraku banyak disana,moga2 kalian sihat sentiasa,jangan khuatir,kami bangsa malaysia akan terus menyumbangkan donor kepada bangsa acheh!

    SELAMAT MENYAMBUT HARI RAYA AIDILFITRI KEPADA KALIAN JUGA.....DAN BANGSA2 INDONESIA YANG LAIN KECUALI JAWA MURTAD BIADAP!!!hhehhehe ^_^

    ReplyDelete
  142. Rakyat Acheh yg kematian suami semasa dibunuh TNI harus sadar udah berapa ramai wanita2 aceh yg jadi janda karna suami mereka dibunuh..udah berapa ramai wanita2 aceh dirogol TNI..udah berapa banyak tanah2 org aceh diambil atas nama transmigrasi..udah berapa banyak hutan ditebang oleh jawa..udah berapa banyak sda aceh yg dikeruk..

    Jgn semudah itu memaafkan jawa kerna udah banyak jiwa yg terkorban..udah banyak darah yg mengalir utk memerdekakan aceh..udah banyak keringat yg basah tumpah di bumi demi kemerdekaan aceh..

    ReplyDelete
  143. hindunesia memang cam sial...
    ini disebabkan oleh orang jawa la...
    dalam sistem pendidikan sejarah hindunesia pown menunjukkan jawa satu bangsa yang kuat walahal tak kemana pown... sejarah acheh yang gemilang hanya beberapa mukasurat sedangkan penipuan jawa ditulis panjang lebar....

    ReplyDelete
  144. provinsi indon makin rame aja yang ngikut jejak timor leste utk merdeka dari panji palsu NKRI, Acheh pingin merdeka,papua pingin merdeka,sumatera siap merdeka,kalimanta wajib merdeka,indon ngak punya apa2 lagi,masa depan indon tak ubah spt k.soviet di eropah...penjajahan indon tidak terkesan lagi..rakyatnya mahu hidup mandiri!!!bagus2

    ReplyDelete
  145. acheh mau berpisah dari NKRI
    mereka tidak rela diperbodoh dan diperbudakkan anjing2 JAWA KEPARAT bangsat yang mencabul dan memperkosa gadis2 dan anak2 mereka hanya karena memperjuangkan kemerdekaan,dan yang jelas INDON GOBLOK KARENA BERPERANG DAN MEMBUNUH RAKYAT SENDIRI!

    ReplyDelete
  146. free papua
    free maluku
    free acheh

    ReplyDelete
  147. Ulasan bagus dan komentar-komentar bagus... keren!

    tetap semangat!

    :-) Yihaa!

    http://verrykusral.wordpress.com

    ReplyDelete
  148. Jawa BANTAI Acheh, tapi bantu Palestina?

    Hehehehehe... siapa yang percaya saat jawa berlakon jadi pembela agama (kononnya)?

    Jawa tidak pernah ikhlas dalam membantu rakyat di luar Pulau jawa. Jawa lebih banyak berlakon dan bermain wayang untuk objektif peribadi dan rasnya daripada ikhlas memberi.

    Saat krisis Tsunami Acheh saja, jawa2 di jakarta bersorak gembira dan bikin parti makan2 sedang tetangga lainnya (singapore, Malaysia, Brunei dan Australia) sibuk membantu mangsa tsunami Acheh! Alasan jawa jakarta, mereka tidak mampu membantu warga Acheh!

    Sekarang Jawa mau membantu Palestina? Gahahahahaaha!

    ReplyDelete
  149. Pembantaian Poso, Mei 98 dan yang di Aceh itu jauhh lebih parah daripada pembantaian di Shabra dan Shatilla.

    Heran deh gua, bikin apa Jawa sok2an nunjukin solidaritas sama rakyat Palestina, kalau dalam negeri Jawa lebih HEBAT dari YAHUDI?

    ReplyDelete
  150. Munafiknya jawa nieh... bantai SODARA ISLAM sendiri di Acheh, tapi sok2 bantu rakyat Palestina.

    huhuhu...

    ReplyDelete
  151. Selamatkan rakyat Malaysia!!!

    Selamatkan rakyat Malaysia, dari kekejaman preman Indonesia!!! Demikianlah pesan-pesan yang disampaikan oleh individu-individu rakyat Aceh yang mampu berpikir secara dewasa dan berwawasan luas. Pesan-pesan yang tulus ikhlas, penuh semangat persahabatan dan persaudaraan kepada warga Malaysia.

    Semoga pesan-pesan ini dapat bergaung dengan kuat, sehingga mampu membuka pandangan rakyat Indonesia bahwa mereka selama ini berkubang pada sisi yang kotor dan nista, serta menginjak-injak nilai kehidupan bertetangga dengan rakyat Malaysia. Jika saja mereka bersedia melepaskan pandangan sempit nasionalismenya yang kaku dan keliru, tentulah mereka akan dapat mengapresiasi kehidupan bertetangga baik dan saling membantu dengan Malaysia, sebagaimana Malaysia telah membantu mereka secara langsung dengan lapangan kerja bagi lebih dari 1,5 juta warga Indonesia.

    P/s : saya adalah warga acheh yang sudah bekerja selama 5 tahun di malaysia....:)

    ReplyDelete
  152. Kepada seluruh rakyat Aceh dimanapun anda berada. Perasaan simpati dan peduli tidak bisa kita simpan saja dalam hati. Dianya musti dilahirkan dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW mengatakan bahwa ketika kita menyayangi dan bersimpati pada seseorang saudara kita sesama muslim karena Allah SWT, kita perlu menyatakannya kepada orang tersebut.

    Kita sudah jenuh dan muak melihat sikap kekanak-kanakan dan kepicikan orang Indonesia dalam hubungannya dengan Malaysia. Ada 1,5 juta orang Indonesia yang mencari makan dan rezeki di Malaysia, tetapi tetap mereka sombong dan arogan dan tetap menganggap Malaysia sebagai musuh mereka. Kita rakyat Aceh adalah masyarakat yang berpikir secara dewasa, berbudi tinggi, menghargai saudara, dan setia kawan. Kita tidak akan pernah membiarkan saudara dan kawan setia kita, rakyat Malaysia, diganyang, diejek, dan diintimidasi oleh para preman Indonesia.

    Kita perlu menyatakan hal ini kepada rakyat Malasia secara terang-terangan dan tanpa perlu merasa segan. Karena itu kami mengajak kepada seluruh rakyat Aceh dimanapun anda berada: Jika anda mengenal warga Malaysia di kota anda, temuilah mereka dan sampaikan simpati anda. Jika anda memiliki kawan chatting warga Malaysia, sampaikanlah simpati anda melalui chatting. Jika anda memiliki alamat email warga Malaysia, kirimilah mereka email untuk mengucapkan rasa simpati anda. Tunjukkanlah kepada mereka bahwa rakyat Aceh bersedia berdiri sebahu bersama rakyat Malaysia sebagai saudara, dalam menghadapi kesombongan dan keangkuhan para preman Indonesia.

    Rasa simpati kita baru akan terlihat jika kita ungkapkan kepada saudara kita. Karena itu temuilah siapapun warga Malaysia yang anda kenal, untuk menyampaikan simpati anda baik secara langsung maupun melalui perantaraan internet dan email.

    Bersama kita berpadu, menentang kesombongan preman-preman Indonesia

    ReplyDelete
  153. Maklumat untuk rakyat Malaysia di Indonesia

    Kepada rakyat Malaysia yang sekarang ada di Indonesia, kami maklumkan bahwa jika anda merasa terancam oleh perlakuan para preman Indonesia, temuilah sesiapapun warga Aceh yang anda sudah anda kenal maupun yang belum anda kenal. Atas dasar persaudaraan karena Allah SWT, setiap warga Aceh di manapun mereka berada akan berupaya membantu anda sebisa mereka.

    Kami juga sadari bahwa betapa culasnya para preman Indonesia yang penuh bergelimang dengan tipu muslihat dan kemaksiatan. Kami sudah cukup banyak mengalami segala tipu daya para preman Indonesia. Karena itu ketika anda, saudara kami warga Malaysia, mendatangi kami, perkenakanlah diri anda secara terbuka dan penuh persaudaraan agar kami yakin bahwa yang mendatangi kami bukanlah para penipu Indonesia.

    Semoga persaudaraan Aceh dengan Malaysia abadi adanya.

    ReplyDelete
  154. Malaysia adalah saudara kami. Mereka selalu membantu kami warga Aceh ketika kami dalam kesulitan. Ketika negeri kami diamuk aniaya pasukan Indonesia, Malaysia memberi perlindungan kepada kami. Ratusan ribu warga Aceh mendapat perlindungan di Malaysia dari kekejaman pasukan Indonesia. Terakhir, pada saat bencana tsunami melanda, rakyat Malaysia bahu membahu membantu rakyat Aceh yang dilanda musibah. Tidak hanya itu, mereka mengizinkan puluhan ribu warga Aceh untuk tinggal di Malaysia demi keamanan dan kesempatan mencari nafkah. Dan baru saja, 39,000 warga Aceh diizinkan untuk tinggal dan bekerja di Malaysia. Sungguh suatu kebaikan yang besar.

    Cukup besar jasa Malaysia terhadap Aceh, semua itu tidak akan pernah terlupakan dan tetap terekam dalam lembaran abadi sejarah Aceh, untuk dibaca oleh generasi mendatang.

    Sekalipun demikian, Indonesia selalu bertindak seperti kanak-kanak yang merajuk. Hanya sebuah persoalan kecil sahaja, mereka sudah berdemonstrasi dan mengancam ini dan itu. Ajakan memboikot Malaysia, memutuskan hubungan diplomatik, dan terakhir ancaman sweeping warga Malaysia. Sungguh tindakan orang-orang tak berakal.

    Demikianlah Indonesia, dan warga Aceh sudah cukup tahu watak dan perilaku Indonesia yang jahil dan jahat itu.

    Maka dengan ini kami menyerukan solidaritas rakyat Aceh dengan rakyat dan pemerintah Malaysia. Kami menentang setiap upaya kanak-kanak Indonesia dan bersedia berdiri sebahu untuk membela rakyat Malaysia dari gangguan para penjahat dan preman Indonesia.

    Kepada seluruh rakyat Malaysia di manapun saudara berada, kami rakyat Aceh berada bersama anda dan selalu siap membela anda. Rakyat Malaysia adalah saudara kami yang setia, dan kami rakyat Aceh juga selalu akan setia dalam jalinan persaudaraan dengan rakyat Malaysia.

    Kami bersama anda dalam melawan arogansi Indonesia.

    ReplyDelete
  155. Jawanisasi Indonesia: Kasus Aceh

    Oleh: M. Shabri H. Abd. Majid, M.Ec.

    (Penulis adalah Mantan Sekjen Tanoh Rincong Student Association (TARSA), Malaysia dan Merupakan Kandidat Doktor bidang Ekonomi pada International Islamic University, Malaysia (IIUM))

    Ketika pertama sekali penulis menginjak kaki di tanah Melayu, Malaysia sesuatu yang rada aneh, namun sudah begitu lumrah penulis alami, dimana mahasiswa-mahasiswi tempatan (Melayu) pada umumnya lebih mengenal Aceh yang sarat akan background historis Islamnya ketimbang mahasiswa-mahasiswi Indonesia non-Aceh. Ketika berbincang-bincang tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara dan proses penghantaran Indonesia ke
    pintu gerbang kemerdekaan dengan beberapa teman Indonesia, penulis sangat terkejut karena ternyata banyak kawan Indonesia yang sangat minim pengetahuannya tentang topik tersebut. Bahkan mereka hampir tak percaya, ketika penulis utarakan kilas balik sejarah masa silam, khususnya sejarah Islam Aceh dan pengorbanannya dalam menghantar Indonesia ke pelaminan kemerdekaan.
    Sebaliknya, bila memperkatakan topik yang sama dengan mahasiswa-mahasiswi Melayu, ternyata mereka mereka pada umumnya lebih familiar dengan sejarah Aceh sebagai pemodal utama bangkitnya Islam di Indonesia. Kenapa fenomena ini bisa berlaku? Apakah kawan-kawan asal Indonesia tersebut buta sejarah? Padahal background pendidikan mereka cukup meyakinkan bahkan ada diantara kawan tersebut yang berprofesi sebagai maha guru di Indonesia! Apakah letak Aceh yang berdekatan dan mempunyai hubungan histories masa silam dengan Malaysia membuat orang Melayu lebih mengenal Aceh ketimbang orang Indonesia non-Aceh? Mungkinkah orang Melayu lebih meminati pelajaran sejarah ketimbang orang Indonesia? Kalau permasalah ini kita kaitkan dengan gejolak di Aceh sekarang ini, mungkin pertanyaan yang relevan adalah; mengapa Aceh lebih disepelekan oleh anak bangsanya sendiri ketimbang orang asing? Mungkinkah hal ini telah dijadikan sebagai salah satu sebab pemicu kemarahan rakyat Aceh terhadap Indonesia? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan relevan lainnya yang boleh ditimbulkan dari permasalahan di atas. Namun tulisan ini tidak bermaksud untuk memberikan solusi secara comprehensive terhadap semua pertanyaan diatas, tetapi analisa secara restrictive yang difokuskan pada proses Jawanisasi Indonesia mungkin akan dapat menguak misteri yang terselip dibalik fenomena ini.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  156. SAMBUNGAN......

    Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Aceh adalah salah satu propinsi yang senantiasa membara. Penyebab keretakan hubungan mesra rakyat Aceh dengan Indonesia telah dikaji secara mendalam oleh pakar politik Indonesia asal Aceh Prof. DR. Nazaruddin Syamsuddin yang dituangkan dalam disertasinya. Beliau melihat policy pusat yang dipaksakan pemberlakuannya terhadap masyarakat Aceh adalah merupakan salah satu pemicu keretakan hubungan Aceh dengan Indonesia. Begitu juga dengan DR. Fachry Ali, ahli politik yang mengaku asal Aceh dalam menanggapi perlakuan-perlakuan biadab, kejam dan uncivilized terhadap masyarakat Aceh dalam satu decade terakhir ini, beliau mengatakan bahwa kemarahan orang Aceh tidak terlepas dari central policy yang terlalu "Jawa Sentris".

    Merujuk pada kedua tokoh politik nasional di atas, pengabaian, penyepelean, peremehan dan rasa tidak terima kasih pemerintah terhadap jasa-jasa anak bangsa yang tercermin dalam pemaksaan kehendak dan pengambilan keputusan sepihak ternyata telah berakibat fatal terhadap survival integritas bangsa. Karena secara prinsipil apapun yang namanya pemaksaan (forcing) pasti memiliki batas optimum yang dapat ditolerir. Pemaksaan yang berkelanjutan akan mengakibatkan mereka yang dipaksa tersebut akan merasa muak dan bahkan mengeluarkan muntah karena faktor incapability untuk menelan dan menampung hal-hal yang sudah melebihi kapasitas. Ember pun yang nota benenya benda mati misalnya, kalau kita paksakan mengisi air melebihi kapasitasnya, pasti akan tumpah berhamburan. Apalagi manusia yang memiliki hati nurani, akal, dan perasaan pasti akan memberontak untuk membela harga diri dan martabat mareka. Martabat dan perasaan tidak akan dapat tinggal diam mendapat perlakuan yang jauh dari norma-norma keadilan. Keinginan untuk dihargai (self actualization), menurut teori motivasi Maslow adalah faktor terpenting yang harus dipahami oleh seorang pemimpin (baca : pemerintah) agar ia dapat menerajui kepemimpinannya. Ini berarti bahwa arus bawah (bottom-up system) memegang peranan penting terhadap kesuksesan sebuah negara disamping arus atas (up-down system). Hal ini sesuai dengan apa yang telah Khalifah Ali Bin Abi Talib katakan: "Keputusan yang diambil secara bersama-sama adalah jauh lebih baik dari keputusan yang diambil secara sendirian walaupun keputusan itu salah".

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  157. SAMBUNGAN....

    Pengalaman beberapa dekade belakangan ini telah menunjukkan bahwa pemerintah telah bersifat thankless terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Aceh pada khususnya. Namun sebaliknya, pemerintah yang Jawa sentris, meminjam istilah Fachri Ali, lebih memfokuskan dirinya pada usaha-usaha yang menjurus pada penjawanisasian Indonesia. Tidak boleh dinafikan bahwa hampir dalam semua aspek kehidupan, jawanisasi Indonesia telah sangat kental berlaku di tengah-tengah masyarakat Aceh yang sangat peka terhadap pergeseran nilai-nilai budaya. Dalam konteks ini, Jawanisasi Indonesia dapat diartikan sebagai suatu usaha dari pemerintah untuk mengapresiasikan nilai-nilai kultural mereka sehingga diakui dan sekaligus diaplikasikan oleh masyarakat non-Jawa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan kata lain, jawanisasi Indonesia telah menanamkan image dalam masyarakat Indonesia bahwa "Tiada Indonesia tanpa Jawa" dan "Tiada Posisi dalam Pemerintahan tanpa Jawa, yang akhirnya "Tiada Hari Tanpa Jawa di Indonesia". Usaha-usaha penjawanisasian Indonesia dapatlah kita tengok dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia baik di sentralnya sendiri maupun di daerah-daerah.

    Sekitar tahun 80-an, sudah menjadi suatu trend bagi masyarakat Aceh untuk menamakan anak mereka yang baru lahir dengan nama kejawa-jawaan. Bahkan ada diantara mereka yang sudah mengantongi ijazah dengan nama keacehan (Islami), berusaha untuk memanipulasikannya agar namanya itu nampak Kejawa-jawaan. Misalnya, dari nama Syukri menjadi Syukrianto, Wahid menjadi Wahidiano, dan banyak nama-nama orang Aceh yang berakhiran "to", dan "no" dengan mudah kita jumpai pada saat tersebut. Kenapa ini bisa berlaku ? Apakah pemahaman keislaman orang Aceh semakin menipis? Mungkinkah nama kejawa-jawaan tersebut lebih cepat dihisab pada hari akhirat? Penyebab utamanya adalah adanya isu-isu, isu ini ternyata telah terbukti kebenarannya bahawa orang Jawa sangat mudah diterima bekerja di Instansi-instansi pemerintahan dan swasta. Dengan kata lain, sesiapa saja yang memiliki nama kejawa-jawaan maka dengan mudah ia akan mendapat pekerjaan.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  158. SAMBUNGAN......

    Sementara itu, kalau kita lebih bijak, teliti dan rasional dalam membaca buku-buku sejarah Indonesia yang menjadi bahan rujukan baik di Sekolah dasar maupun Sekolah Menengah, persentase kandungan sejarah jawa mulai dari kerajaan Majapahit, Singosari, dst jauh lebih besar ketimbang kandungan sejarah-sejarah non-Jawa. Sehingga kalau kita tanyakan pada para siswa SD, SMP dan SMU tentang tokoh-tokoh pejuang Islam, mereka jauh lebih mengenal Gajah Mada dengan sumpah palapanya dibandingkan dengan nama besar Fatahillah, pendiri kota Jakarta yang berdarah Aceh itu. Nama-nama Empu Sendok, Empu gandring, Empu Tantular, dan Empu-empu lainnya jauh lebih nyaring terdengar di telinga mereka ketimbang dengan nama-nama Nuruddin Ar-raniry, Syamsuddin As-sumatrany, Abu Daud Beureueh dan nama-nama mujaddid dan mujahid Islam lainnya yang jasa-jasa mereka tidak akan pernah terkalahkan oleh Empu-empu diatas. Contoh lain adalah bila kita membaca Majalah Garuda Indonesia: The Airline of Indonesia, penat mata mencari, barulah sejarah lahirnya Garuda Indonesia sebagai generasi penerus "Seulawah RI-001" sumbangan rakyat Aceh, dapat kita temui disana. Itupun hanya diceritakan dengan seringkas-ringkasnya dan dituangkan dalam beberapa kalimat sahaja. Pemuatan sejarah dalam majalah tersebut terkesan sangat tidak ikhlas dan terpaksa, barangkali. Ini semua terjadi akaibat adanya usaha penipuan dan pemutarbalikkan fakta-fakta sejarah. Sejarah mana yang lebih menguntungkan, sejarah itu pulalah yang selalu dikedepankan dan diagung-agungkan. Namun usaha penipuan ini akan sangat fatal dampaknya terhadap perjalanan sesebuah bangsa. Karena pada saat anak-anak bangsa merasa ditipu dan jasa-jasa mereka diremeh-temehkan dan hidup mereka mulai dianaktirikan, maka benih api dendam akan muncul dan terus berkobar dan siap untuk memuntahkan laharnya kapan sahaja. Nampaknya, muntahan lahar gunung Seulawah Agam dan Seulawah Dara di Aceh sudah hampir tidak dapat dibendung lagi.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  159. SAMBUNGAN.....

    Dari aspek bahasa, penjawanisasian Indonesia jelas terlihat dari semakin populernya istilah-istilah sejarah dan nama-nama lembaga dan gedung-gedung penting pemerintahan, seperti Tut Wuri Handayani, Bhinneka Tunggal Ika, Bhayangkari, Ing Ngarso Santulodo, Bina Graha dan banyak istilah-istilah lain yang kononnya berasal dari bahasa Jawa kuno. Kita tidak boleh membantah pemberian semua istilah dan nama itu adalah merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mengimbas kembali kisah masa silam sebagai salah satu alternatif mudah untuk menghargai jasa-jasa pahlawan kusuma bangsa. Namun masalahnya disini, kenapa istilah dan nama kejawa-jawaan itu persentasenya lebih banyak diabadikan dibandingkan dengan istilah non-Jawa, yang mungkin boleh dikatakan tidak ada sama sekali. Bukankah jika istilah-istilah penting dalam sejarah dan nama-nama instansi pemerintahan diambil dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia, kedengarannya akan lebih indah, bervariasi dan terkesan adil ?

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  160. SAMBUNGAN.....

    Selanjutnya, program pemerataan penduduk (transmigrasi) pada umumnya didatangkan dari pulau Jawa ke daerah-daerah TK I seluruh Indonesia, termasuk Aceh, telah disalahtafsirkan, walaupun pada kenyataannya memang demikian, oleh kebanyakan warga Aceh. Mereka tidak menyakini bahwa program transmigrasi adalah bertujuan untuk mendistribusikan penduduk secara berimbang sesuai proporsi wilayahnya. Namun sebaliknya, iktikad baik yang ditempuh oleh pemerintah ini sebagai salah satu usaha untuk mengentaskan kemiskinan, dirasakan lebih identik dengan program penjawanisasian Indonesia. Kenapa program pemerintah ini mendapat interpretasi yang salah dari masyarakat ? Kalau kita menyimak dengan seksama, memang mereka cukup beralasan mengatakan bahwa transmigrasi ini adalah sebagai salah satu ide pusat untuk menjawanisasikan Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul terhadap keraguan niat baik pemerintah tersebut adalah : Kenapa masyarakat tempatan yang mempunyai latar belakang ekonomi yang lebih morat marit, bahkan tidak memiliki tempat berteduh dibandingkan dengan para transmigrans tidak mendapat fasilitas seperti yang diberikan kepada para transmigran? Pantaskah alasan kemalasan orang Aceh terus dijadikan alasan oleh pemerintah untuk berbuat demikian ? Mungkinkah seorang itu dikatakan petani yang baik tanpa memiliki semeterpun lahan pertanian ? Oleh sebab itu, pemerintah dalam mensukseskan programnya hendaklah bersifat internal oriented dalam arti kata pemerintah harus memaksimalkan fungsi dan benefit dari programnya itu agar lebih dapat dinikmati penduduk tempatan. Dengan kata lain, dampak negative externalities itu agar lebih dapat diminimalkan, kalau memang tidak bisa dihindari sama sekali.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  161. SAMBUNGAN....

    Disamping argumen di atas, kepastian wujudnya program penjawanisasian dipraktekkan di Indonesia memang sempat diakui oleh kawan penulis yang berasal dari kepulauan Jawa yang kebetulan menjadi narasumber dalam sebuah diskusi rutin bulanan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di tempat penulis belajar yang bertemakan "Indonesia di bawah Kepimpinan Jawa". Ketika menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh salah seorang peserta diskusi apakah apakah program penjawanisasian Indonesia memang wujud atau tidak di Indonesia? Walaupun sedikit berbelit-belit dalam merespon pertanyaan itu, akhirnya dia mengakui bahwa memang program ini sedang dan telah sengaja dilakukan oleh segelintir kalangan elit politik di pulau Jawa. Maka sahlah bahwa program penjawanisasian Indonesia itu semakin kukuh terbukti bahwa memang ianya berlaku di Indonesia.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  162. SAMBUNGAN......

    Semua perkara-perkara diatas, ditambah lagi dengan pendistribusian natural resources yang bersifat jawa sentris disertai dengan korupsi (leakage) yang merajalela telah memperparah dan memperkeruh hubungan Aceh dengan Indonesia. Walaupun kita akui ada segelintir rakyat Aceh yang sudah merasa diperlakukan secara adil (mungkin karena jatah dan posisinya dalam pemerintahan), namun kontinuitas gejolak di Aceh telah menunjukkan bahwa mayoritas mereka telah menyadari bahwa keadilan telah lama take off dari bumi Aceh. Tingkat pengangguran yang semakin membengkak dan kompetisi menjadi pegawai pemerintah yang semakin Jawa sentris dan penyeleksian student yang ditugasi belajar di luar negeri yang terlalu Jawa sentris telah mengikis rasa nasionalisme rakyat sampai pada titik nadir. Ditengah-tengah krisis ekonomi, politik, hukum, budaya dan krisis moral, usaha-usaha penjawanisasian Indonesia semakin membuat Indonesia terpuruk ke dalam dosa-dosa masa silam.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  163. SAMBUNGAN......

    Oleh karena demikian, kesalahan approaches pemerintah dalam menyahuti tuntutan anak bangsa disertai dengan pemaksaan kehendak pemerintah yang Jawa sentris dengan usaha jawanisasi Indonesia-nya telah semakin memperkeruh hubungan Aceh dengan Indonesia. Ketidakpintaran pemerintah dalam mengkompensasi jasa-jasa dan sumbangan masyarakat Aceh telah menumbuhkan benih-benih ketidaksenangan Aceh yang pada akhirnya akan membentuk gumpalan-gumpalan api dendam yang segera berubah wujud menjadi gunung berapi "Seulawah Aceh" yang sudah memuntahkan lahar-lahar panas. Solusi agar gunung Seulawah tidak meletus dan menghentikan aktivitasnya, sebenarnya sudah sejak lama masyarakat Aceh memberikan rambu-rambu kepada pemerintah agar mengikutinya. Sistem balas jasa yang adil, pemberian keleluasaan untuk bertindak, dimana pusat hanya sebagai pengayom, bukan diktator, sistem pemerintahan yang Indonesia sentris bukan Jawa sentris adalah solusi-solusi ampuh yang tidak boleh dipertikaikan dalam menyelesaikan kasus Aceh. Panantian panjang masyarakat Aceh untuk diperlakukan secara adil dan berperikemanusiaan berdasarkan perkembangan di Aceh sekarang ini nampaknya telah sirna. Aceh sebagai kakak sulung, kini bersama Irian Jaya ingin mengikuti jejak adiknya yang paling muda, Timor Timur untuk mengapai cita-cita Referendum. Agaknya "nasi sudah menjadi bubur" dan masyarakat Aceh susah untuk diajak mundur dari impian indahnya.

    Wallahu'alam bissawab

    ReplyDelete
  164. Kembalikan sejarah kegemilangan aceh...

    Tanyalah pada tanah..tanyalah pada air..dan tanyalah pada angin..jika mereka bisa berkata2, pasti mereka akan berkata bahawa aceh ialah satu kerajaan yg agung di alam nusantara...

    BANGKITLAH DARI TIDUR KALIAN..KELUARLAH DARI SELANGKANGAN JAWA...

    JAWA TIDAK PUNYA APA...TAPI MEREKA HANYALAH PERNAH MENJADI BABU BELANDA DI MASA LALU..

    ReplyDelete
  165. ini bukan untuk memancing perperangan,tapi sekadar menyemarakkan semangat warga Acheh..
    timor laste senang mendapat kemerdekaan kerna mendapat pertolongan Barat kerna pnduduknya ramai beragama kristian..
    Acheh yang kebanyakan penduduknya yang ramai beragama Islam agak sukar mencapai kemerdekaan,tetapi seluruh warga malaysia menyokong Acheh mndapat kemerdekaan mereka sendiri..tiada guna jika hasil bumi anda dibolot jawa goblok..yang kaya jawa,tetapi anda??

    di malaysia,semenjak kes tsunami di Acheh,ramai warganya diberi peluang bekerja sementara di malaysia dan apabila waktu menetap di malaysia tamat tempoh,mereka agak sukar meninggalkan malaysia yang rata2 penduduknya sudah mereka anggap seperti keluarga sendiri..mereka juga memohon untuk tinggal lebih lama di malaysia..

    aku percaya,jika rakyat indonesia yang tinggal di malaysia tidak menimbulkan masalah,pasti disukai rakyat malaysia seperti warga Acheh..

    ReplyDelete
  166. selama ni pun banyak anak2 acheh di bantu olh org malaysia,ada juga anak2 acheh di terbangkan ke malaysia utk belajar di sini.dijaga sbagai anak angkat oleh ibu bapa di malaysia. ada juga di beri kemudahan2 per sekolahan dan pakaian.bangunan sekolah,tmpt tinggal yg selesa.
    ibu saudra aku menjaga 2 org anak acheh,mereka diberi kasih sayang yg cukp bagai anak sendri. belajar di sekolah rendah dan menengah,pegangan agama yg secukup ny.aku x tahu la kenapa pemerintah indonesia mengabai kan anak2 acheh ni.mereka memelukan perhatian yg banyak utk hidup.klau ada sumbangan dri indonesia pun cuma makanan aja.pada hal mereka memelukan tempat tinggal yg besar. ya ALLAH,lindungi lah anak2 acheh yg ditinggal kan ibu bapa yg terkorban.amin..

    ReplyDelete
  167. Raja - raja Sumatera & waris mereka dibunuh....

    Raja - raja Kalimantan & waris mereka dibunuh....

    Raja - raja Sulawesi & waris mereka dibunuh....

    namun Raja - raja Jawa dibiarkan hidup dan berkuasa .....

    ReplyDelete
  168. wang bantuan mangsa tsunami acheh digelapkan JAWA.

    ReplyDelete
  169. Kalau Indon-Jawa simpati sama perjuangan rakyat Gaza, kenapa tidak simpati kepada rakyat sendiri?

    Kan sama saja tuh -> Serbs bunuh Muslim Kosovo, Zionist bunuh Muslim Palestina, Thailand bunuh Muslim Pattani, JAWA BUNUH MUSLIM ACHEH!! Semuanya kerana inginkan kemerdekaan.

    beda dimana neh?

    Bingung gua man.

    ReplyDelete
  170. acheh menuntut hak,bukan managih simpati

    Bangsa Acheh dalam keadaan sangat miskin sanggup mengkat perut sendiri dan menghadiahkan dua kapal perang untuk sahabat di Jakarta.

    Jawa menindas bangsa Acheh dan amat keterlaluan apabila bangsa Acheh yang menuntut hak di bumi sendiri digelar dengan pengganas. Mereka tidak tahu Achehlah yang telah berjasa melepaskan mereka daripada cengkraman kolonialis barat. Tetapi kenapa semua ini dinafikan. Bukan setakat itu sahaja malah pembunuhan demi pembunuhan , bermacam-macam operasi dikuatkuasakan tambahan dengan ugutan-ugutan yang menakutkan, seperti yang berlaku di Beuntong , Acheh Barat . Mereka mengugut akan menembak siapa-siapa yang memberi perlindungan kepada para pejuang Acheh. Dengan ugutan-ugutan tersebut 135.000 orang awam dari berbagai daerah telah melarikan diri kerana mereka takut peristiwa di Beuntong berulang lagi. Memang penjajah itu tidak pernah perihatin dengan penderitaan rakyat Acheh walaupun telah bergantian keturunan

    ReplyDelete
  171. Acheh sudah ujud hampir 1000 tahun sebelum tertubuhnya negara-negara sekular Malaysia dan Indonesia.

    Sudah ada bukti tertulis bai'ah kerajaan-kerajaan Pasai dan Acheh dengan Kuasa di Parsi, Abassiyah, Ottmaniyah & Kerajaan Mongol Islam India.

    Juga ada pertalian sejarah antara Pasai/Acheh dengan kerajaan Islam Kedah Tua, Ligor dan Ayutthiya di Siam.

    ReplyDelete
  172. [Orang Aceh suka berperang membela kebenaran,
    Orang Padang hanya suka berbicara sahaja,
    Orang Batak ramai duduk di kantor,
    Yang mengatur Indonesia adalah orang Jawa]
    Iskandar Muda ini terdahulu.
    Namun ditengah simpati kemanusiaan kita terhadap bencana tsunami di Aceh, kita hampir-hampir terlupa bahwa hati rakyat Aceh telah lama terluka. Dan, keterlukaan ini tidak bisa disembuhkan hanya melalui bantuan kemanusiaan yang dihulurkan oleh Jakarta dan masyarakat antarabangsa.
    Namun, apa yang diinginkan oleh Aceh ialah kedamaian, kedaulatan dan kebebasan yang berkekalan. Konflik politik yang hangat berlangsung sebenarnya lebih parah dan pedih jika ingin hendak dibandingkan dengan pukulan tsunami.
    Tatanan ekonomi, sosial dan budaya aceh yang begitu ampuh dan indah telah sekian lama dihancurkan. Ia dihancurkan atas nama agenda untuk kembalikan Aceh ke pangkuan Ibu Pertiwi. Kesudahannya, ribuan nyawa rakyat Aceh terkorban, sebelum lebih ramai lagi terkorban selepas dihentam tsunami.
    Memang benar, tiada sejarah sahih yang mencatatkan susur-galur konflik politik Jakarta-Aceh ini. Apatah lagi kekaburan ini di rumitkan dengan kemunculan pelbagai versi dalam menceritakan rentetan konflik ini. Waima, apa yang diungkapkan oleh Hasanuddin Yusof Adan dalam karya terbarunya, Teungku Dawud Beureuh: Ulama, pemimpin dan tokoh pembaharuan (terbitan Penerbit UKM) amat menarik sekali untuk diperhalusi. Beliau yang kini sedang menyiapkan disertasi kedoktoran di UMS berusaha untuk menjejaki pelbagai peristiwa yang melatari konflik politik ini.
    Menurut Hasanudin, akar yang mendorong tercetuskan konflik Aceh-Jakarta ialah bilamana Dawud Beureuh, pemimpin rakyat Aceh merasa tertipu dengan permainan licik politik Soekarno.
    Lantaran itu, Dawud Beureuh bertindak memproklamasikan Negara Islam Indonesia/bahagian Aceh penjajahan Belanda (1873-1942), Acehlah satu-satunya daerah di Indonesia yang bebas merdeka.
    Dan, sebagai bangsa yang terkenal dengan semangat kepahlawanan, kesabaran dan pergorbanan ini, maka dengan pertolongan rakyat Acehlah, Indonesia berjaya meraih kemerdekaan mutlak pada tahun 1945. Di samping itu, Aceh turut menyumbang hasil-mahsul negeri untuk asas pembangunan seluruh Indonesia.

    BERSAMBUNG.....

    ReplyDelete
  173. SAMBUNGAN.....

    Namun kini pasca-kemerdekaan, apa yang berlaku menjadi berseberangan upama pepatah Melayu lama ‘habis madu sepah dibuang’. Aceh dimusuhi dan cuba ditelunjuki. Impian rakyat Aceh untuk melihat terdirinya Negara Islam Indonesia terkubur dengan strategi politik Soekarno.
    Lebih mendukacitakan lagi bilamana Perdana Menteri Indonesia ketika itu, Muhammad Natsir dari Parti Masyumi bertindak menghapuskan kedaulatan wilayah Acehmenentang hagemoni Jakarta yang zalim dan menindas.
    Reaksi agresif pejuang pemisah Aceh ini akhirnya mengundang amarah Jakarta. Justeru, Jakarta mula mengerakkan operasi bagi menumpaskan gerakan ini sehingga memaksa Dawud Beurueh dan pergerakannya berkubu di pendalaman Aceh.
    Dalam kehangatan pertempuran inilah, Jakarta telah menampakkan sikap yang bercanggah dengan norma-norma kemanusiaan sejagat. Hal ini telah ditegaskan oleh mantan Gabenor Aceh, A.H Gelanggang dalam bukunya yang ditulis pada tahun 1956 yang bertajuk ‘Rahasia pemberontakan Aceh dan kegagalan Politik’. Dalam buku ini, beliau secara berfakta telah mengungkapkan pelbagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan Jakarta ke atas rakyat Aceh. Bagi yang membaca buku ini, ia tentunya akan membawa kita menyelami kepedihan dan penderitaan yang teramat sangat oleh rakyat Aceh ketika detik-detik awal perjuangan mereka.
    Gerakan Dawud Beurueh ini akhirnya berjaya dipatahkan pada tahun 1963. Sebagai gantinya, buat Aceh. Keamanan sementara yang telah dinikmati oleh Aceh mula bergolak. Ini tercetus bilamana intelektual Aceh dari keluarga yang dihormati, Prof. Dr. Hasan di Tiro begitu tidak senang dengan amalan diskriminasi dalam pembangunan di wilayah Aceh. Sumber alam Aceh yang kaya telah dieksplotasi demi kepentingan Jakarta semata-mata, lalu membiarkan Aceh terus dalam kemiskinan.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  174. SAMBUNGAN.....

    Orang Aceh suka berperang membela kebenaran,
    Orang Padang hanya suka berbicara sahaja,
    Orang Batak ramai duduk di kantor,
    bencana tsunami di Aceh, kita hampir-hampir terlupa
    Namun, apa yang diinginkan oleh Aceh ialah kedamaian, kedaulatan dan kebebasan yang berkekalan. Konflik politik yang hangat berlangsung sebenarnya lebih parah dan pedih jika ingin hendak dibandingkan dengan pukulan tsunami.
    Tatanan ekonomi, sosial dan budaya aceh yang begitu ampuh dan indah telah sekian lama dihancurkan. Ia dihancurkan atas nama agenda untuk kembalikan Aceh ke pangkuan Ibu Pertiwi. Kesudahannya, ribuan nyawa rakyat Aceh terkorban, sebelum lebih ramai lagi terkorban selepas dihentam tsunami.
    Memang benar, tiada sejarah sahih yang mencatatkan susur-galur konflik politik Jakarta-Aceh ini. Apatah lagi kekaburan ini di rumitkan dengan kemunculan pelbagai versi dalam menceritakan rentetan konflik ini. Waima, apa yang diungkapkan oleh Hasanuddin Yusof Adan dalam karya terbarunya, Teungku Dawud Beureuh: Ulama, pemimpin dan tokoh pembaharuan (terbitan Penerbit UKM) amat menarik sekali untuk diperhalusi. Beliau yang kini sedang menyiapkan disertasi kedoktoran di UMS berusaha untuk menjejaki pelbagai peristiwa yang melatari konflik politik ini.
    Menurut Hasanudin, akar yang mendorong tercetuskan konflik Aceh-Jakarta ialah bilamana Dawud Beureuh, pemimpin rakyat Aceh merasa tertipu dengan permainan licik politik Soekarno.
    Lantaran itu, Dawud Beureuh bertindak memproklamasikan Negara Islam Indonesia/bahagian Aceh pada tahun 1953. Detik proklamasi ini merupakan klimaks kepada kekecewaan rakyat Aceh terhadap sikap tidak adil Jakarta. Ia juga merupakan lambang kepada noktah perjuangan Aceh. Bagi Dawud Beureuh, Soekarno lupa bahwa semasa penjajahan Belanda (1873-1942), Acehlah satu-satunya daerah di Indonesia yang bebas merdeka.

    BERSAMBUNG......

    ReplyDelete
  175. Gus Dur - Dalam perjalanan udara dari Cairo ke Abuja, ibu kota Nigeria, Menteri Luar Negeri Alwi Shihab meminta kepada Gus Dur mendiktekan pengantar bagi bukunya. Karya itu adalah terjemahan dari disertasinya yang ditulis untuk gelar doktor dari Universitas ‘Ain Shamms di Cairo beberapa tahun lalu. Sebelum Gus Dur mendiktekan pengantar tersebut, ia minta dibacakan beberapa bab dari buku tersebut. Ternyata apa yang didiktekan itu merupakan sebuah bahan pemikiran yang patut di ulang dalam Tulisan ini.

    Dalam buku itu, Alwi Shihab memaparkan bahwa penyebaran Islam di negeri ini dilakukan antara lain oleh kaum ulama pesantren. Mereka ini menggunakan tasawuf suni sebagai pegangan dalam penyebaran agama Islam, semenjak beberapa abad yang lalu. Dengan tasawuf tersebut, mereka melawan pandangan kaum kebatinan, yang dalam budaya jawa dikenal dengan nama Kejawen. Sebagai bukti sejarah atas penentangan mereka itu, disebutkan Syekh Siti Jenar (Tanah Merah atau Lemah Abang) sebagai orang yang menyimpang dari tasawuf Suni diatas, dan karena itu dihukum mati oleh para Wali Sanga (Wali Sembilan). Mereka yang mengikuti pandangan itu, pada akhirnya mengembangkan paham kebatinan/kejawen di negeri kita.

    Gus Dur menolak anggapan ini, karena memang legenda hukuman mati atas tokoh tersebut memang dapat ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda – beda. Gus Dur mempunyai pandangan lain, yang tentu merupakan penafsirannya sendiri atas “kejadian” tersebut. Dengan mengetahui perbedaan pandangan itu, Gus Dur yakin kekayaan kita akan sejarah pemikiran di negeri ini akan semakin berkembang.

    Gus Dur melihat kejadian itu dari sudut yang berbeda. Jika Alwi Shihab menganggap para ulama di negeri kita itu menentang kebatinan/kejawen, berarti para ulama itu menentang salah satu bentuk Wihdatul Wujud (Pantheisme, manunggaling kawula lan Gusti), maka Gus Dur memiliki anggapan lain. Dalam pandangan Gus Dur, hukuman mati yang dijatuhkan Wali Sanga atas Syekh Siti Jenar, bukanlah karena beliau berpaham Wihdatul Wujud, seperti yang diuraikan di atas, melainkan karena sebab lain. Beliau mengajarkan paham itu kepada orang banyak (kaum awam, laity).

    ReplyDelete
  176. SAMBUNGAN.....

    Dan, sebagai bangsa yang terkenal dengan semangat kepahlawanan, kesabaran dan pergorbanan ini, maka dengan pertolongan rakyat Acehlah, Indonesia berjaya meraih kemerdekaan mutlak pada tahun 1945. Di samping itu, Aceh turut menyumbang hasil-mahsul negeri untuk asas pembangunan seluruh Indonesia.
    Namun kini pasca-kemerdekaan, apa yang berlaku menjadi berseberangan upama pepatah Melayu lama ‘habis madu sepah dibuang’. Aceh dimusuhi dan cuba ditelunjuki. Impian rakyat Aceh untuk melihat terdirinya Negara Islam Indonesia terkubur dengan strategi politik Soekarno.
    Lebih mendukacitakan lagi bilamana Perdana Menteri Indonesia ketika itu, Muhammad Natsir dari Parti Masyumi bertindak menghapuskan kedaulatan wilayah Aceh lalu mengolongkannya ke dalam wilayah Sumatera Utara.
    Di samping itu, pegawai-pegawai kerajaan dari luar Aceh yang bukan beragama Islam mula dihantar bertugas di Aceh. Natijahnya, Aceh kini tertipu! Rentetan dari keadaan inilah yang memaksa rakyat Aceh di bawah pimpinan Dawud Beureuh bangun menentang hagemoni Jakarta yang zalim dan menindas.
    Reaksi agresif pejuang pemisah Aceh ini akhirnya mengundang amarah Jakarta. Justeru, Jakarta mula mengerakkan operasi bagi menumpaskan gerakan ini sehingga memaksa Dawud Beurueh dan pergerakannya berkubu di pendalaman Aceh.
    Dalam kehangatan pertempuran inilah, Jakarta telah menampakkan sikap yang bercanggah dengan Jakarta ke atas rakyat Aceh.

    ReplyDelete
  177. Dengan menggunakan pandangan ini, dapat dilihat bahwa kaum tradisionalis kita tidak menolak ajaran Wihdatul Wujud itu, melainkan dilarang penyebarannya secara gegabah. Jadi dengan demikian, antara kaum syara’ dan kaum kebatinan (kejawen) memang berbeda, tetapi tidak bertentangan. Dengan kata lain pula, bahwa tidak ada pertentangan prinsipial antara kaum Wihdatul Wujud (kebatinan/kejawen) dan kaum syariat yang menggunakan referensi fikih. Ini semua, tentu membawa konsekuensi-konsekuensi bagi pengembangan tradisi demokratisasi di negeri kita, yang tidak pada tempatnya untuk diuraikan lebih lanjut disini. Namun, akan ada tulisan lain di masa depan mengenai konsekuensi tersebut.

    FROM :Tasawuf dan Kebatinan/Kejawen

    Jakarta, 18 Maret 2001


    Penulis adalah Presiden RI ke 4

    KH. Abdurahman Wahid

    ReplyDelete
  178. JAKARTA: Aktivis hak asasi Indonesia menyifatkan undang-undang yang baru diluluskan di wilayah Aceh membolehkan mereka yang melakukan zina direjam dengan batu hingga mati sebagai 'kejam' dan 'menghinakan'.

    Undang-undang terbabit yang diluluskan kelmarin di wilayah paling utara di Sumatera itu turut membabitkan hukuman 400 sebatan terhadap mereka yang melakukan kesalahan termasuk rogol, meminum arak, seks homoseksual dan berjudi.

    Undang-undang berkenaan menggantikan kod jenayah Indonesia dengan syariah atau undang-undang Islam bagi penduduk Islam. Ia membenarkan hukuman mati penalti terhadap mereka yang berkahwin dan 100 sebatan terhadap mereka yang belum berkahwin dan didapati bersalah dalam kes zina.

    "Undang-undang yang diluluskan di Aceh adalah kejam dan menghina manusia," kata Ketua Suruhanjaya Kebangsaan bagi Hak Asasi Kemanusiaan (Komnas HAM), Ifdhal Kasim.

    "Undang-undang itu bertentangan dengan asas sekular Indonesia dan kumpulan hak asasi terbabit merayu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengkaji semula perundangan terbabit", kata Kasim.

    "Ini akan membawa Aceh kembali kepada masa lalu. Merejam batu seperti Aceh dalam abad ke-14 atau 15," kata Kasim sambil menambah bahawa undang-undang terbabit boleh membawa desakan undang-undang sama pada peringkat kebangsaan.

    Undang-undang kontroversi itu diluluskan di Aceh hanya beberapa minggu sebelum satu perhimpunan dikuasai bekas pejuang pemisah Aceh, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sepatutnya mengambil alih kuasa.

    Pentadbiran Gabenor Aceh, Irwandi Yusuf sendiri adalah bekas pejuang GAM menentang keras undang-undang syariah. Ia menggesa penangguhan kelulusan rang undang-undang berkenaan.

    Ketua Majlis Ulama Indonesia, Ma'ruf Amin, menyambut baik undang-undang baru berkenaan.- AFP

    Alhamdulillah!...
    Semoga Acheh Terus Dengan Undang" Malaysia..
    Dan Diharap Malaysia Akan Ikut Dan Contohi Undang" Baru Acheh Ini..

    ReplyDelete
  179. Nanggroe Aceh Darussalam
    Demi darah dan keringat
    Yang gak bisa kering
    Pasti kan merdeka jua...

    Lihatlah wargaku
    Lihatlah bangsaku
    Kita diinjak
    Kita ditindas
    Sampai kapan kita harus begini...

    Bangunlah..
    Bangunlah...
    Bangunlah....
    Demi negara merdeka

    Agar kita bisa bebas
    Jiwa dan raga
    Agar keagungan silam
    menjelma semula...

    ReplyDelete
  180. Aceh adalah milik orang Aceh. Aceh belum pernah memberikan diri masuk ke dalam jajaran NKRI. Sampai saat ini Aceh belum berdamai dengan Kerajaan Belanda. Ketika Belanda mudik, Aceh diserahkan kepada Soekarno begitu saja. Tanpa menanyakan kehendak hati Orang Aceh. Ini adalah fakta sejarah.

    ReplyDelete
  181. walaupun GAM telah menandatangani MoU HELSINKI pada 15 OGOS 2005 dengan JAKARTA..namun JAKARTA masih sangsi dengan GAM..buktinya kandungan perjanjian tersebut selalu sahaja tidak dipatuhi oleh JAKARTA..contohnya tentang peratutan daerah berhubung lambang daerah,,bantuan kewangan yang tidak mencukupi untuk rehabilitasi dan rekontruksi ACEH,,begitu juga dengan penubuhan partri politik lokal GAM..JAKARTA masih tidak memberikan kelulusan...apakah ini ihklas dalam membentuk perdamaian?mengapa selalu JAKARTA merasakan tidak percaya dengan ACEH? sebab mereka masih mahu menakluk ACEH dan menghapuskan pengaruh GAM sepenuhnya..ini kerana beberapa parti nasional kalah dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2006 lalu kerana dimenangi oleh calon GAM...

    ReplyDelete
  182. Topik: Kajian Kitab Fushush al-Hikam, Kejawen Terpengaruh Gagasan Ibn ‘Araby
    Menampilkan satu-satunya kiriman.


    Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan, ajaran Kejawen yang sangat dikenal di wilayah Jawa, banyak terpengaruh oleh gagasan Wahdat al-Wujud (kesatuan wujud, red) Ibn ‘Araby yang tertuang dalam karyanya Fushush al-Hikam.
    “Pandangan Ibn ‘Araby itu berkembang di banyak negara dan yang di Jawa langsung terkait dengan Kejawen. Jadi, Kejawen itu seperti terpengaruh kitab Fushush al-Hikam.”
    Demikian dikatakan mantan Ketua PBNU itu saat menjadi narasumber pada acara Tadarus Ramadhan 1427 H bertema Menjadi Liberal Melalui Sufisme: Kajian Terhadap Kitab Fushush al-Hikam karya Ibn ‘Arabi yang digelar Jaringan Islam Liberal (JIL), di Teater Utan Kayu Jl Utan Kayu No. 68 H, Utan Kayu Jakarta, Selasa (26/09/2006) malam. Hadir juga sebagai nara sumber Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kautsar Azhari Noor dan aktivis Jaringan Islam Liberal M. Guntur Romli.
    Dikatakannya, banyak orang yang salah paham terhadap Kejawen dengan menilainya sebagai bukan Islam. Padahal menurut Gus Dur, Kejawen itu Islam, namun bukan Islam santri.
    “Bedanya, santri itu Islam yang melaksanakan Syariat secara penuh, sedang Kejawen tidak,” ujarnya.
    Menurut Gus Dur, yang membuat Kejawen berbeda dengan Islam Santri, itu karena Kejawen mengambil ajaran atau gerakan dari Wahdat al-Wujud Ibn ‘Araby secara langsung secara “utuh”.
    “Wahdat al-Wujud itu kan konsep menyatunya hamba dengan Tuhan. Dalam bahasa Jawa kuno, ini dinyatakan sebagai Manunggaling Kawulo lan Gusti. Ini diambil secara langsung tanpa ada perubahan,” katanya.
    “Memang, Kejawen itu ada perubahan-perubahan. Tapi karena kurang istilah, tetap saja dipakai term Manunggaling Kawulo lan Gusti itu,” imbuhnya.
    Selain itu, Gus Dur menyatakan, bukti lain “keislaman” Kejawen bisa dilihat dari dua hal; konsep barokah dan kasyaf. “Dua hal yang ada di Kejawen ini juga ada di Islam santri. Barokah itu semata-mata pengaruh dari konsep Wahdat al-Wujud. Dan kasyaf, itu juga dikenal dalam tradisi Kejawen. Ini yang disebut weruh sedurunging winarah,” katanya.

    ReplyDelete
  183. “Ini dua istilah yang paling khas dari Kejawen yang juga diambil oleh kesantrian,” imbuh Gus Dur.
    Hanya saja, kata Gus Dur, untuk menjaga ‘kemurnian’ Islam, Islam santri tidak melakukan pribumisasi istilah dan masih tetap menggunakan istilah Arab.
    Karenanya, dengan adanya kemiripan Islam dengan Kejawen itu, Gus Dur berpesan tidak boleh menuduh Kejawen itu sebagai musuh Islam. “Jangan mudah menyatakan Kejawen itu musuh santri atau Islam,” tegasnya.
    Pakar tasawuf Kautsar Azhari Noor menyatakan, dalam tradisi pesantren di Indonesia, tidak ada satupun pesantren yang mengajarkan kitab Fushush al-Hikam.
    “Mungkin karena kitab ini terlalu sulit. Bagaimana seseorang akan mengajarkan sesuatu yang dia sendiri tidak paham. Ini bukan merendahkan kiai lho,” katanya.
    Kenyataan ini, kata penulis buku Ibn ‘Araby: Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan, berbeda dengan tradisi yang berkembang di Iran. “Di Iran, kitab ini dipelajari di madrasah tingkat tinggi,” terang Kautsar Azhari Noor.
    Sebagian dari keunikan kitab ini, sambungnya, ia diterima oleh Ibn ‘Araby dari Nabi Muhammad Saw secara langsung. “Jadi, sebetulnya kitab ini bukan hasil karya Ibn ‘Araby, tapi ilham atau wahyu dari Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Dan Ibn ‘Araby tidak memberikan tambahan atau menguranginya. Diterima apa adanya,” ujarnya.
    “Dan hampir tidak mungkin kita memahami kitab ini tanpa guru secara langsung atau tanpa melalui syarh atau komentar-komentar atas kitab ini,” imbuh Kautsar Azhari Noor .
    Sedang M. Guntur Romli yang juga mengakui betapa sulitnya membaca Fushush al-Hikam menyatakan, sebetulnya kata-kata atau diksi-diksi yang digunakan oleh Ibn ‘Araby sangat dikenal di tengah masyarakat.
    “Tapi untuk menangkap gagasannya secara utuh, ini sulit, karena Ibn ‘Araby memang ingin melawan gagasan-gagasan umum yang pada waktu itu telah dipahami baik oleh ahli fikih maupun ahli kalam,” katanya.
    Dengan mengutip penelitian Henry Corbin seorang ahli filsafat eksistensialisme dari Prancis, Guntur menyatakan, Fushush al-Hikam adalah ringkasan dari gagasan Ibn ‘Araby tentang Wahdatal-Wujud. “Jadi, kalau hanya membaca ringkasan atau saripatinya saja, kita akan kesulitan,” ujarnya.

    ReplyDelete
  184. if you state 1000 bad thing about indonesia, we also can said 1.000.000 bad things about MALAYSIA MADE BRITISH easily TOO...

    ReplyDelete
  185. Sat, Dec 12th 2009, 09:44
    Melayukah Aceh atau Acehkah Melayu?
    Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad - Opini

    PEMERINTAH Malaysia memberi anugerah Tun Perak kepada wakil pemerintahan Aceh (Wagub Muhammad Nazar). Ini mengingatkan saya pada Manohara ketika diberikan gelar bangsawan oleh pihak Kraton di Jawa Tengah. Bedanya memang cukup signifikan, Muhammad Nazar dalam budaya Melayu, sedang Manohara dalam budaya Jawa.

    Saya tidak ingin mengomentari gelar Tun Perak juga pidato Wagub yang dimuat utuh Harian Aceh (8/12/2009), sebab itu sebagai satu peristiwa sejarah bagi pemerintahan Aceh era IRNA (Irwandi dan Nazar). Justru yang menarik adalah upaya Malaysia untuk terus menerus menganggap Aceh sebagai Melayu. Pada saat yang sama, konsep Melayu di Malaysia sendiri masih bermasalah.

    Usaha Malaysia ini berhasil ketika beberapa tahun terakhir selalu melibatkan Aceh untuk mempertahankan identitas Melayu-Tradisional mereka. Sebab, di dalam konstitusi Malaysia, definisi Melayu adalah (1) yang berbahasa Melayu; (2) beragama Islâm; (3) lahir sebelum 1957 di Malaysia. Dari definisi ini kelihatan bahwa Aceh sama sekali bukan Melayu di dalam konteks konstitusi Malaysia, kecuali beberapa orang Aceh yang lahir di Malaysia. Bahkan beberapa keluarga mereka sama sekali masih berbahasa Aceh (bukan bahasa Melayu!) baik sesama keturunan Aceh atau di dalam keluarga mereka sendiri. Ini mirip dengan keluarga Jawa di Johor yang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

    Di Malaysia ada sebutan cukup rasis dalam mengeluarkan dari suku melayu, seperti indon (untuk orang Indonesia), mamak (untuk orang India), bangla (untuk orang Bangladesh). Sementara bagi orang Cina yang baru masuk Islâm dipanggil dengan istilah mat soh. Adapun untuk orang kulit putih dikenal dengan sebutan mat saleh. Demikianlah sikap rasis negeri Melayu ini terhadap para pendatang. Sehingga muncul istilah baru bagi orang Melayu di Malaysia yaitu Other Malays (orang Melayu yang lain) yang menerima sikap rasis dari Melayu versi konstitusi.

    ReplyDelete
  186. Menarik lagi ketika beberapa tahun terakhir, Malaysia selalu ‘mengajak’ Aceh sebagai bagian dari peradaban Melayu pra-kemerdekaan mereka. Sehingga para pemimpin Aceh bangga sekali dengan ajakan ini. Bahkan pernah digelar konggres Melayu Raya di Banda Aceh. Pemerintah Malaysia sama sekali sudah meninggalkan konsep ini dengan mengedepankan istilah identitas baru yakni Malaysia is Truly Asia (Malaysia adalah benar-benar Asia). Karena kemesraan sejarah inilah seolah-olah Aceh dan Melayu adalah satu. Bahkan pandangan yang paling lazim adalah bahasa Pasai sebagai bahasa Peradaban Melayu. Upaya yang dilakukan oleh Malaysia ini pernah diterapkan pada negeri Pattani, namun gagal karena konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut, sehingga akar Melayu yang diinginkan oleh Malaysia tidak begitu berhasil. Akan sentimen Melayu ini masih muncul di Pattani, Yala dan Narathiwat. Namun dalam konteks Aceh seakan-akan sangat menjanjikan.

    Jika ditelisik secara seksama Aceh merupakan satu entitas peradaban tersendiri yang tidak ada hubungan entitas Melayu. Identitas sebagai peradaban dunia inilah yang ingin dikuburkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan sosial politik identitas di rantau Asia Tenggara. Malaysia saat ini memang sedang mengalami persoalan identitas atau referensi keaslian budaya mereka, apalagi ketika beberapa negeri mereka dikuasai oleh pihak Cina berikut kebudayaan mereka. Demikian juga kegelisahan akan putra-putri mereka di dalam berbahasa Melayu dialek Indonesia, karena tidak sendikit rumah tangga mereka ditunggui oleh wanita Indon dan menonton sinetron Indonesia. Mereka tentu saja tidak ingin seperti Singapura yang sudah berhasil menguburkan identitas Melayu.
    Sehingga Malaysia selalu mencari akar budaya yang kuat, termasuk ingin mengklaim beberapa budaya Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Namun karena pihak Jawa mengerti betul pola ini, maka mereka sangat menentang sikap Malaysia tersebut dengan sambutan Ganyang Malaysia. Terkait dengan Aceh yang memiliki sistem kebudayaan yang sama sekali berbeda dengan Melayu juga diusahakan untuk dikaburkan dan dikuburkan. Sistem kebudayaan dimaksud, mencakup tiga hal; bahasa (bahasa Aceh), sejarah (Aceh memiliki sejarah sendiri), kebudayaan (Aceh memiliki kebudayaan sendiri). Kalau dilihat lebih seksama kebudayaan Melayu itu tidak ada kaitannya dengan Tanah Aceh, melainkan dekat dengan Pattani dan Pulau Jawa. Orang Negeri Sembilan kebanyakan berasal dari Minangkabau. Orang Johor dan Selangor tidak sedikit berasal dari Jawa. Sedangkan Pulau Pinang memang menurut sejarah diciptakan sebagai kawasan perdagangan.

    Orang Aceh yang masih berbahasa Aceh bisa dijumpai di Kedah. Bahkan sejarah Melayu versi Malaysia lebih banyak diberitakan yang bersumber pada kitab Negarakertagama. Artinya walaupun ada hubungan kerajaan atau peperangan dengan Kerajan Aceh Darussalam, namun Kerak Peradaban Melayu (KPM) di Malaysia tidak ada hubungannya dengan Kerak Peradaban Aceh (PKA). Garis peradaban mereka bersinggungan dengan Jawa-Sriwijaya (Palembang dan Jambi) -Temasek (Singapura) -Nakhorn Sri Thammarat (Thailand).

    Inilah kelalaian para penulis Aceh di dalam menulis identitas peradaban sendiri. Dulu para penulis Aceh telah menghasilkan kitab-kitab untuk digunakan sebagai pedoman kebudayaan Aceh dengan segala keontentikannya, dimana beberapa sariannya belakangan dijadikan sebagai kerak peradaban Melayu-Malaysia. Namun sayangnya setelah melihat kegemilangan Malaysia saat ini, KPA (Kerak Peradaban Aceh) mulai menghilang.

    ReplyDelete
  187. Orang Aceh agaknya bangga diklaim sebagai bagian dari Melayu. Padahal orang Melayu tidak pernah bangga menjadi bagian dari KPA. Sebagai contoh kecil, tarian seudati, ranup lampuan, ratoh duk, tarian seribu tangan, saman tidak akan pernah dijumpai di dalam sejarah tarian Melayu di Malaysia. Mereka hanya memiliki tarian zikir hulu yang berkembang di Kelantan dan Terengganu. Tarian-tarian Melayu di Malaysia lebih mirip dengan tarian Melayu-Riau. Sedangkan di Sabah dan Serawak budaya mereka lebih dekat ke budaya di pulau Kalimantan. Dari segi pakaian adat orang Aceh, jika dibuka lagi sejarah KPA maka akan terkuak bahwa adat pakaian orang Aceh sama sekali berbeda dengan orang Melayu.

    Salah satu pepatah Melayu adalah lembu punya susu, sapi punya nama. Artinya kita yang memiliki KPA jangan sampai diklaim sebagai bagian dari kebudayaan wangsa lain. Jika ditilik dari sejarah, tanah Melayu memang tempat pertemuan beberapa budaya, mulai budaya Jawa, Thai, hingga Aceh. Karena itu keaslian Melayu di Malaysia masih diperdebatkan oleh para peneliti. Untuk mengamankan identitas Melayu, pihak Malaysia berhenti di depan konstitusi sebagai orang Melayu yang sah. Inilah kegusaran pendiri bangsa Malaysia ketika merumuskan konsep negara Malaysia, supaya suku-suku lain mendapat tempat di dalam konstitusi Malaysia. Namun puak Melayu tetap diutamakan sebagai bumiputera. Sebagai bukti kegusaran ini adalah munculnya kerusuhan besar-besaran pada tahun 1969 akibat dari pergesekan identitas Melayu dengan identitas lainnya (Cina). Namun kita orang Aceh tanpa memahami pergumulan atau konflik identitas ingin menyandingkan dengan budaya berada dibawah kita.

    Saat ini upaya untuk menggali KPA sudah hilang seiring gencarnya upaya Malaysia memelayukan Aceh dan upaya orang Aceh memelayukan diri mereka sendiri. Dalam beberapa literatur sejarah (mulai dari Denys Lombard hingga Tgk Chik Kutakarang) yang sangat jelas diterangkan bahwa Aceh merupakan sebuah peradaban sendiri yang megah. Sulit mencari raja sekaliber Iskandar Muda di Tanah Melayu. Sulit mencari kitab sebanding dengan Sirat al-Mustaqim (karya Syaikh Nurdin Ar-Raniry) dan Tarjuman Mustafid dan Mir’at Tulllab ( karya Syaikh Abdur Rauf al-Singkili) di dalam sejarah Malaysia. Karena itu pula ulama dari Mekkah dan Madinah lebih tertarik ke Aceh daripada ke semenanjung Melayu, karena mereka paham betul bahwa ada KPA di ujung pulau Sumatra ini memiliki kaitan yang kuat dengan kerak peradaban mereka di Timur Tengah. Ini disebabkan oleh asal usul orang Aceh berasal dari wangsa yang paling terhormat di dunia. Kita khawatir dengan perebutan gelar dan simbol, marwah dan martabat wangsa Aceh menjadi seperti yang terjadi hari ini.

    ReplyDelete
  188. Karena itu kita mengharapkan adanya pengetahuan sejarah identitas yang komprehensif di Aceh. Sejauh pengetahuan saya, tidak ada pelajaran KPA mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi di Aceh. Suku Dayak yang masih tinggal di tengah hutan sudah menggagas Dayakologi untuk menjadi sebuah ilmu seluk beluk mengenai kehidupan orang Dayak. Sedangkan Aceh belum berani memunculkan Acehnologi (ilmu tentang seluk beluk Aceh). Adapun suku Jawa telah membenamkan kerak peradaban mereka ke seluruh Indonesia, termasuk kehidupan masyarakat Aceh. Karena kealpaan dan kelalaian inilah maka tidak mengejutkan persoalan identitas wangsa Aceh akan dikaburkan beberapa tahun yang akan datang.

    Upaya menelusuri KPA melalui Acehnologi ini perlu dipertimbangkan. Di Aceh misalnya tidak sedikit gelar bangsawan yang punya makna identitas kebudayaan Aceh. Namun gelar dan atribut tersebut tidak lagi dipandang perlu dan digunakan oleh beberapa artis ibukota. Orang Aceh bangga dan tidak pernah merasa malu akan larinya makna KPA tersebut. Di Aceh tidak sedikit gaya bahasa Aceh yang penuh dengan estetika dan semiotik, namun sama sekali tidak menjadi pelajaran penting di sekolah atau perguruan tinggi. Tidak ada jurusan Studi Aceh (Aceh Studies) di Perguruan Tinggi Aceh. Bahkan generasi muda susah berbahasa Aceh. Perihal Acehnologi memang masih sangat tabu ibarat pijet dalam kasoe brok. Ini disebabkan oleh format dan struktur identitas Aceh sudah menghilang, kecuali simbol-simbol saja untuk keperluan Qanun Adat Istiadat yang kemudian disimpan di dalam lemari. Karena itu tidak mengejutkan jika 30 tahun yang akan datang ilmu tentang seluk beluk Aceh harus dipelajari di Semenanjung Melayu, karena Aceh adalah Melayu. Inilah kecelakaan sejarah yang paling fatal bagi wangsa Aceh.

    * Penulis adalah antropolog tinggal di Banda Aceh.

    ReplyDelete
  189. Dimanakah kubur2 orang acheh yang dibunuh? memang indojawa sangat kejam......

    ReplyDelete
  190. if you state 1000 bad thing about indonesia, we also can said 1.000.000 bad things about MALAYSIA MADE BRITISH easily TOO...

    ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    Jangan stress donz....hehehe....

    ReplyDelete
  191. hxxp://www.freewebs.com/luengs a/indon.htm

    Phewwwww, ini dia NASIONALISME kebanggaan kalian ----> Hasil dari usaha "penyatuan" oleh wong Jowo dan PEMBANTAIAN ETNIS!!

    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    Ya ampun, FOTO2 BUKTI lagi. Benar2 kejam jawa itu yah?

    aku benar2 kasihan mengapa wujud lagi bangsa yang tidak bertamadun mencari penyelesaian dgn membunuh anak2 yang tidak berdosa..org2 tua yang tidak berdaya malah perempuan2 muda d cabul..
    inikah tamadun jawa yang d bangga kan?

    ReplyDelete
  192. kami cuma kasihan dengan bangsa acheh yang menderita akibat kekejaman TNI jawa indon yang membunuh rakyat2 acheh yang tidak berdosa,karena nasionalisme jawa yang membuta tuli,mereka sanggup membunuh saudara seagama sendiri?NASIONALISME apakah itu?

    ReplyDelete
  193. "Dalam hukôm islam hana saboh prang njang leubèh sutji nibak prang geutanjoë talawan peundjadjah kaphé djawa-pantjasila uroë njoë. Langèt ngon Bumoe, Tuhan ngon Malaikat,Éndatudroë njang ka sjahid mandum na rot geutanjoë, mandum na sadjan geutanjoë. Dan Uléh sabab buët pendjadjahan kaphé beulanda ka djidjak sambông uléh kaphé djawa-pantjasila maka ka wadjéb talawan kaphé djawa njoë lagèëéndatu geutanjoë ka wadjéb neulawan kaphé beulanda uroëdjéh" WN Tgk Hasan di Tiro.

    "Bèk djak tirèë2 keulakuan pantjuri2 djawa njang ka djidjak teuka u naggroë geutanjoë, djidjak peu-ureuëng2droë sibagoë peumeurintah ateuëh nanggroë geutanjoë. Djih hana sah djiduëk di atjèh meu-siminèt-pih. Dan pajah tapitjrok-djih lagèëéndatu geutanjoë ka neu-pitjrok beulanda uroëdjéh!"

    ReplyDelete
  194. hxxp://www.freewebs.com/luengs a/indon.htm

    Phewwwww, ini dia NASIONALISME kebanggaan kalian ----> Hasil dari usaha "penyatuan" oleh wong Jowo dan PEMBANTAIAN ETNIS!!

    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    "KEBIADABAN KAFIR indonesia jawa tidak akan kita maafkan oleh kita Bangsa Aceh. Lihat dalam foto, bagaimana kafir laknat penjajah indonesia jawa membunuh anak2 Bangsa Aceh di depan ibu2 mereka yang telah tua. Kemudian kafir laknat indonesia jawa itu telah mengikat tangan2 ibu mereka.....Demi Allah, kita Bangsa Aceh wajib terus memerangi kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila. KITA BANGSA ACEH JANGAN SEKALI-KALI PATAH SEMANGAT dalam memerangi kafir laknat indonesia jawa yang biadab itu.

    ReplyDelete
  195. SIAL JAWA PULANGKAN semula kekayaan ACHEH ...
    -Dari Anak Jati Acheh-

    ReplyDelete
  196. Jawa dan Serbs itu memang sama kejamnya dalam membunuh, memperkosa dan menyolong.

    Serbs itu orthodox kristian, jawa itu orthodox kejawen.

    Kalau Serbs dibilang bangsa pengganas, Jawa juga adalah pengganas. Serbs dan jawa dua2nya memegang kuasa military. Kosovo itu muslim, acheh juga muslim. dua2 pernah dibantai oleh serbs dan jawa.

    So, kasus Acheh dan Kosovo tidak banyak bezanya.

    That is why Indonesia tidak mau mengiktiraf kemerdekaan Kosovo, kerana takut bertempias ke acheh. Mengenangkan dosa2 sendiri memang pahit loh.

    ReplyDelete
  197. Jawa dan Serbs itu memang sama kejamnya dalam membunuh, memperkosa dan menyolong.

    Serbs itu orthodox kristian, jawa itu orthodox kejawen.

    Kalau Serbs dibilang bangsa pengganas, Jawa juga adalah pengganas. Serbs dan jawa dua2nya memegang kuasa military. Kosovo itu muslim, acheh juga muslim. dua2 pernah dibantai oleh serbs dan jawa.

    So, kasus Acheh dan Kosovo tidak banyak bezanya.

    That is why Indonesia tidak mau mengiktiraf kemerdekaan Kosovo, kerana takut bertempias ke acheh. Mengenangkan dosa2 sendiri memang pahit loh.
    ____________________________________________________________________

    Kenapa indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia tidak mau mengiktiraf kemerdekaan kosovo? Katanya orang jawa itu pencinta agama dan sesama muslim?

    Emang apa kaitan bangsa pengganas Serbs dengan Jawa?

    ReplyDelete
  198. Nah, apa kata Muslim2 Jawa dalam soal Aceh yang ingin membangunkan sebuah negara Islam?

    hmmmm.... Muslim2 jawa menghantar Laskar Jihad ke Poso yah? hehehehe.... mo bikin opo di Poso? Kenapa tidak ke Aceh saja?

    ReplyDelete
  199. Kalau perjuangan Jawa menentang PENJAJAH VOC itu dianggap sakral, kenapa saat Aceh menentang PENJAJAH JAWA dibilang 'separatis'?

    ReplyDelete
  200. "Sampai sekarang keadaan orang jawa masih sangat terikat dengan kebudayaan Hindu dan Jawanya. Inilah yang membuat seorang perwira muda Republik Islam Aceh (RIA) S.S Djuangga Batubara menyayangkan :”Adalah sangat menyedihkan kiranya bagi orang Islam Jawa, ikatan darah Jawa lebih kental daripada ikatan Islam”. Apabila berhadapan antara Islam dengan Jawa, mereka tetap memilih Jawa dan meninggalkan Islam, seperti kasus penerimaan azas tunggal Pancasila sebagai pengganti Islam di masa Orde Baru pimpinan Soeharto."

    Jawa tetap memilih darah rasnya dibanding agama dan Tuhan yang Esa walau sudah dikasi pendidikan agama yg cukup di pesantran.

    Apa itu bangsa yang sangat bangga sama darah bangsa dan menganggap Tuhan dan agama itu eksklusif untuk bangsa nya saja ====> ZIONISM!

    ReplyDelete